
7 Fakta Derby Madrid: Atletico Madrid vs Real Madrid
Malam nanti (07/03), Atletico Madrid akan menyambut kedatangan Real Madrid di Estadio Wanda Metropolitano dalam lanjutan La Liga Spanyol pekan ke-26.
Keduanya akan tampil dalam laga bertajuk “Derby Madrid”, rivalitas tim 2 tim besar di ibu kota Spanyol.
Sebelum laga, ada baiknya kamu mengetahui 7 fakta yang mungkin belum kamu tahu tentang Derby Madrid.
1) Atletico Berdiri Karena Kesal dengan Real Madrid
Sekumpulan pelajar Basque yang tinggal di dekat Madrid menonton Copa del Rey pertama sepanjang sejarah di tahun 1903.
Saat itu, pertandingan mempertemukan tim Athletic Club dari Bilbao melawan Madrid CF yang nantinya akan menjadi Real Madrid.
Para pelajar ini tidak suka dengan gaya bermain Madrid CF.
Alhasil, 18 hari kemudian, mereka mendirikan klub sepak bola yang berlokasi di Madrid yang disubsidi dari Athletic Club Bilbao.
Kemudian, tim tersebut nantinya akan menjadi Atlético de Madrid.
2) Atletico Madrid Pernah Tak Menang dari Real Madrid selama 14 Tahun
Dari tahun 1999 sampai 2013, Atletico Madrid seperti berada di neraka kehidupan.
Los Rojiblancos tidak pernah menang selama 25 pertemuan dengan Real Madrid.
Kedatangan Diego Simeone sebagai manajer mengubah keberuntungan tersebut.
Sejak kemenangan pertama Simeone atas Los Blancos, persaingan di derby ini mulai seimbang.
Atletico sudah menang sebanyak 9 kali di semua kompetisi dari 30 pertemuan terakhir di Derby Madrid, sementara 11 kemenangan menjadi milik Real serta 10 lainnya berakhir imbang sama kuat.
Dalam kurun waktu tersebut, di ajang La Liga, Atletico menang 4 kali serta kalah 4 kali dari 15 pertemuan di derby.
3) Fans Atletico yang Memulai Tradisi Selebrasi di Air Mancur Cibeles, Bukan Real Madrid
Pada era 1970an, tradisi untuk merayakan gelar juara bersama para fans di suatu titik kota mulai merebak di dunia sepak bola Spanyol.
Air mancur di Cibeles, berlokasi di tengah serta pusat kota Madrid menjadi lokasi ideal untuk berkumpulnya para fans.
Saat ini, selebrasi tersebut identik dengan perayaan gelar Real Madrid.
Sesungguhnya, tradisi tersebut dimulai oleh fans Atletico pada tahun 1977 saat merayakan gelar La Liga.
Seiring waktu berlalu, para fans mulai mengikuti tradisi tersebut.
Ketika Atletico Madrid juara Copa del Rey di tahun 1991, Cibeles semakin erat kaitannya dengan Real Madrid.
Para penggemar Atletico ini kemudian memutuskan untuk pindah ke air mancur Neptune, 600 meter ke daerah kota Paseo de la Castellana.
4) Derby Madrid Pernah Lebih Besar Daripada El Clasico
Saat ini, FC Barcelona lebih dianggap sebagai musuh abadi Real Madrid.
Namun, derby Madrid pernah jauh lebih besar ketimbang El Clasico, khususnya setelah Perang Sipil Spanyol selesai pada 1939.
Legenda Real Madrid, Alfredo Di Stéfano pernah berujar: “Lupakan Barcelona. Tim yang bisa membuat kami frustrasi adalah Atlético.”
5) 9 Gelar Copa del Rey Milik Atletico Madrid Dimenangkan di Santiago Bernabéu
Stadion milik Real Madrid, Santiago Bernabéu, adalah tempat yang istimewa bagi penggemar Atletico.
Los Colchoneros sudah mengoleksi 10 gelar Copa del Rey sepanjang sejarah mereka.
Sembilan trofi tersebut diangkat di stadion musuh bebuyutan mereka.
Hanya pada tahun 1996 ketika mengalahkan FC Barcelona di final Copa del Rey, Atletico tidak mengangkat trofi tersebut di Bernabeu.
Saat itu, final diadakan di stadion milik Real Zaragoza, La Romareda.
6) Keduanya Sempat Dijuluki Suku Viking dan Suku Indian
Salah satu warisan antara kedua tim ini adalah nama julukan.
Aslinya, Real Madrid dijuluki sebagai Los Vikingos yang berarti Orang-Orang Viking oleh media Inggris pada tahun 1950an.
Namun, justru para penggemar Atletico yang kembali mempopulerkan julukan Los Vikingos pada tahun 1970an.
Los Vikingos diberikan karena banyaknya orang dari negara berwilayah Nordic.
Sementara itu, fans Real Madrid menjuluki Atletico Madrid dengan Los Indios (Suku Indian) karena beberapa rumor.
Pertama, saat itu, banyak pemain Atletico Madrid berasal dari benua Amerika Selatan.
Kedua, mereka melakukan pemusatan latihan di pinggir sungai yang mana saat itu Stadion Vicente Calderon bersebelahan dengan sungai Manzanares, mirip seperti kehidupan suku India pedalaman.
Ketiga, mereka mengikuti orang-orang kulit putih (caucasian) sebagai bosnya.
Keempat dan terakhir, kepala klub Atletico saat itu, Jesus Gil, identik dengan kuda gila.
7) Terdampak oleh Perang Sipil
Kedua tim sangat terdampak dari perang sipil.
Kekuatan dan pesona Real Madrid hancur lebur, sementara 8 pemain Atletico Madrid gugur dalam perang.
Sepak bola juga sempat dihentikan kegiatannya setelah final Copa del Rey 1936.
Tiga tahun kemudian, 1939, sepak bola kembali bergulir.
Sebelum perang, harusnya Atletico Madrid harus terdegradasi.
Namun, karena kerugian yang diterima Real Oviedo beserta stadionnya terlalu besar, akhirnya Atletico menggantikan klub tersebut untuk berlaga di kasta tertinggi.
Saat itu juga, Atletico Madrid melakukan merger dengan Angkatan Udara dari Francisco Gonzalez karena berhutang.
Angkatan Udara tersebut sempat ingin merger dengan Real Madrid, namun ditolak karena Los Blancos tidak ingin mengganti nama atau mengubah logo klub.
Atletico Aviación de Madrid menjadi nama baru dengan diperbolehkan mengambil pemain dari militer serta menggunakan fasilitas serta kendaraan tentara.
Berkat sumber daya baru tersebut, Atletico Madrid berhasil menjuarai 2 gelar di bawah Ricardo Zamora.
Pada tahun 1947, kata “Aviación” ditanggalkan sehingga jadilah nama Atletico Madrid yang kita kenal sampai hari ini.
Real Madrid sempat mengalami masa-masa paceklik gelar di tahun 1940an.
Saat itu Real Madrid harus berbagi stadion dengan Atletico di saat Charmartin, sebuah daerah di Madrid sedang dibangun ulang pasca perang sipil.
Bahkan setelah kedatangan Santiago Bernabeu di tahun 1948, Los Blancos tetap berada di belakang rival satu kotanya itu.
Atletico Madrid kemudian menjuarai 2 La Liga lagi untuk menutup dekade tersebut serta mencatatkan rekor kemenangan terbesar sampai saat ini atas Real Madrid dengan skor 5-0 pada musim 1947-1948.

Pingback: Mengapa Liverpool Kalah Terus & Bisakah Mereka Lolos?
Pingback: Jelang Lawan Porto, Juventus Tidak Ingin Ulangi Kejadian Benfica 2014