Sejarah Singkat Akademi Ajax
Ajax Amsterdam dikenal sebagai klub sepak bola penghasil talenta berbakat melalui akademi mereka.
Namun, apa yang membuat akademi Ajax ini bisa sedemikian rupa sehingga kerap dicap sebagai yang terbaik di dunia?
Akademi Ajax ini didirikan sejak 18 Maret 1900 di ibu kota Belanda, Amsterdam.
Ajax sangat bergantung dengan para pemain muda dari akademi milik sendiri.
Para pemain junior ini dilatih dengan cara yang sama persis seperti tim utama, sehingga mereka sudah terbiasa dengan gaya bermain yang sama.
Mulai dari gaya bermain yang sama (formasi 4-3-3), latihan, kebiasaan sampai peraturan, semua sama dari akademi sampai tim senior.
Ajax sendiri melalui situs resminya telah mengutarakan gaya bermain sepak bola mereka adalah atraktif, selalu ingin menyerang, kreatif, cepat, adil dan bermain di area lawan.
Ajax sudah mengembangkan modul TIPS yang berarti Technique (teknik), Insight (wawasan), Personality (kepribadian) dan Speed (kecepatan).
Setiap bagian dari TIPS memiliki 10 kriteria yang diharapkan.
Secara umum, P dan S sudah bawaan lahir, namun I dan T selalu bisa dikembangkan lebih lanjut.
Fasilitas Kelas Dunia yang Dimiliki Akademi Ajax
Akademi Ajax memiliki misi utama memasok 3 pemain ke tim inti setiap 2 musim sekali.
Komplek latihan Ajax bernama Sportpark De Toekomst di kota Amsterdam.
Sportpark De Toekomst terletak persis di sebelah Amsterdam Arena, di mana tim inti Ajax bermain untuk pertandingan kandang.
Komplek Toekomst terdiri dari 8 lapangan sepak bola, di mana 4 lapangan adalah lapangan rumput alami, sisanya lapangan rumput buatan.
Secara total, ada 14 hektar luas lapangan sepak bola yang tersedia.
Stadion untuk tim cadangan dan tim muda pun tersedia.
Ajax juga memiliki 14 ruang ganti.
Terdapat juga lapangan dalam ruang atau indoor.
Ajax memiliki 12 tim yunior dan 1 tim utama.
Secara total, akademi Ajax terdiri dari 220 pemain yang mana hampir sekitar 95% berasal dari Belanda meskipun 50%-nya tidak lahir di negeri kincir angin tersebut.
Cara Ajax Merekrut Pemain Muda
Talentdagen Ajax Amsterdam Academy [foto oleh Louis van de Vuurst]
Akademi Ajax memiliki sistem perekrutan pemain muda yang luas dengan 55 pemandu bakat di seluruh dunia.
Sebagian besar, yaitu 50 pemandu bakat berlokasi di area sekitar Belanda.
Ketika seorang pemain sudah dipantau, pemandu bakat akan mengundang mereka ke hari seleksi bernama Talentdagen.
Pemandu bakat bersama pelatih tim muda akan memantau lebih dekat di hari itu.
Lima hal penting yang diperhatikan oleh pemandu bakat Ajax untuk merekrut pemain adalah sentuhan pertama, kesadaran posisi, kebiasaan pergerakan, pola pikir, serta modul TIPS.
Deretan Pemain Top Hasil Didikan Akademi Ajax beserta Prestasi Ajax Amsterdam
Para pemain yang mencapai puncak karir sebelum tahun 2000-an seperti Johan Cruyff, Rinus Michels, Marco van Basten, Frank de Boer, Frank Rijkaard, Dennis Bergkamp, Edgar Davids serta Patrick Kluivert adalah hasil didikan akademi Ajax.
Selain itu, Edwin van der Sar, Clarence Seedorf, Ryan Babel, John Heitinga, Nigel de Jong, Wesley Sneijder serta Rafael van der Vaart juga lulusan akademi ini.
Untuk pemain yang sudah melalang buana ada Daley Blind, Ryan Babel, Toby Alderweireld, Thomas Vermaelen, Jan Vertonghen, Christian Eriksen, serta Davy Klaassen.
Pemain muda berbakat yang mulai naik namanya akhir-akhir ini ada Serginho Dest, Matthijs de Ligt, Justin Kluivert serta Noussair Mazraoui.
Berkat sistem akademi yang sedemikian rupa, Ajax berhasil menjadi tim paling sukses di Belanda dengan 72 trofi, di mana PSV menyusul di belakangnya dengan 46 trofi dan Feyenoord dengan 36 trofi.
Di ajang Champions League, Ajax menjadi yang tersukses dengan torehan 4 trofi.
Ajax juga pernah juara 1 kali di ajang Europa League.
Pendekatan Teknis Akademi Ajax
Tidak seperti akademi sepak bola yang lain di mana 1 pelatih menangani 1 kelompok umur, Ajax memiliki pendekatan struktur kelompok umur yang berbeda.
Ajax justru memiliki spesialis yang bekerja untuk setiap kelompok umur untuk memastikan bahwa perkembangan para pemain menyeluruh.
Area ini disebut sebagai wheel atau roda yang terdiri dari 5 area.
Pertama ada kelompok umur 7-12 – ‘Onderbouw.’
Kedua ada kelompok umur 13-16 – ‘Middenbouw.’
Ketiga ada kelompok umur 17-20 – ‘Bovenbouw.’
Ke-empat ada administrasi akademi yang menjaga ketiganya.
Ke-lima ada tiga manager teknik di setiap kelompok umur beserta 1 pelatih Ajax Culture dalam 1 manajemen teknik.
Dibandingkan dengan akademi lain yang hanya memiliki 1 atau 2 pelatih yang fokus untuk 1 tim, Ajax memiliki tim yang spesialisasinya bekerja untuk mengembangkan pemain muda secara individu.
Sejak usia 5 tahun, para pemain ini sudah dipantau perkembangannya.
Fokus mereka mengembangkan kemampuan sosial, teknik, taktik serta atletik.
Dulu, Akademi Ajax hanya fokus di sepak bola, kini mereka mendirikan sekolah untuk memperhatikan aspek akademis serta pendidikan.
Pola Latihan Pemain Akademi Ajax
Selain pemain, Ajax juga memproduksi pelatih-pelatih tim usia dini yang hebat.
Tugas para pelatih tersebut adalah membimbing bakat-bakat mentah pemain akademi.
Untuk menjadi pelatih akademi, Ajax mematok agar setidaknya sang pelatih sudah pernah bermain di level tertinggi sepak bola.
Mantan pemain sering diemban tugas ini.
Saat ini, ada 13 pelatih akademi Ajax.
Sesi latihan dijalankan dengan tempo tinggi dan selalu bermain dengan bola serta bermain penguasaan bola.
Latihan taktik diperkenalkan kepada para pemain setelah menginjak usia 12 tahun ke atas.
Untuk latihan beban guna menambah massa otot, para pemain Akademi Ajax tidak diwajibkan melakukannya.
Kalaupun ingin melakukannya, hanya diizinkan 30 menit maksimal setiap harinya.
Pemain berusia di bawah 12 tahun hanya berlatih maksimal 3 kali dalam seminggu.
Sedangkan, pemain 13 tahun ke atas berlatih sebanyak 4 kali setiap minggunya.
Setiap akhir pekan, mereka akan melakukan pertandingan.
Ajax sangat menghindari latihan yang berlebih, sehingga hanya 3 atau 4 kali maksimal latihan per minggu, tergantung kelompok umur.
Seiring bertumbuhnya usia, para pemain akademi ini akan naik level secara ukuran permainan.
Pemain berusia 7 tahun bermain 8 lawan 8, usia 8-9 bermain 9 lawan 9 dan 10 tahun ke atas 11 lawan 11.
Akademi Ajax Amsterdam Menyediakan Sekolah dan Peduli Tumbuh Kembang Anak
Saat ini, Akademi Ajax memiliki fasilitas yang membuat para pemainnya bisa bersekolah sambal bermain sepak bola.
Hal ini berdampak positif bagi kehidupan pribadi para pemainnya untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan mereka.
Sekolah ini memiliki guru serta tutor yang mengajar pelajaran seperti nutrisi kesehatan, kinesiologi, latihan media, etika dan sikap, ekonomi, pajak dan keuangan.
Selain itu, sekolah ini juga punya studio multimedia, perpustakaan, laboratorium sains serta laboratorium bahasa.
Dampaknya, para pemain ini bisa terus memiliki karir tanpa harus mengorbankan pendidikan mereka.
Namun, sekolah yang disediakan oleh Ajax bukan berbentuk boarding school.
Para pemain harus tinggal paling jauh 35 km dari Amsterdam dengan maksimal perjalanan 90 menit.
Akademi Ajax menanggung semua ongkos perjalanan para pemain dengan menyediakan 20 bus.
Para pemain juga dilengkapi dengan asuransi yang dibayarkan setiap tahunnya sebesar 12 euro atau sekitar Rp 207 ribu.
Selain itu, Ajax juga peduli dengan tumbuh kembang kehidupan para pemain muda mereka.
Para pemain muda ini masih diizinkan untuk bermain dengan teman lingkungan rumah mereka agar tetap rileks tanpa tekanan dari pelatih serta masih bisa bersosialisasi dengan teman-teman.
Filosofi dan Visi Ajax yang Menjadi Tulang Punggung Klub
Stadion Akademi Ajax yang bernama De Toekomst memiliki arti the future atau masa depan.
Secara konsisten, Ajax memang selalu berhasil menghasilkan talenta-talenta yang bagus.
Dari usia 8 tahun sampai tim senior, para pemain ini memiliki filosofi bermain yang sama.
Belum lagi, keyakinan Ajax bahwa akademi adalah tulang punggung mereka yang semakin menegaskan filosofi mereka.
Ajax hanya akan membeli pemain apabila pemain akademi tidak ada yang cocok dengan kebutuhan tim inti.
Artinya, jika kamu bagus meskipun masih muda, kamu berpeluang bermain di tim inti.
Sepak bola modern telah membuat Ajax berubah menyesuaikan dengan zaman.
Sebagai tim yang dikenal sebagai pabrik pemain, Ajax selalu berhasil menjual pemain dengan harga yang bagus.
Dalam 5 tahun terakhir saja, Ajax sudah untung 259 juta euro atau sekitar Rp4,4 triliun.
Pingback: Sam Allardyce Juru Selamat Klub dari Degradasi
Pingback: Empat Derby Terbesar di Sepak Bola Spanyol
Pingback: Perancis Penghasil Pemain Sepak Bola Terbanyak di Piala Dunia
Pingback: Andalan Baru Lyon Bernama Tino Kadewere
Pingback: 20 Pemain Sepak Bola Pintar yang Memiliki Gelar Akademik Tinggi
Pingback: Penjelasan Lengkap Sistem Liga Super Eropa, European Super League
Pingback: Berita Transfer Januari 2021
Pingback: Perbedaan PSG-Manchester City Dalam Hal Strategi Transfer
Pingback: Gelandang Bertahan Terbaik Dunia 2021: 10 Pemain Versi Peluit Panjang