Daftar isi:
Manchester City vs Borussia Mönchengladbach Babak 16 Besar Leg Kedua
Manchester City akan menyambut kedatangan Borussia Mönchengladbach dalam lanjutan UEFA Champions League babak 16 besar leg kedua, nanti dini hari (17/03) waktu Indonesia.
Pada pertemuan pertama, wakil Jerman menyerah 0-2 di kandang sendiri melalui gol dari Bernardo Silva dan Gabriel Jesus.
Meskipun begitu, Borussia Mönchengladbach masih punya cara untuk menang dan menyingkirkan tim asal Inggris tersebut.
1) Tembok Terakhir yang Solid Dalam Diri Yann Sommer
Tembok terakhir pertahanan Gladbach terbilang bisa dipercaya.
Yann Sommer adalah kiper terbaik di Bundesliga musim lalu dalam segi penyelamatan tendangan tepat sasaran dengan 75,2%.
Sommer kemasukan 40 gol dari 34 pertandingan, hanya kalah dari Peter Gulacsi dari RB Leipzig dengan 37 gol dan Manuel Neuer (32).
Sommer juga berhasil menyelamatkan 1 tendangan penalti dari Sergio Ramos di ajang UEFA Nations League ketika berhadapan dengan Spanyol.
Masalahnya, Manchester City tidak bersahabat baik dengan tendangan dari titik putih di musim ini.
Tim asal Premier League tersebut adalah tim yang paling banyak gagal mencetak gol dari penalti sejak awal musim lalu (7 kali).
Sergio Aguero, Ilkay Gundogan, Gabriel Jesus, Kevin De Bruyne dan Raheem Sterling adalah para pemain yang gagal mengeksekusi penalti tersebut.
Gagalnya Aguero mengeksekusi tendangan penalti ketika melawan Tottenham Hotspur di perempat final Champions League musim 2018-2019 lalu berakibat gugurnya mereka di ajang tersebut.
2) Jaminan Keamanan dari Elvedi
Nico Elvedi pernah dikaitkan dengan Manchester City-nya Guardiola untuk kepindahan berkat kualitasnya.
Pemain bertahan asal Swiss ini sangat elegan ketika menguasai bola dan bisa bermain di posisi bek tengah dalam skema 3 bek tengah atau 4 pemain bertahan.
Sejauh ini, Elvedi adalah pemain dengan rataan operan sukses terbaik di Bundesliga musim ini dengan 93,7%.
Ditambah lagi, Elvedi adalah peringkat kedua terbaik di Gladbach dalam urusan memenangkan duel udara (92), di bawah sang rekan di jantung pertahanan, Matthias Ginter (101).
Dengan kehadiran Elvedi di lini pertahanan, seharusnya lini tengah dan lini serang Gladbach bisa fokus memanfaatkan peluang yang ada untuk mencetak gol.
3) Stindl Biasa Tampil Hebat di Momen Penting
Sebagai sang kapten, Lars Stindl bisa memimpin secara aspek permainan dan aspek non-permainan.
Pemain berusia 32 tahun ini sudah mencetak 10 gol di Bundesliga, 2 di Champions League dan 1 di DFB Pokal meski timnya terhenti di perempat final.
Ditambah lagi, Stindl juga sudah mencetak total 12 assist di musim ini di semua kompetisi.
Pemain berusia 32 tahun ini memiliki peran vital dalam serangan Gladbach, dengan bermain di posisi penyerang bayangan.
Stindil adalah salah satu dari 3 pemain yang masih ada di skuad Gladbach saat ini ketika tim ini membuat debutnya di Champions League pada musim 2015-2016.
Selain itu, Stindl juga merupakan pemain pertama sepanjang sejarah Gladbach yang mencetak gol di ajang Champions League pada 30 September 2015, ketika Manchester City mengalahkan Gladbach dengan skor 2-1.
Sejauh ini, Stindl sudah bermain sebanyak 49 penampilan di ajang UEFA dan mencetak 16 gol.
Tiga gol di antaranya Stindl cetak ketika melawan Fiorentina dari Italia pada 23 Februari 2017, saat Gladbach sudah tertinggal agregat 3-0 di leg kedua babak 32 besar Europa League.
Berkat hattrick-nya di leg kedua, Stindl berhasil membawa Gladbach menyingkirkan Fiorentina dan lolos ke babak 16 besar Europa League.
Ditambah lagi, Stindl adalah top skor di Piala Konfederasi ketika Jerman berhasil juara dengan 3 gol, bersama dengan Timo Werner dan Leon Goretzka.
Dengan reputasinya yang sedemikian rupa, kita bisa berekspektasi bahwa Stindl akan tampil baik di bawah tekanan dan momen penting nanti malam.
4) Daya Magis Thuram di Eropa
Kalau Thuram bisa mencetak 2 gol dalam 90 menit melawan langganan juara, Real Madrid, maka dirinya punya peluang serupa untuk melakukannya melawan Manchester City.
Hal tersebut dilakukannya ketika Gladbach seri 2-2 melawan Real Madrid di pekan ke-2 musim 2020-2021 ini.
Thuram juga membuat 4 assist selama fase grup UCL musim ini.
Sejauh ini, Thuram sudah bermain sebanyak 6 kali sejak menit awal dan 1 dari bangku cadangan selama musim 2020-2021 ini.
Dengan segala kemampuan dan rekam jejaknya musim ini, Thuram punya potensi untuk merepotkan The Cityzens.
5) Gladbach, Antivirus dari Guardiola
Pep Guardiola masih menangani Bayern Munich ketika Gladbach kalah di kandang dan tandang dari Manchester City di Champions League musim 2015-2016.
Musim depannya, yaitu 2016-2017, Guardiola sudah berada di kursi manajerial Manchester City yang mengalahkan Gladbach dengan skor 4-0 dan imbang 1-1.
Sebelumnya, Guardiola kesulitan untuk mengalahkan Gladbach ketika masih menangani Bayern Munich.
Pada musim 2013-2014, Guardiola selalu mengalahkan Gladbach di Bundesliga.
Namun, 4 pertemuan berikutnya, Guardiola kalah 2 kali dan seri 2 kali ketika Bayern Munich berhadapan dengan Gladbach.
Rekor tersebut adalah yang terburuk dari Guardiola ketika menghadapi 26 klub Jerman sepanjang karir sebagai pelatih.
Hanya Liverpool dan Manchester United yang memiliki rekor kemenangan lebih baik ketimbang Gladbach dari semua lawan yang pernah dihadapi Guardiola di liga.
Kalau melihat sejarah, Gladbach juga diuntungkan dengan catatan masa lampau ini.
Pertemuan terakhir keduanya di ajang Eropa terjadi di UEFA Cup 1978-1979 di babak perempat final.
Gladbach berhasil menyingkirkan Manchester City dengan agregat 4-2 kala itu.