Connect with us

Artikel Top Peluit

Inilah Cara Bagaimana Roberto Mancini Bawa Italia Juara Euro 2020

Berangkat dari kegagalan melaju ke Piala Dunia 2018 (pertama dalam 60 tahun), l’allenatore kini mampu membawa kejayaan bagi Gli Azzurri.

Italia Juara Euro 2020

Euro 2020 sudah mendapatkan sang juaranya yaitu tim Italia.

Gelar ini adalah gelar kedua bagi Italia di ajang Euro setelah pertama kali mereka raih di tahun 1968.

Armada besutan Roberto Mancini ini berhasil meraih gelar kedua sepanjang sejarah di Piala Eropa bagi Gli Azzurri seusai mengalahkan Inggris di final.

Bermain di Stadion Wembley, Luke Shaw sempat memberikan harapan bagi The Three Lions di menit 2 sebelum akhirnya Leonardo Bonucci samakan kedudukan di menit 67.

Pertandingan harus berlanjut sampai babak adu penalti yang berhasil Italia menangkan.

Sebelum sampai kejayaan tahun ini, ternyata para penggemar dari negeri pasta harus terlebih dahulu terpuruk dan berproses sampai hari ini.

Berawal Dari Kegagalan Lolos ke Piala Dunia 2018

Pertandingan melawan Swedia di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 pada 2017 adalah titik terendah Italia.

Dalam 2 pertemuan, mereka kalah agregat 1-0 sehingga Swedia yang berhak melaju ke Piala Dunia 2018 di Rusia.

Sementara itu, itulah pertama kalinya Italia tidak lolos ke Piala Dunia dalam 6o tahun.

Gian Piero Ventura, pelatih Italia saat itu, langsung dipecat setelah pertandingan melawan Swedia.

Kemudian, Roberto Mancini masuk sebagai pelatih baru Italia sejak saat itu.

Membentuk Tim Baru

Italia masa kini berbeda dengan Italia di masa lalu.

Sepak bola Catenaccio ala Italia yang terkenal akan permainan bertahan yang kokoh, perlahan mulai ditinggalkan oleh Roberto Mancini.

Gli Azzurri yang biasanya bermain dengan garis pertahanan dalam, kini sangat tinggi dengan melakukan pressing ketat kepada para pemain lawan.

Kemudian, Italia sekarang mengandalkan lebih banyak pemain sayap lincah.

Jika dibandingkan dengan masa-masa yang dulu, Italia jarang memiliki pemain dengan karakteristik seperti ini.

Belum lagi, kini Italia bermain dengan penguasaan bola tinggi, jarak antar pemain dekat, operan-operan pendek dan tentunya menghibur penonton.

Selain itu, Giorgio Chiellini, kapten Italia, menggambarkan dengan jelas bagaimana Mancini menanamkan kepercayaan kepada anak buahnya, sebelum pertandingan final kemarin, kepada UEFA.com.

Sejak awal, ketika dia bilang kepada kami tentang ide menjuarai Euro, kami pikir dia gila.

Namun, sebagai gantinya, dalam beberapa tahun terakhir, dia sudah membentuk tim yang tidak lama lagi akan menjuarainya.

Dan, dia selalu mengulang ucapan tersebut kepada kami setiap sehabis pertandingan, “1 sentimeter sudah terlewati” dan sekarang tersisa 1 sentimeter lagi.

Setelah kegagalan di 2018, kini Italia sudah 34 pertandingan tak terkalahkan di semua kompetisi sekaligus berhasil menjuarai Euro 2020.

Cara Mancini Membawa Italia Juara Euro 2020

Mantan pelatih Manchester City ini pernah mengatakan sesuatu yang cukup kontroversial di masa lalu.

Aku suka kemenangan 1-0.

Ketika kamu tidak kemasukan 1 gol pun dan kamu punya pemain seperti Edin Dzeko, Carlos Tevez atau David Silva, kamu menang 90%.

Aku lebih suka kami bermain membosankan dalam 2 atau 3 pertandingan dan kami menang 1-0.

Kini, Roberto Mancini tidak hanya membawa Italia menang, namun juga menghibur.

Setelah mengalahkan Inggris di babak adu penalti, kini Italia sudah 34 pertandingan tak terkalahkan di semua kompetisi.

Rekor tersebut adalah rekor terbaru milik Italia dengan rincian 28 kemenangan dan 6 hasil imbang.

Selama kualifikasi Euro 2020, Italia juga tampil gemilang dengan berhasil mencetak 37 gol dari 10 pertandingan.

Dari situs resmi UEFA, Italia menduduki peringkat 1 bersama (dengan Spanyol) dalam hal produktivitas gol (13) dan aksi bertahan (291).

Selain itu, Italia adalah tim kedua terbanyak dalam melepaskan operan sukses dan tim ke-5 dalam hal akurasi operan.

Kemudian, Italia adalah tim dengan aksi serangan terbanyak kedua (383) setelah Spanyol (432).

Semua statistik tersebut adalah gambaran nyata dari gaya permainan yang menghibur dari Italia di bawah Mancini sehingga bisa berhasil menjadi juara Euro 2020.

Apakah Italia yang Dulu Masih Ada?

Tentu, dan hal tersebut tergambar jelas dalam duet bek tengah Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini.

Keduanya total sudah bermain bersama sebanyak 219 laga.

Bahkan, Jose Mourinho pun tak sungkan untuk memuji setinggi langit keduanya pada 2018.

Pak Bonucci dan Pak Chiellini bisa saja ke Universitas Harvard dan memberikan kelas tentang bagaimana menjadi bek tengah.

Luar biasa, memang benar-benar luar biasa.

Seperti wine yang semakin membaik kala semakin tua, duet jantung pertahanan ini tidak kunjung menunjukan tanda-tanda penurunan performa.

Jati diri Italia dari segi pertahanan kokoh jelas hadir dalam diri mereka berdua.

Kedua bek tengah ini mampu menghentikan Romelu Lukaku ketika Italia bertemu Belgia di babak 8 besar Euro 2020.

Selain itu, selama Euro 2020 ini, keduanya tidak pernah dilewati oleh seorang pemain pun dengan menggunakan teknik menggiring bola.

Kemudian, mereka berdua adalah salah satu alasan mengapa Gianluigi Donnarumma, kiper Italia, menyabet gelar pemain terbaik Euro 2020.

Kekuatan Italia

Selain duet Bonucci-Chiellini, kemampuan Italia datang dari trio lini tengah mereka.

Marco Verratti, Jorginho, dan Nicolo Barella saling bahu membahu menjadi mesin utama Italia baik secara menyerang, transisi dan bertahan.

Setelah berhasil pulih sepenuhnya dari cedera, Mancini jelas mengandalkan Marco Verratti di lini tengah.

Sebelumnya, Manuel Locatelli berhasil memikat publik Italia berkat peran penggantinya ketika Verratti belum bermain.

Selain itu, Jorginho pun demikian, pemain ini bermain paling banyak menitnya di Euro 2020 ini setelah Gianluigi Donnarumma.

Hanya Nicolo Barella yang bermain tidak terlalu impresif di Euro 2020 kali ini, namun perannya tetap tidak bisa dikesampingkan.

Kondisi Ruang Ganti Tim yang Kondusif Sehingga Italia Juara Euro 2020

Apabila dibandingkan dengan negara unggulan lain seperti Perancis, Portugal, Jerman, Belgia, Inggris, Spanyol dan Belanda, Gli Azzurri merupakan salah satu negara yang tidak memiliki bintang yang menonjol.

Menurut pendapat mantan penjaga gawang tim nasional Italia, Marco Amelia, rahasia utama Italia bisa sukses seperti ini adalah ketidakegoisan para pemainnya.

Apabila ada seorang pemain yang tidak mendapatkan menit bermain yang cukup, tidak ada yang komplain atau membuat masalah.

Justru, para pemain yang tidak bermain selalu memberikan dukungan kepada pemain yang bermain.

Terlebih lagi, Mancini sudah berusaha adil dengan berhasil memainkan 25 dari 26 pemain yang ada selama Euro 2020.

Berangkat dari pengalaman pribadi, Mancini ingin semua pemain bisa merasakan atmosfer bermain di turnamen besar.

Hanya Alex Meret yang tidak bermain di Euro 2020 dari Italia karena mungkin alasan kebutuhan tim.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *