Connect with us

Artikel Top Peluit

5 Alasan Dortmund akan Gugurkan Manchester City di Champions League

1) Erling Haaland Sangat Sulit Dibendung

Erling Haaland tentunya akan menjadi ancaman utama bagi Manchester City.

Pemain berusia 20 tahun ini memiliki ikatan yang istimewa dengan City, pasalnya, sang ayah, Alf-Inge Haaland adalah mantan pemain Manchester City.

Sejauh ini, Haaland yang baru bermain sebanyak 52 penampilan bersama Dortmund sudah berhasil mencetak 49 gol dan membuat 13 assist yang artinya setiap pertandingan, Haaland selalu berpeluang berkontribusi dalam lahirnya minimal 1 gol Dortmund.

Musim ini, Haaland adalah top skor Champions League dengan 10 gol, unggul 2 gol dari Kylian Mbappe.

Erling Haaland

Haaland adalah pencetak rekor Champions League dengan berhasil menjadi pemain paling muda yang berhasil mencetak 20 gol di kompetisi ini.

Penyerang asal Norwegia ini adalah ancaman bagi pertahanan City secara umum.

Hanya 1 gol yang tidak dicetak Haaland dari dalam kotak penalti, yaitu ketika meluncurkan tendangan roket melawan Paris Saint-Germain di kompetisi musim lalu.

Selain berpostur tinggi, 194 cm serta berbobot besar 88 kg, Haaland juga berkecepatan tinggi.

Dalam pertandingan terbarunya ketika menang 3-2 melawan VfB Stuttgart di Bundesliga, Haaland mencatatkan kecepatan tertinggi baru yang berhasil diraihnya, yaitu secepat 36 km per jam.

Dengan semua pencapaiannya, sang pemimpin klasemen sementara Premier League ini harus berhati-hati menjaga keberadaan Haaland di lini pertahanan.

2) Jadon Sancho Berpeluang Bermain

Jadon Sancho akan berhadapan dengan mantan klubnya, yaitu Manchester City.

Sang pemain tim nasional Inggris meninggalkan City di usia 17 tahun pada tahun 2017 karena menyadari sulitnya bersaing dengan para pemain City lainnya.

Bersama dengan Dortmund, kini Sancho adalah salah satu pemain sayap terbaik di dunia dan hanya membutuhkan 1 pertandingan lagi di Bundesliga untuk mencapai rekor 100 pertandingan.

Sancho adalah pemain yang terbukti mampu mencetak gol dan membuat assist.

Selama 130 penampilan bersama Dortmund di semua kompetisi, Sancho sudah mencetak 46 gol dan membuat 60 assist.

Jadon Sancho, pemain Borussia Dortmund

Terbaru, Sancho berhasil mendapatkan gelar Pemain Terbaik Bundesliga Bulan Ini pada Februari lalu karena 3 gol dan 2 assist.

Kombinasi Sancho dengan Haaland tentunya akan membuat pusing Pep Guardiola memikirkan bagaimana cara menghentikan mereka.

Pasalnya, musim ini, 6 dari 9 assist yang sudah dibuat Sancho di Bundesliga adalah untuk gol Haaland.

Dengan kecepatan dan kelincahannya, Sancho adalah pemain yang paling diincar oleh pemain bertahan lawan.

Akibat banyaknya pemain bertahan yang mendekati Sancho, maka akan tercipta ruang kosong yang bisa dimanfaatkan oleh Haaland dalam mencetak gol.

3) Dortmund Lebih Mematikan di Babak Kedua

Dortmund akan menghadapi tim dengan pertahanan terbaik di Champions League musim ini, yaitu hanya kebobolan 2 gol.

Gol Marco Reus di leg pertama adalah salah satu golnya.

Pada ajang Bundesliga, Dortmund hanya berada di belakang Bayern Munich dan RB Leipzig dalam hal mendapatkan poin di babak kedua, yaitu 74% dari gol mereka (43/58) datang setelah turun minum.

Lebih dari setengah (31) gol datang di antara menit 46-60 dan 76-90.

Pada 2 periode itu, City kebobolan lebih dari 43% gol di Premier League.

Marco Reus

Lima belas menit setelah turun minum adalah kelemahan terbesar dari Pep Guardiola, di mana Manchester City kebobolan lebih dari 23% gol di periode tersebut.

Pada periode tersebut, hampir 25% gol Dortmund di liga terjadi di periode tersebut, termasuk gol pertama Jude Bellingham di Bundesliga dan akhir dari paceklik gol Marco Reus.

Periode paling subur Dortmund datang di 15 menit terakhir di liga, di mana mereka mencetak 16 dari 58 gol (27,5%).

Ansgar Knauff, pemain muda berusia 19 tahun, juga berhasil membuka rekening golnya pada akhir pekan lalu di periode tersebut.

Pada leg pertama, gol Reus pun juga terjadi di menit tersebut.

Terbaru, City kalah dengan skor 2-1 di kandang sendiri dari Leeds United di kandang mereka sendiri, Etihad Stadium, juga kalah di periode tersebut.

Awal yang cepat juga bisa menjadi keunggulan Dortmund di mana pada Der Klassiker melawan Bayern Munich lalu, Haaland mencetak 2 gol cepat di 9 menit pertama.

4) Hanya Butuh Menang 1-0 Untuk Lolos

Meskipun banyak terpeleset di Bundesliga, nyatanya Dortmund masih tampil gemilang dan bangkit dari keterpurukan di pertandingan besar melawan Sevilla, RB Leipzig, Zenit dan Wolfsburg.

Andai pasukan Edin Terzic ini hanya menang 1-0 pun, Dortmund akan tetap melaju ke semifinal.

Dengan kehadiran Haaland, Sancho dan Reus di tim, mencetak gol seperti hanya masalah kapan akan terjadi.

Mereka pernah melakukan hal serupa ketika melawan City, tepatnya saat fase grup Champions League musim 2012-2013 di mana gol Julian Schieber berhasil memastikan kemenangan 1-0 di Signal Iduna Park.

Borussia Dortmund saat melawan Sevilla musim ini

Marco Reus juga berhasil mencetak gol di Etihad Stadium pada saat itu, di mana skor berakhir 1-1.

Dortmund dengan senang hati akan menyambut City, di mana mereka berhasil menang di 5 dari 7 pertandingan terakhir di ajang Champions League di markas mereka sendiri, Signal Iduna Park.

Dalam 39 pertandingan terakhir, Dortmund selalu mencetak minimal 1 gol di semua kompetisi.

Belum lagi, dengan naiknya nama Bellingham dan Knauff, Dortmund seperti tidak ada habis-habisnya kehilangan harapan.

5) Dortmund Lebih Besar di Eropa Ketimbang City

Untuk bisa bersaing di Champions League adalah sebuah pertarungan sejarah yang panjang.

Hanya ada 1 pemenang baru di Champions League pada 10 tahun terakhir, yaitu adalah Chelsea di 2012.

Sebelumnya, adalah Dortmund yang berhasil juara pada 1997 ketika menyingkirkan juara bertahan asal Italia, Juventus, dengan skor 3-1 di Munich.

Dortmund juga berhasil mencapai babak final, tepatnya ketika kalah di Wembley pada 2013 dari Bayern Munich.

Dengan segala macam faktor penunjang untuk juara, tidak semudah dengan hanya menggelontorkan uang.

Hal itu adalah yang dialami oleh Manchester City, meskipun perkasa di Premier League atau Champions League dalam beberapa tahun terakhir, namun mental mereka tidak cukup kuat untuk bisa juara di kompetisi antar klub tertinggi di Eropa ini.

Satu-satunya prestasi Manchester City di Eropa adalah pada musim 1969-1970 ketika mereka berhasil menjadi kampiun UEFA Cup Winners’ Cup melawan Górnik Zabrze dari Polandia.

Manchester City setelah gugur dari Spurs di UCL 2018-2019

Tahun depannya, mereka hanya bisa sampai babak semifinal.

Barulah pada musim 2015-2016, Manchester City berhasil mencapai babak semifinal lagi, namun harus gugur dari Real Madrid dari Spanyol.

Sampai musim lalu, City selalu gugur dari tim yang secara koefisien UEFA lebih rendah dari Dortmund.

Pada musim 2016-2017, City gugur dari AS Monaco, tim Perancis.

Tiga musim terakhir City di Champions League selalu gugur di babak perempat final.

Liverpool, Tottenham Hotspur dan Lyon berhasil menyingkirkan City dalam 3 musim terakhir.

Dortmund berpeluang lolos kalau dilihat dari tren ini.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P