Connect with us

Artikel Top Peluit

Chievo Verona: Keledai Terbang Yang Sudah Tidak Akan Terbang Lagi

Romantika tim berjuluk The Flying Donkeys ini harus selesai dengan kebangkrutan sehingga harus memulai lembaran baru dari divisi 9.

Bangkrut di Serie B dan Harus Turun ke Serie D

Chievo Verona mengalami kondisi terburuk dalam sejarah sejak klub ini berdiri pertama kali.

Bagaimana tidak, klub yang berdiri pada 1929 ini mengalami masalah financial sejak bulan Juni lalu.

Mereka gagal untuk melunasi hutang serta membayar pajak yang sudah terlampau besar.

Walau sempat mendapatkan keringanan berupa kelonggaran waktu untuk mencari investor baru, namun nyatanya hal tersebut nihil terjadi.

Pada awalnya, klub asal daerah Chievo yang berpenduduk sekitar 4.500 jiwa ini mengalami kebangkrutan.

Kemudian, Chievo Verona mendapatkan hukuman turun divisi dari Serie B ke Serie D.

Akan tetapi, hal tersebut bukan akhir penderitaan The Flying Donkey.

Melalui keputusan terakhir, Chievo Verona harus bubar karena kesulitan finansial.

Salah satu legenda klub, Sergio Pellissier bahkan sempat mendapatkan tugas dari klub untuk mencari investor baru, namun kita semua tahu: gagal.

Bahkan dalam unggahan terbaru Pellissier, beliau menyatakan kesedihan yang luar biasa.

”Sayangnya kisah Chievo, klub yang memberikan banyak hal telah berakhir. Hal yang paling menyedihkan dalam hidupku’.”

Begitu ujar sang legenda klub dalam akun sosial medianya.

Sebuah keputusan yang sangat berat, mengingat pada dua musim lalu, mereka masih bermain di Serie A.

Bahkan, walaupun terdegradasi ke Serie B (kasta kedua sepak bola Italia), mereka masih sanggup finish di posisi ke-7 pada musim 2020-2021.

Bila melihat perjalanan Mussi Volanti, mereka sempat menggegerkan percaturan Serie A ketika sukses pertama kali bermain di top flight sepak bola Italia pada stagione 2001-2002.

Kenangan Chievo Verona

Pertama kali Il Gialloblu menginjakan kaki mereka di Serie A adalah pada musim 2001-2002, mereka datang sebagai tim yang mengejutkan kala itu.

Bahkan, saat libur natal musim tersebut, mereka sempat menempati peringkat kedua classifica di bawah Juventus satu strip.

Kemudian, apresiasi besar tetap harus disematkan ke Chievo kala itu yang sukses menyegel posisi kelima di akhir musim dan berhak lolos ke Piala UEFA (sekarangan Europa League).

Skuat asuhan allenatore Luigi Del Neri juga bukan diisi oleh nama-nama besar.

Sebut saja Cristiano Lupatelli, kiper eksentrik bernomor punggung 10, lalu kapten tim, Eugenio Corini dan deretan pemain muda macam Barone, Nicola Legrottaglie serta Simone Perrotta.

Cristiano Lupatelli, kiper eksentrik bernomor punggung 10 Chievo Verona (Kredit calcio.fanpage.it)

Cristiano Lupatelli, kiper eksentrik bernomor punggung 10 Chievo Verona (Kredit: calcio.fanpage.it)

Dengan duet Massimo Marazzina bersama Bernardo Corradi saat itu, Chievo Verona berhasil tampil proaktif serta dinamis atas lawan-lawannya.

Sebuah kenangan yang luar biasa atas pencapaian maksimal The Flying Donkeys kala itu.

Perjalanan Akhir The Flying Donkeys

Sempat terdegradasi di akhir musim 2006/2007, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena semusim berselang mereka sukses menyegel tiket promosi kembali.

Kembali ke Serie A pada musim 2008/2009, mereka sukses bertahan hingga akhir musim 2018/2019.

Bongkar pasang skuat mereka lakukan bertahun-tahun agar menjaga eksistensi dan marwah klub yang bermarkas di Marc Antonio Bentegodi ini.

Dari era pelatih Domenico Di Carlo, Rolando Maran hingga legenda klub, Lorenzo D’Anna pernah menukangi Tim Keledai Terbang.

Akhirnya pada 14 April 2019, mereka resmi kembali ke Serie B setelah hanya mampu meraih 17 poin dan 2 kemenangan selama musim 2018-2019.

Sebenarnya performa Chievo Verona tidak buruk-buruk amat di Serie B, mereka masih sanggup berada di papan tengah kompetisi level dua Italia ini pada akhir musim lalu.

Tetapi pada bulan Juli 2021, mereka gagal membuktikan dan menyerahkan bahwa mereka tidak bermasalah secara finansial.

Sempat mendapatkan toleransi hingga 21 Agustus 2021, tetapi melalui rilis mantan kapten sekaligus legenda, Sergio Pellissier mereka gagal menemuka investor baru.

Dengan begitu, tim tersebut dinyatakan bubar.

Kini, sang keledai harus memulai lembaran baru dari divisi ke-9 di Italia, yaitu Terza Categoria.

Selain itu, tim ini berganti nama menjadi FC Chievo 1929 yang mana sang pemiliknya tidak lain tidak bukan adalah Pellissier.

Sergio Pellissier (Kredit: calcio.fanpage.it)

Sergio Pellissier (Kredit: calcio.fanpage.it)

Tim Keledai Terbang yang dulu meramaikan langit kejayaan Serie A, bahkan untuk berjalan saja, kini mereka tidak sanggup.

Ciao, Chievo Verona.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P