Connect with us

Artikel Top Peluit

5 Alasan Inter Milan akan Mencuri Scudetto Juventus

Akhir Dominasi Si Nyonya Tua?

Hal yang tidak diduga-duga hampir terjadi musim lalu di mana Inter Milan hampir juara Serie A Italia. Meskipun Juventus menjadi juara Serie A Italia musim lalu, mereka tetap tampak goyah secara klub.

Inter Milan yang dipimpin oleh manajer berpengalaman di diri Antonio Conte adalah penyebab utama melesatnya Nerazzurri musim lalu. Inilah alasan mengapa Peluit Panjang berpikir bahwa Juventus akan disingkirkan oleh Inter Milan dalam perebutan scudetto.

  1.     Andrea Pirlo Tidak Punya Pengalaman Melatih

Pirlo memang salah satu pemain sepak bola terbaik di generasinya. Selain itu, DNA juara sudah tertanam di dirinya di mana ia mengantongi 4 gelar Serie A. Meskipun begitu, Pirlo tidak punya pengalaman melatih di level tertinggi sama sekali. Pirlo saat itu baru 9 hari menjabat sebagai pelatih kepala Juventus U23 sebelum akhirnya dikontrak menjadi manajer tim utama.

Pirlo

Dengan minimnya pengalaman, sulit untuk berharap lebih dari Pirlo. Belum lagi, Pirlo akan berurusan dengan banyak bintang lapangan seperti Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, Matthijs de Ligt, Leonardo Bonucci, Gianluigi Buffon, dan lain sebagainya. Secara pemain, Pirlo terbukti bisa berususan dengan tekanan dan menjadi salah satu yang terbaik, namun di dunia kepelatihan Pirlo masih nihil.

  1.    Belum Settle dalam Gaya Bermain

Juventus sedang dalam masa transisi perubahan gaya bermain. Era Massimiliano Allegri, Juventus bermain lebih pragmatik. Lalu, masuk ke era Maurizio Sarri dengan gaya bermain lebih menyerang dan lebih indah.

Meskipun Cristiano Ronaldo berhasil beradaptasi di Serie A Italia, Juventus tetap terlihat kesulitan dalam bermain. Bianconeri terlihat kesulitan untuk bermain secara ball possession ala Sarriball.

Ramsey dan Ronaldo

Para bintang Juventus kesulitan untuk beradaptasi dengan sistem, Sarri sendiri yang mengakui. Hal tersebut juga terpancar jelas dari tersingkirnya Juventus dari Liga Champions Eropa oleh Lyon. Produktifnya Dybala, Ronaldo, dan kawan-kawan bisa sedikit menutupi kekurangan gaya bermain Juventus.

Belum terlihat terlalu jelas tentang seperti apa Pirlo akan memanfaatkan para anak asuhnya. Dalam konteks gaya bermain, 2 manajer sebelum Pirlo terlihat kontras dalam pendekatannya. Allegri lebih bermain bertahan sedangkan Sarri lebih bermain menyerang.

  1.     Juventus Fokus ke Liga Champions

Jarang terjadi seorang manajer dipecat usai membawa timnya menjuarai liga. Namun, hal itu terjadi kepada Maurizio Sarri usai membawa Juventus meraih scudetto untuk yang ke-9 kali secara beruntun.

Ketidaksabaran para petinggi Juventus menjadi penyebab pemecatan tersebut. Sarri dipecat usai Juventus gugur oleh Lyon di Liga Champions.

Bonucci

Allegri juga bernasib serupa dengan Sarri, yaitu dipecat usai gagal menjuarai Liga Champions meskipun juara liga. Cristiano Ronaldo didatangkan demi ambisi meraih trofi ‘si kuping besar’, namun Allegri dan Juventus gagal memanfaatkan kualitas dan pengalaman CR7.

Prioritas Pirlo tentu untuk berkompetisi di Eropa dan menjuarai Liga Champions. Conte selaku manajer klub rival tentu lebih paham tentang tekanan untuk memenangkan banyak kejuaraan.

  1.     Antonio Conte Haus akan Pembuktian Diri

Antonio Conte adalah legenda Juventus. Conte memenangkan Serie A Italia berkali-kali bersama Si Nyonya Tua sebagai pemain dan manajer. Ketika ia menandatangani kontrak menjadi manajer Inter Milan, salah satu rival terbesar Juventus, ia tentu paham akan konsekuensi yang akan didapat. Conte dianggap sudah menodai warisannya di Allianz Stadium.

Conte Inter Milan

Conte ingin membuktikan dirinya kepada dunia. Target utamanya tentu adalah meruntuhkan dominasi Juventus di Serie A Italia. Musim lalu, hal tersebut hampir saja terjadi. Imbasnya, Conte sangat putus asa dan hampir meninggalkan klub. Namun, kini seluruh klub mendukung Inter. Conte selalu memenangkan semua gelar liga di mana pun ia berada, mulai dari Bari sampai Chelsea. Kisah tersebut mungkin terulang kembali.

  1.     Inter Milan Lebih Aktif Berbelanja

Juventus dan Pirlo belum melakukan banyak hal di bursa transfer pemain musim ini. Di lain sisi, Conte dan Inter sudah mendatangkan banyak pemain yang menarik. Pirlo juga belum jelas akan bermain dengan pendekatan seperti apa, namun Conte sudah pakem dengan formasi 3-5-2.

Achraf Hakimi didatangkan dari Real Madrid sebagai salah satu talenta berbakat di Eropa. Gelandang tengah generasi emas Italia di dalam diri Nicolo Barella dan Stefano Sensi sudah dipermanenkan oleh Inter Milan usai mereka pinjam musim lalu.

Stefano Sensi

Gelandang Inter bisa dibilang sudah penuh dengan kualitas. Ada rumor yang mengatakan bahwa Christian Eriksen akan dijual apabila ada penawaran dengan harga yang cocok.

Selanjutnya, Inter sudah mendatangkan bek kiri penuh pengalaman: Alexander Kolarov. Alexis Sanchez juga sudah dipermanenkan oleh Inter Milan usai dipinjam dari Manchester United.

Inter juga dikabarkan mengejar Arturo Vidal dan N’Golo Kante (meski dikabarkan sudah ditolak Chelsea. Aktifnya Inter Milan di bursa kali ini semakin menguatkan sinyal keseriusan mereka mendapatkan gelar Serie A Italia.

Pemain yang baru datang ke Juventus adalah Emre Can yang baru kembali dari masa peminjaman di Borussia Dortmund. Selain itu, Juventus sudah meminjam Weston McKennie, gelandang muda berkebangsaan Amerika Serikat dari klub Schalke 04.

Juventus dikenal ahli mendatangkan pemain gratis dan berkualitas. Contohnya, Fabio Cannavaro, Andrea Pirlo, Paul Pogba, sampai Kingsley Coman. Saat ini, keahlian tersebut belum terlihat lagi beberapa musim terakhir ini.

11 Comments