
Sejarah & Fakta Boxing Day
Boxing Day adalah tradisi natal berupa berbagi kado dalam kotak (box) yang sudah ada sejak abad 19 (sekitar tahun 1800).
Bahkan, sejak tahun 1871, tradisi tersebut resmi menjadi hari libur nasional di tanah Britania Raya, khususnya di Inggris.
Dalam tradisinya, istilah ini sebenarnya bukan berasal dari olahraga, tetapi untuk pekerja-pekerja yang tetap bekerja pada hari natal.
Kemudian, para pekerja ini baru merayakan hari raya natal keesokan harinya, 26 Desember.
Para pekerja yang rata-rata kelas menengah ke bawah ini bisa merayakan natal bersama keluarga dengan mendapatkan berbagai kotak hadiah yang diberikan dari para bos mereka.
Isi dari kotak-kotak tersebut beragam, mulai dari baju penghangat untuk musim salju, mainan, bahkan tidak jarang tumpukan uang.
Nama Boxing Day juga berkaitan kepada Hari Santo Stefanus atau Saint Stephen’s Day yaitu salah satu perayaan umat kristiani pada 26 Desember.
Dalam perkembangannya, istilah ini menjamur ke berbagai bidang, termasuk dalam dunia si kulit bundar.
Dalam sejarahnya, perhelatan pertama kali Boxing Day dalam dunia sepakbola terjadi sekitar satu abad lalu atau tepatnya tahun 1860.
Kala itu Sheffield FC bertemu dengan Hallam FC dalam sebuah kompetisi di daratan Inggris.
Kemudian, ada pihak yang mengatakan bahwa laga pertama di Boxing Day adalah pada tahun 1888.
Saat itu federasi sepakbola Inggris mempertemukan dua klub tradisional yaitu Preston North End dan Derby County.
Laga tersebut berjalan pada musim dingin, tentunya teknologi belum secanggih sekarang dengan adanya penghangat ruangan atau stadion.
Pertandingan akhirnya berakhir dengan skor 5-0 untuk kemenangan sang tuan rumah Preston North End.
Match tersebut bahkan bertepatan dengan kampanye Football League di tanah Inggris.
Bahkan, ada salah satu sumber sejarah yang mengatakan bahwa tradisi ini dilakukan sekaligus untuk gencatan senjata saat Perang Dunia pertama pada 1941.
Tradisi Penting Sepak Bola Britania Raya Namun Ada Ruang Kritik (1/2)
Secara sejarah, tradisi Boxing Day mulai ramai kaitannya dengan sepakbola ketika memasuki awal abad 20.
Untuk informasi, Boxing Day bukan berasal dari Boxing = tinju, melainkan box = kotak.
Bermain sepakbola saat perang yang terjadi pada awal abad ke-20 menjadi salah satu hiburan penting kala itu.
Perang yang berkecamuk di sejumlah negara Eropa, bahkan hingga waktu natal tiba membuat tentara-tentara mencari alternatif hiburan.
Meskipun sudah 1 abad berlalu dan banyak liga-liga top Eropa meliburkan kompetisinya saat musim dingin menjelang natal tetapi kompetisi di Inggris dan Skotlandia terus berjalan.
Mereka tetap menjalankan roda kompetisinya layaknya musim reguler dengan satu pengharapan yaitu sebuah tradisi hiburan untuk rakyat Britania.
Liburan ini bahkan tetap menghadirkan animo suporter yang luar biasa karena sebagai suporter dari kelas pekerja bisa menonton klub kesayangannya pada hari libur.
Lihat postingan ini di Instagram
Terkadang, banyak hasil-hasil unpredictable yang terjadi selama pertandingan di Boxing Days.
Salah satu musim yang mungkin akan terkenang adalah saat musim 1963/1964, saat itu total tercipta 66 gol dalam 10 pertandingan di Boxing Days 1963.
Man City 4-0 Leicester (25 mins) 😯
Pep Guardiola’s men trying their best to make Boxing Day 2021 better than the crazy one in 1963… pic.twitter.com/Q0xCi0Hmg0
— The Sportsman (@TheSportsman) December 26, 2021
Hal tersebut sering kali terjadi karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat (udara dingin di lokasi pertandingan) dan lapangan yang tergenang sisaan salju yang mencair.
Tradisi Penting Sepak Bola Britania Raya Namun Ada Ruang Kritik (2/2)
Pada pertandingan Boxing Days di tahun 2020, tidak banyak penonton yang hadir karena pandemi COVID-19 sedang tinggi-tingginya.
FA (PSSI-nya Inggris) saat itu melarang para suporter untuk menonton langsung ke stadion dengan harapan tidak adanya kerumunan penonton.
Akan tetapi memasuki musim 2021/2022, dengan kondisi yang lebih baik, para suporter sudah bisa datang ke stadion kembali pada Boxing Day 2021.
Secara budaya, tradisi ini menjadi hiburan berkualitas untuk para keluarga di Britania Raya yang sedang berlibur.
Meskipun begitu, kritik juga tetap datang.
Sepak bola Inggris, khususnya Premier League, dianggap kurang bisa bersaing di level tim nasional maupun klub karena kurangnya waktu istirahat.
Buktinya, dibanding dengan negara-negara top Eropa lainnya seperti Jerman, Italia dan Perancis, negara Inggris kalah dari jumlah rekor Piala Dunia dan Piala Eropa.
Lima liga top Eropa selain Inggris mengadakan waktu istirahat sekitar 2 minggu ketika memasuki liburan natal sehingga para pemain memiliki waktu istirahat untuk menghadapi sisa musim.
5 Fakta Menarik Boxing Day
1. Tidak Ada Tinju (Boxing) dalam Boxing Day
Sekali lagi, boxing di sini berasal dari kata box (kotak/kardus), bukan boxing tinju.
2. Ada negara yang mengartikan tinju secara harfiah
Sayangnya, beberapa negara mengartikan boxing day secara harfiah. Mantan negara koloni Britania di Afrika dan kepulauan Karibia merayakan liburan ini dengan banyak pertandingan gulat yang berhadiah.
3. Banyak diskon
Sama seperti tanggal merah lainnya, boxing day banyak menghadirkan diskon menarik untuk berbelanja.
4. Tidak ada yang benar-benar tahu siapa yang mencetuskan nama Boxing Day
Banyak sejarawan setuju bahwa arti dari boxing day adalah hari pembukaan hadiah dalam kardus sehari setelah natal (25 Desember) dan membagikannya kepada yang membutuhkan, atau pekerja kelas bawah. Namun, tidak ada yang benar-benar tahu, siapa dan kapan nama ini pertama kali tercetus.
5. Boxing Day hanya berjalan sehari
Tepatnya pada tanggal 26 Desember 2021, perayaan ini berlangsung di Inggris. Jika tanggal 26 jatuh pada akhir pekan, maka otomatis Senin akan menjadi hari libur.
