
Jerman adalah Negara Sepak Bola yang Sejauh ini Cukup Sukses
Ketika kita membicarakan negara mana yang menghasilkan sepak bola terbaik di dunia, maka 5 liga top di Eropa akan menjadi yang terdepan.
Mulai dari Inggris, Spanyol, Italia, Perancis sampai Jerman jadi pembicaraan.
Belum lagi dengan nama-nama seperti Belanda, Portugal, Belgia, Brazil atau Argentina.
Namun, Jerman menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir dan sering dicap sebagai yang terbaik di dunia.
Berikut 10 alasan mengapa sepak bola Jerman adalah yang terbaik di dunia.
1. Banyak Pelatih Berkualitas
Level tim nasional, Jerman memang sedang mengalami penurunan.
Namun, hasrat negara tersebut akan sepak bola terbilang masih menggebu-gebu, termasuk di bidang kepelatihan.
Statistik tahun 2018 menunjukan bahwa Jerman memiliki 34.970 pelatih, lebih banyak ketimbang negara lain seperti Italia, Spanyol, Perancis, bahkan Inggris (hanya punya 2.769 pelatih).
Pelatih yang dimaksud bukan hanya pelatih kepala atau manajer, melainkan pelatih teknik, pelatih kiper, pelatih muda dan lain-lain.
Puncaknya, pada 2020 kemarin, 2 dari 3 nominasi pelatih terbaik FIFA datang dari Jerman, yaitu Jurgen Klopp dan Hansi-Flick.
Belum lagi, 3 dari 4 pelatih di semifinal Champions League datang dari Jerman, yaitu Flick, Thomas Tuchel dan Julian Nagelsmann.
2. Konsistensi
Aspek kunci lain dari kemajuan sepak bola Jerman adalah konsistensi.
Semua kelompok usia umur pasti diajarkan formasi 4-2-3-1 yang sudah disetujui oleh federasi sepak bola Jerman beserta para pelatihnya.
Artinya, para pemain muda sudah dipersiapkan sedemikian rupa agar mereka siap untuk tampil di level selanjutnya.
3. Fokus ke Pembinaan Pemain Muda
Memiliki tim akademi adalah sebuah hal yang ditangani secara serius di Jerman.
Dengan banyaknya jumlah pelatih, tentunya banyak pemain yang bisa dilatih di suatu tempat.
Jerman menjadi yang terdepan dalam timbal balik antara hubungan pelatih dan pemain muda.
Hasilnya, rata-rata usia pemain di Bundesliga (26,09) menjadi yang termuda di 5 liga terbaik di Eropa menurut data situs colgadosporelfutbol(dot)com.
La Liga (27,34), Serie A (27,26), Premier League (27,08) dan Ligue 1 (26,30) masing-masing menempati urutan dari pemain tertua sampai termuda.
4. Para Pemain Muda Diberikan Kesempatan
Bundesliga tidak pernah ragu untuk memberikan kesempatan kepada para pemain muda.
Para pemain seperti Timo Werner, Jadon Sancho, Niklas Sule dan Kai Havertz sudah bermain lebih dari 100 penampilan untuk klub mereka masing-masing di Jerman kala itu.
Bahkan, saat itu mereka masih bisa bermain untuk tim U21.
Tidak sampai di situ, bahkan para pemain seperti Youssoufa Moukoko dan Malick Sanogo bisa tampil di saat usia mereka masih sangat belia.
5. Banyak Pemain Homegrown
Pasalnya, status tersebut berarti bahwa suatu tim berhasil menghasilkan pemain yang dididik oleh mereka sendiri.
Terlebih, mayoritas homegrown adalah pemain yang berasal dari negara asal kompetisi itu berasal.
Meskipun La Liga menjadi yang terbanyak (52%) pemain homegrown bisa bermain untuk tim nasional Spanyol), akan tetapi Jerman juga memiliki angka yang tinggi.
Sebanyak 41% pemain Bundesliga saat ini adalah berstatus sebagai homegrown dan bisa bermain untuk tim nasional Jerman.
Inggris (38%) serta duo Perancis dan Italia (36%) berada di peringkat 4 dan 5 dari 5 liga top Eropa.
Statistik di atas diambil di awal musim 2020-2021.
6. Persaingan Ketat di Tim Inti
Logika diperlukan untuk memahami poin ini.
Pelatih yang bagus akan menghasilkan lebih banyak pemain berkualitas.
Imbasnya, kompetisi untuk mendapatkan tempat di susunan pemain akan semakin sengit.
Dengan begitu, pemain yang tampil setiap minggunya di Bundesliga sudah bisa dipastikan sebagai yang terbaik di timnya.
7. Teknik, Bukan Fisik Saja
Sepak bola zaman dahulu lebih dikenal sebagai permainan dengan kebutuhan fisik yang kuat dan besar.
Namun, kini semua itu berubah.
Sepak bola saat ini lebih mengedepankan teknik serta taktik.
Pemain seperti Joshua Kimmich (176 cm), Serge Gnabry (175 cm), Leon Bailey (178 cm), Charles Aranguiz (171 cm), Thorgan Hazard (174 cm) dan Raphael Guerreiro (170 cm) adalah sedikit contoh dari kasus ini.
8. Jeda Musim Dingin
Para pemain sepak bola adalah manusia yang bisa kelelahan, bukan robot yang selalu kuat.
Latihan keras tiap minggunya ditambah dengan perjalanan jauh serta berlari setiap pertandingannya tentu sangat melelahkan.
Bundesliga menyajikan solusi untuk masalah ini, yaitu jeda musim dingin atau winter break selama 1 bulan.
Dengan begitu, para pemain bisa beristirahat secara fisik dan psikis sehingga bisa menghadapi musim yang panjang.
9. Mentalitas
Mental baja terlahir dari banyak cara.
Salah satu cara dari melatih mental tersebut adalah bermain di puluhan ribu pasang mata.
Bundesliga Jerman kembali menjadi yang terbaik.
Dari data di musim 2018-2019, Bundesliga menjadi liga dengan jumlah rata-rata penonton terbanyak di stadion dengan jumlah rata-rata penonton 43.449 per pertandingannya.
Premier League berada di urutan kedua (38.181), disusul oleh La Liga (26.811), Serie A 25.237 dan Ligue 1 (22.799).
10. Kebersamaan Hasilkan Kesuksesan
Secara tradisi turun temurun, kebersamaan tim nasional Jerman selalu terjaga.
Mereka selalu memilih tempat yang bisa menyatukan kebersamaan ketimbang kamar hotel untuk 1 orang.
Pada Piala Dunia 2014, skuad besutan Joachim Low menginap di Campo Bahia.
Tiga tahun yang lalu di Piala Dunia di Rusia, Jerman menginap di Vatuntinki Spa Complex, 16 km sebelah barat daya Moskow, tepatnya di dalam sebuah hutan.
Selain dari itu, memang tim nasional Jerman sudah sangat berprestasi sejak dulu.
Jerman sudah berhasil meraih 4 trofi Piala Dunia (Italia juga 4).
Kedua negara tersebut hanya kalah dari Brazil (5).
Di ajang Piala Eropa, Jerman menjadi yang tersukses bersama dengan Spanyol.
Kedua negara total sudah merengkuh 3 gelar ini.

Pingback: Naomichi Ueda Resmi Dipinjam oleh Nimes
Pingback: Arti Kata dan Sejarah “Borussia” di Klub Dortmund dan Mönchengladbach
Pingback: Hertha BSC Kalah Saing dari Union Berlin
Pingback: Wonderkid Bayern Munich asal Jerman, Jamal Musiala
Pingback: 10 Transfer Pemain Terburuk di Premier League Musim 2020-2021
Pingback: Silas Wamangituka, Calon Kuat Rookie of The Year Bundesliga 2020-2021
Pingback: Marco Rose adalah Pelatih yang Tepat untuk Borussia Dortmund
Pingback: Schalke Degradasi dan Diserang Fans, Bagaimana itu Bisa Terjadi?
Pingback: Hertha Berlin Kalah Saing dari Union Berlin
Pingback: Rahasia Sukses Jepang di Dunia Sepak Bola Asia dan Dunia
Pingback: Felix Magath Kritik Bundesliga: "Tidak Ada Lagi Nilai Kompetitif"