Connect with us

Artikel Top Peluit

Boulaye Dia, Top Skor Ligue 1 Saat ini Dulunya Tukang Listrik

Jatuh Bangun Boulaye Dia: Hampir Pensiun, Saat ini Jadi Pemain Timnas

Kylian Mbappe dan Wissam Ben Yedder adalah top skor bersama Ligue 1 musim lalu, namun musim ini mereka dikalahkan oleh top skor sementara Boulaye Dia, penyerang Stade de Reims.

Boulaye Dia sudah mencetak 8 gol sejauh ini, lebih banyak 1 gol daripada Mbappe dan 2 gol lebih banyak dibandingkan Ben Yedder setelah 10 pertandingan.

Hal istimewa yang membuat Boulaye Dia disanjung adalah klubnya, Reims sedang dalam pertempuran untuk selamat dari jurang degradasi.

Boulaye Dia - Reims

Reims saat ini berada di peringkat 16 klasemen sementara Ligue 1, hanya berjarak 1 poin dari peringkat 18 Nimes Olympique yang berada di zona degradasi.

Stade de Reims akan berhadapan dengan Nimes Olympique pada Minggu (22/11) dalam lanjutan Ligue 1 di Stade Auguste-Delaune.

Boulaye Dia memang sudah mencetak 8 gol dari 8 pertandingan sejauh ini – 7 pertandingan menjadi starter.

Rataan gol Boulaye Dia di Ligue 1 adalah 76 menit per gol di musim ini.

Namun, kisah pemain berusia 23 tahun ini tidak selalu mulus.

Boulaye Dia lahir pada 16 November 1996 di Oyonnax, daerah timur Perancis dari orang tua asal Senegal.

Bersama dengan ayahnya, mobil mereka mogok di jalan ketika hendak seleksi di AS Saint-Etienne di awal karir Boulaye Dia.

Kemudian, Boulaye Dia juga pernah seleksi di Olympique Lyonnais yang berakhir dengan prediksi dari klub tersebut bahwa dia tidak akan pernah sukses di sepak bola.

Boulaye Dia pernah berhenti dari sepak bola dan bekerja sebagai tukang listrik ketika sang ayah sedang sakit.

Tanda tangan profesional pertama Boulaye Dia pun di dunia sepak bola datang ketika usianya sudah tidak muda, yaitu 21 tahun.

Klub profesional pertama Boulaye Dia adalah Jura Sud Foot di kasta ke-4 pada tahun 2017.

Boulaye Dia seketika membayar semua waktu yang ia lewatkan untuk menjadi pemain profesional ketika ia dikontrak oleh Reims.

Tiga musim bersama Reims, Boulaye Dia selalu menunjukan progres dengan 4 gol di semua kompetisi di musim pertama, 8 gol di musim kedua dan sejauh ini sudah 8 gol.

Kerja keras Boulaye Dia berbuah manis ketika ia dipanggil oleh manajer tim nasional Senegal, Aliou Cisse.

Boulaye Dia melakukan debutnya pada Oktober lalu ketika melakoni laga persahabatan melawan Maroko.

Baca juga: INF Clairefontaine: Akademi Sepak Bola Terbaik di Perancis

Gaya Bermain Boulaye Dia

Boulaye Dia hanya memiliki tinggi 180 cm, salah satu alasan mengapa Lyon menolaknya beberapa tahun yang lalu.

Late bloomer adalah deskripsi yang cocok untuk menggambarkan perkembangan dirinya.

Baik bermain di tengah atau di sisi sayap, Boulaye Dia selalu senang mengajak para pemain bertahan lawan untuk adu lari.

Dengan kepercayaan diri yang tinggi, tidak jarang Boulaye Dia berhadapan 1 lawan 1 dengan kiper lawan dan bisa mencetak gol dengan kedua kaki sama baiknya.

Menjadi Pemain Pertama yang Mencetak Hattrick untuk Reims Dalam 42 Tahun Terakhir

Hanya butuh 5 menit untuk Boulaye Dia mencetak gol pertama di musim ini.

Saat seri 2-2 melawan AS Monaco, Boulaye Dia mencetak gol dengan memanfaatkan ketenangan, kekuatan tubuh dan insting gol yang tajam.

Boulaye Dia ketika melawan Montpellier

Setelah itu, Boulaye Dia membobol gawang-gawang dari FC Metz, Stade Rennais, Montpellier HSC dan RC Lens.

Boulaye Dia juga mencetak rekor dengan mencetak hattrick ketika Reims menang 4-0 melawan Montpellier.

Terakhir kali, pemain yang bisa melakukan hattrick untuk Reims adalah Santiago Santamaria pada tahun 1978.

Performa Apiknya Lahirkan Ketertarikan dari Inggris

Dengan performa yang meroket, Boulaye Dia mendadak diincar banyak klub-klub di Premier League Inggris.

Manchester United dan Brighton & Hove Albion dikabarkan tertarik mendapatkan jasanya, namun Newcastle United yang dikabarkan paling serius untuk merekrut Boulaye Dia.

Dengan bijak, Boulaye Dia memberikan respon terkait ketertarikan klub-klub Inggris.

“Tidak ada tujuannya ketika kamu pindah hanya untuk mendapatkan pengalaman.”

“Kamu harus pindah ketika kamu sudah siap, ketika kamu sudah membuktikan dirimu dan sudah menunjukkan konsistensi.”

“Kamu harus mempersiapkan dirimu dan tidak pindah ke Inggris terlalu cepat atau kalau tidak kamu akan menghilang dengan cepat.”

Namun, Boulaye Dia harus merasakan pahitnya ditolak Lyon.

“Aku selalu ke sana setiap hari Rabu beberapa tahun yang lalu” kata pemain yang menggunakan nomor punggung 11 di Reims saat ini.

“Tapi, ketika aku berusia 13 tahun, aku rasa mereka melakukan tes kepada aku untuk mengukur prediksi perkembangan badanku.”

“Kemudian, mereka [Lyon] bilang kepada aku bahwa aku tidak akan berkembang lebih jauh.”

“Pada saat itu, aku bertubuh cukup kecil dan dikatakan bahwa aku tidak akan bertumbuh lagi.”

“Jadi, aku bukanlah pemain yang mereka butuhkan” tutup Boulaye Dia, mengenang masa lalunya.

Menurut kamu, apakah Boulaye Dia akan menjadi pemain yang sukses?

1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Mengenang Papa Bouba Diop: Pahlawan Senegal di Piala Dunia

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P