Connect with us

Artikel Top Peluit

Mengenang Bidone d’Oro, Penghargaan Pemain Terburuk di Serie A

Bidone d’Oro yang berarti “Tempat Sampah Emas”

Dalam kurun waktu 2003 sampai 2012, acara radio Italia bernama Catersport dari Rai Radio 2 mengadakan polling tahunan dari para pendengar untuk menentukan siapa pemain Serie A terburuk di tahun tersebut dalam tajuk Bidone d’Oro (plesetan Ballon d’Or).

Bidone d’Oro memiliki arti “Tempat Sampah Emas”.

Banyak nama besar mendapatkan gelar ini.

Siapa saja mereka dan kenapa bisa mereka mendapatkannya?

2003: Rivaldo, AC Milan

Datang dengan status juara Piala Dunia dan masuk dalam tim terbaik di kompetisi tersebut, Rivaldo tentunya diharapkan bersinar usai baru datang dari Barcelona dengan status bebas transfer.

Sayangnya, pemain 30 tahun tersebut gagal bersaing dengan Rui Costa, Clarence Seedorf, Jon Dahl Tomasson dan beberapa pemain lainnya.

2003 Rivaldo

Padahal, gelandang serang ini tampil mencetak 129 gol dan 41 assist dari 235 penampilan ketika berseragam Barcelona.

Selama berkarir di Milan dari Juli 2002 sampai Desember 2003, Rivaldo hanya bermain sebanyak 40 kali dan mencetak 8 gol serta membuat 6 assist meskipun berhasil mempersembahkan trofi UEFA Champions League.

Setelah dari Milan, Rivaldo pindah ke Cruzeiro, Olympiakos, AEK Athens, Bunyodkor, Mogi Mirim, São Paulo, Kabuscorp SC dan São Caetano.

2004: Nicola Legrottaglie, Juventus

Pemain bertahan berposisi bek tengah, Legrottaglie, didatangkan Juventus pada tahun 2003.

Legrottaglie didatangkan dari klub Chievo Verona berkat beberapa penampilan impresifnya di sana.

2004 Nicola Legrottaglie

Saat itu, nasib seakan berpihak kepada hubungan tim dan pemain ini, di mana pada pertandingan keduanya, Legrottaglie mencetak gol melawan mantan klubnya.

Sayangnya, Legrottaglie lebih banyak melakukan blunder ketimbang aksi heroik.

Legrottaglie bertanggung jawab atas semua gol dari kekalahan melawan Lazio 0-2 dalam pertandingan yang krusial.

2005: Christian Vieri, AC Milan

Vieri pindah dari Inter Milan ke AC Milan secara langsung di musim panas 2020.

Dengan catatan luar biasa, yaitu 122 gol dari 190 penampilan bersama Inter Milan, tentunya Vieri diharapkan bisa mengulangi hal serupa ketika ditransfer secara gratis dari musuh bebuyutan AC Milan ini.

2005 Christian Vieri

Sayangnya, Vieri justru melempem.

Vieri hanya mencetak 2 gol dari total 14 penampilan, kemudian langsung pindah dan bergabung ke AS Monaco di Perancis setengah musim selanjutnya.

2006: Adriano, Inter

Semusim sebelumnya, Adriano sedang berada di puncak karirnya dengan berhasil mencetak 42 gol di semua kompetisi.

Sayangnya, sikap di luar lapangan membuat penyerang Brazil ini menuai banyak kritikan.

2006 Adriano

Adriano kedapatan 2 kali pesta sampai larut malam di sebuah klub malam.

Saat itu, Adriano mengalami penurunan performa berkat kebiasaan di luar lapangan dan depresi karena kehilangan sang ayah yang meninggal.

Mulai saat itu, Adriano perlahan bertambah berat badannya dan kesulitan mengatur pola hidup sehat.

2007: Adriano, Inter

Adriano memenangkan gelar Serie A 4 kali secara berturut-turut bersama Inter Milan.

Namun, pada tahun 2007, Inter Milan juara tanpa kontribusi Adriano.

2007 Adriano

Adriano pernah absen dari latihan karena merayakan ulang tahunnya sampai pagi.

Pada November 2007, Inter memberlakukan unpaid leave kepada Adriano karena tidak bugar dan meminjamkannya ke Sao Paulo.

2008: Ricardo Quaresma, Inter

Pemain yang banyak orang sebut memiliki teknik lebih baik ketimbang Cristiano Ronaldo ini datang ke Inter Milan pada musim panas 2008 dari Porto.

Saat itu, Jose Mourinho adalah manajer Inter Milan.

Quaresma tampil buruk sehingga Inter langsung meminjamkannya ke Chelsea 6 bulan setelah datang ke Italia.

2008 Quaresma

Buruknya Quaresma adalah buah dari ketidakdisiplinan pemain ini akan taktik yang oleh Mourinho inginkan.

Imbasnya, mental Quaresma tidak begitu baik di sana.

“Ketika aku di Inter, aku tidak merasa sepercaya diri ini. Aku tidak bermain baik dan tidak bahagia, aku lebih percaya diri di sini di Chelsea. Keceriaan telah kembali kepada diriku, yang mana tidak aku dapatkan di Inter.”

2009: Felipe Melo, Fiorentina & Juventus

Gelandang bertahan Brazil ini didatangkan Juventus dari Fiorentina dengan nominal 25 juta euro.

Sebenarnya, karena voting ini berdasarkan polling penggemar sepak bola di radio, maka seorang pemain bisa mendapatkannya meskipun tidak bermain buruk, asal banyak khalayak umum yang memilih seorang pemain.

Melo mendapatkan penghargaan ini kemungkinan besar karena menyikut dengan kasar kepada Mario Balotelli dalam kemenangan 2-1 melawan Inter Milan.

2009 Felipe Melo

Padahal, Melo adalah salah satu gelandang terbaik yang Juventus punya di musim itu yang selesai di peringkat 7 klasemen akhir.

“Aku mencetak 2 gol di liga,” katanya kepada La Gazzetta dello Sport pada Februari 2010.

“Tapi, tugas utama aku adalah menjaga, memenangkan bola dan mengumpan bola. Aku tidak terganggu dengan trofi Bidone. Siapapun yang memberikannya kepada aku, tidak mengerti apapun tentang sepak bola.”

2010: Adriano, Roma

Setelah semusim sebelumnya tampil luar biasa bersama Flamengo di Brazil, Adriano kembali ke Serie A untuk melakukan hat-trick Bidone d’Oro di musim panas 2010.

Adriano hanya bermain 5 kali sepanjang karirnya bersama AS Roma di ajang Serie A dan tanpa mencetak gol sama sekali.

2010 Adriano

Dengan tubuhnya yang menggemuk, tidak sehat dan hobi minum alkohol, wajar performanya semakin menurun.

Pada 8 Maret 2011, tepatnya setelah 7 bulan di ibu kota Italia, kontrak Adriano di Roma mendapatkan pemutusan dari pihak manajemen.

2011: Diego Milito, Inter

Semusim setelah memenangkan treble, Milito harus menerima kenyataan pahit dengan datangnya Bidone d’Oro ke karirnya.

Rafa Benitez selaku suksesor Jose Mourinho kala itu memiliki andil dalam buruknya penampilan I Nerazzurri saat itu.

Milito mendapatkan penghargaan ini pada 12 Desember 2011.

2011 Diego Milito

Sembilan hari setelahnya, Milito harus duduk di bangku cadangan ketika menghadapi Lecce.

Milito masuk di babak kedua dan langsung mencetak 4 menit kemudian.

Kemudian, Milito berhasil mencetak 9 gol dari 6 laga beruntun.

Hanya Zlatan Ibrahimovic yang bisa mencetak lebih banyak gol (28) ketimbang Milito (24) di akhir musim 2011-2012 tersebut.

Reaksi yang bagus dari Milito.

2012: Alexandre Pato, Milan

Tidak semua pemain bisa kembali seperti Milito.

Pemain muda yang banyak orang prediksi akan menjadi pemain top dunia, Alexandre Pato, tampil sangat buruk dan pantas untuk mendapatkan Bidone d’Oro.

2012 Alexandre Pato

Bagaimana tidak, pemain asal Brazil ini hanya berhasil mencetak 1 gol dari 18 penampilan di Serie A.

Ini adalah kali ke-6 pemain Brazil mendapatkan penghargaan pemain terburuk tersebut.

Setelah Pato, Bidone d’Oro ini sudah tidak ada lagi karena acara Catersport berhenti mengudara.

4 Comments

4 Comments

  1. Pingback: 20 Klub Sepak Bola Terkaya di Dunia Saat Ini

  2. Pingback: UEFA Investigasi Laga FK Crvena Zvezda vs AC Milan Terkait Rasisme

  3. Pingback: Manchester United vs AC Milan: Duel 2 Raksasa Eropa yang Sedang Tidur

  4. Pingback: 20 Tim Sepak Bola Terkaya di Dunia Saat Ini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *