
Jenis Statistik Terbaru dalam Dunia Sepak Bola
Sepak bola terkadang diartikan sebagai permainan yang penuh opini dari setiap pihak yang terlibat.
Dengan terus berkembangnya zaman serta semakin canggihnya teknologi, analisis statistik sepak bola telah mencapai titik terbaiknya.
Jika dulu kita hanya bisa menghitung peluang melalui tembakan tepat sasaran dan tembakan tidak tepat sasaran, kini kita bisa melihat dengan jelas berapa persentase peluang bisa menjadi gol melalui xG atau expected goals.
Pasalnya, tembakan tepat sasaran tidak selalu berbahaya dan tembakan tidak tepat sasaran pun bisa memiliki peluang menjadi gol lebih besar ketimbang tembakan tepat sasaran.
Melalui xG ini, kualitas peluang bisa dinilai dengan lebih adil.
Jadi, apa itu sebetulnya xG dan bagaimana cara menghitungnya?
Peluit Panjang coba ulas statistik yang mulai ramai diperbincangkan di media dan fans.
Apa Arti dari xG?
Dalam istilah sepak bola, xG memiliki arti dari expected goals atau ekspektasi menjadi gol.
Statistik tersebut diukur dari kualitas peluang mencetak gol dan kemungkinan peluang tersebut menjadi gol.
Pengukuran xG bisa digunakan untuk kedua tim sebagai satu keseluruhan atau individu para pemain.
Dengan begitu, pengukuran tersebut bisa digunakan sebagai indikator seberapa baik mereka di depan gawang.
Dengan analisis statistik menjadi semakin penting di sepak bola dan olahraga umumnya di abad 21 ini, para klub mulai menggunakan pengukuran xG untuk menila para pemain mereka.
Konsep ini juga sudah semakin umum untuk didiskusikan di media olahraga oleh para ahli, pundit, pemain, suporter atau siapapun itu.
Bagaimana xG dihitung?
Banyak faktor yang diperhitungkan untuk mengukur xG.
Faktor-faktor tersebut meliputi: jenis assist, tembakan berasal dari kepala atau kaki, sudut asal tendangan, jarak tendangan dan seberapa besar peluang yang dimiliki.
Semakin besar xG yang tercatat, maka semakin besar peluang mencetak gol berubah menjadi gol.
Sebuah bola muntah yang jatuh ke pemain di depan gawang kosong berjarak 6 meter akan memiliki nilai skor xG yang tinggi, namun tendangan dari jarak 35 meter memiliki skor xG yang lebih rendah.
Contoh, jika ada sebuah xG bernilai 0.40, artinya seorang pemain memiliki ekspektasi untuk mencetak gol sebesar 40%.
Hal tersebut juga berlaku untuk 0.50 xG (50%), 0.25 xG (25%), 0.70 (70%) dan seterusnya.
Mengakumulasi xG seorang pemain atau sebuah tim selama suatu musim bisa memberikan gambaran jelas mengenai seberapa banyak seharusnya gol diciptakan.
Selain untuk musim tertentu, penggunaan xG bisa juga untuk proyek tim masa depan atau jangka panjang.
Untuk meringkas dengan mudah, ada beberapa faktor yang melandasi penghitungan xG:
1) Jenis operan, apakah itu operan lambung, umpan terobosan, umpan silang, cut back atau yang lain.
2) Apakah peluang yang terjadi merupakan sebuah sundulan?
3) Apakah peluang yang terjadi melalui sebuah tendangan dari kaki?
4) Apakah peluang yang terjadi merupakan sebuah peluang besar?
5) Dari mana sudut tembakan dibuat
6) Seberapa jauh jarak peluang yang tercipta?
7) Apakah peluang yang terjadi merupakan peluang satu lawan satu antara pemain dengan penjaga gawang?
8) Dari skema bola mati atau bola hidup sebuah peluang itu tercipta?
Selain xG, ada juga analisis statistik xA, yaitu expected assists dan menghitung kemungkinan sebuah operan berubah menjadi assist dalam sebuah gol.
Contoh Penggunaan Statistik xG
Namun, tingginya xG tidak menjamin kualitas penyelesaian akhir suatu pemain atau tim.
Sebagai contoh, pertandingan terbaru ketika Juventus dikalahkan Benevento 0-1 di Turin.
Tonton cuplikannya: Juventus 0-1 Benevento
Meskipun skor berakhir untuk kemenangan Benevento, namun ternyata seharusnya Juventus lebih berpeluang menang di pertandingan tersebut.
Bagaimana tidak, Juventus mencatatkan xG sebesar 2.59, sementara Benevento hanya 0.32.
Secara sederhana, seharusnya Juventus bisa mencetak minimal 2 gol, sedangkan Benevento untuk mencetak 1 gol pun sulit.
Kenyataannya, hal tersebut tidak terjadi.
Juventus punya lebih banyak peluang besar untuk mencetak gol, namun para pemain yang memiliki peluang tersebut tidak bisa menyelesaikan peluangnya dengan baik atau kiper Benevento yang juga banyak melakukan penyelamatan besar.
Dengan lahirnya xG, sepak bola kembali dimudahkan untuk menggambarkan jalannya sebuah pertandingan.

Pingback: Chelsea Era Awal Thomas Tuchel
Pingback: Alasan Karim Benzema Tidak Dipanggil ke Tim Nasional Perancis
Pingback: Luis Enrique Panggil 4 Pemain Debut ke Timnas Spanyol
Pingback: La Liga Spanyol Kembali Hasilkan Banyak Kiper Berkualitas
Pingback: Penjelasan Lengkap Sistem Liga Super Eropa, European Super League
Pingback: Meski Real Madrid Diremehkan Zidane Siap Hadapi Liverpool
Pingback: Eden Hazard Real Madrid: Lawan Chelsea, Edenzinho Harus Bermain