Connect with us

Artikel Top Peluit

Boikot Piala Dunia Terlambat 12 Tahun, Kata Joshua Kimmich

Menjelang Piala Dunia 2022 di Qatar, pemain timnas Jerman buka suara terkait wacana untuk memboikot ajang tersebut yang ramai dibicarakan.

Joshua Kimmich

Piala Dunia 2022 di Qatar Banyak Menuai Kritik

Joshua Kimmich memberikan komentarnya terkait isu boikot Piala Dunia 2022 di Qatar. Hal itu ia sampaikan hari Selasa (20/09) di konferensi pers jelang pertandingan timnas Jerman melawan Hungaria dan Inggris di ajang UEFA Nations League.

“Sebagai seorang pemain sepak bola, kamu tentunya gembira dengan kedatangan Piala Dunia. Sulit untuk ikut ke dalam percakapan, yang mana cukup benar, tentang situasi yang berputar di sekitar turnamen. Kami sudah tahu itu,” begitu ungkap pemain Bayern Munchen berusia 27 tahun itu.

“Banyak orang meminta para pemain untuk memboikot Piala Dunia, namun itu 12 tahun terlalu terlambat untuk itu. Hal itu akan jauh lebih penting jika mempertimbangkan boikot sebelum turnamen ditetapkan [di Qatar]. Kemarin, pelari Jonathan Hilbert menjelaskan impresinya tentang iklim dan kebebasan pers. Secara keseluruhan, itu semua tentang menyeimbangkan antisipasi dan kontroversi. Akan tetapi, kami [pemain sepak bola] berada di sana untuk sukses di dalam lapangan.”

Referensi 12 tahun yang dimaksud Joshua Kimmich adalah pada saat bidding atau penawaran diri menjadi tuan rumah Piala Dunia. Pada tahun 2010 atau 12 tahun yang lalu, Qatar berhasil memenangkan bidding tersebut, di mana Indonesia gagal melengkapi berkas yang dibutuhkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Hal ini datang setelah pelatih kepala timnas Jerman, Hansi Flick mengkritisi Piala Dunia yang diselenggarakan di Qatar. Berbicara kepada Süddeutsche Zeitung dalam sebuah wawancara eksklusif, pria berusia 57 tahun itu berujar: “Apakah itu hal yang benar untuk memberikan Piala Dunia ke Qatar? Pertanyaan ini seharusnya dijawab jauh lebih awal, dengan jawaban: tidak!”

Sebelumnya, penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar banyak menuai protes sejak awal. Hal pertama yang jelas mengganggu sepak bola adalah jadwal penyelenggaraan, yaitu pada akhir tahun guna mencari cuaca yang lebih sejuk di Qatar. Hal itu jelas mengganggu jadwal Piala Dunia yang selalu diselenggarakan di tengah tahun selama berpuluh-puluh tahun. Kemudian, hal kedua yang kerap menjadi sorotan dunia adalah dugaan kejahatan manusia terhadap pekerja pembangunan fasilitas penunjang Piala Dunia di Qatar. Terakhir, FIFA selaku badan sepak bola dunia disinyalir menerima dana suap demi bisa meloloskan Piala Dunia di Qatar.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P