Connect with us

Artikel Top Peluit

City Football Group, Kunci Kesuksesan Manchester City dan 9 Klub Dunia Lainnya

Segala prestasi baik di dalam maupun luar lapangan dari 10 klub dunia, termasuk The Cityzens, tidak lepas dari City Football Group.

City Football Group, kunci kesuksesan Manchester City dan 9 klub dunia lain (bitterandblue.sbnation.com)
City Football Group, kunci kesuksesan Manchester City dan 9 klub dunia lain (foto: bitterandblue.sbnation.com)

Semua penggemar sepak bola tentu kenal siapa itu Manchester City, namun tidak semua tahu tentang City Football Group.

Kiprah induk perusahaan penaung 10 tim sepak bola dunia ini memberikan banyak dampak positif.

Bagaimana kisahnya? Begini selengkapnya 👇

Apa itu City Football Group?

City Football Group (CFG) adalah induk perusahaan yang mengelola sekumpulan tim sepak bola, yang terbesar adalah Manchester City.

Sejauh ini, ada 3 perusahaan yang menjadi pemilik saham City Football Group.

Pemegang saham mayoritas masih menjadi milik Abu Dhabi United Group dengan 78%.

Sementara itu, Silver Lake dari Amerika Serikat memiliki 10%, sedangkan China Media Capital dan CITIC Capital dari Tiongkok dengan 12%.

Pemilihan nama City Football Group sendiri diambil dari klub Manchester City selaku tim induk.

City Football Group sendiri kini sudah memiliki klub-klub sepak bola dari Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Spanyol, Uruguay, Tiongkok, Belgia, dan Perancis.

Abu Dhabi United Group sendiri telah membeli Manchester City pada 2008.

Kemudian pada 2013, Abu Dhabi United Group mendirikan City Football Group dan menjadi pemilik saham 100% sampai 2015.

Sejarah Berdiri CFG

Semua penggemar sepak bola tahu siapa itu Manchester City.

Namun, tidak banyak yang tahu apa itu City Football Group.

Kilas balik terlebih dahulu, sebelum diakuisisi Thailand kemudian berlanjut ke Uni Emirate Arab, Manchester City adalah tim yang lebih banyak bergulat di papan tengah ke bawah.

Tidak hanya itu, bahkan Manchester City kerap terdegradasi ke kasta kedua dan ketiga.

Akan tetapi, semua itu berubah ketika Thaksin Shinawatra, politisi sekaligus pebisnis Thailand datang membeli Manchester City pada 2007.

Sayangnya, hal tersebut hanya berlangsung setahun karena Thaksin harus mendekam di penjara karena penyalahgunaan kekuasaan politik.

Setelah itu, barulah datang kerajaan Uni Emirate Arab melalui Mansour bin Zayed Al Nahyan alias Sheikh Mansour pada 2008.

Namun baru pada 2013, City Football Group ini baru berdiri.

Awal mulanya pada tahun 2008, penanggung jawab akuisisi Manchester City dari Abu Dhabi ini dipegang oleh Sulaiman Al-Fahim yang terkenal akan banyak kontroversi di negara Uni Emirate Arab.

Hal itu ia terapkan juga di Manchester City dengan mendatangkan Robinho dari Real Madrid di hari yang sama klub tersebut dibeli, 1 September 2008, bertepatan dengan tenggat waktu jendela transfer pemain (deadline transfer window).

Tujuannya adalah menarik perhatian dunia kepada Manchester City.

Sayangnya, Sulaiman Al-Fahim hanya bertahan seminggu sejak menjabat karena digantikan oleh Sheikh Mansour.

Tiga tahun setelah kedatangan uang Arab, Manchester City akhirnya lolos ke Champions League dan menjuarai FA Cup.

Kesuksesan tersebut tidak berhenti di sana, kemudian pada 2012, Manchester City akhirnya menjuarai Premier League.

Gelar tersebut adalah gelar Liga Inggris pertama Manchester City selama 44 tahun.

Tidak Hanya Fokus di Inggris, Melainkan Dunia

Daftar Anggota Klub City Football Group (Twitter @CIESsportsintel)

Daftar Anggota Klub City Football Group (Twitter @CIESsportsintel)

Setelah sukses di Manchester, City Football Club mulai melebarkan sayapnya ke luar negeri.

Melalui CEO mereka sejak 2012, City Football Group memulai perjalanan ini di Australia.

Pada tahun 2013, CFG melalui proses yang cukup lama, berhasil mendirikan franchise New York City FC di Major League Soccer, Amerika Serikat.

Adalah klub Melbourne Heart yang berubah menjadi Melbourne City Football Club pada 2014.

Pada tahun yang sama, CFG mengakuisisi 20% saham Yokohama F. Marinos di Jepang.

Tiga tahun kemudian, tepatnya April 2017, sempat berhenti dalam ekspansi, City Football Group berkelana ke Uruguay.

Adalah Club Atletico Torque yang berada di divisi kedua, kemudian berubah menjadi Montevideo City Torque.

Beberapa bulan kemudian, giliran Girona di La Liga divisi kedua yang menjadi anggota baru City Football Group.

Pep Guardiola, manajer Manchester City saat ini, adalah salah satu pemegang saham Girona.

Tahun 2019 adalah awal mula semakin giatnya City Football Club mengakuisisi klub-klub sepak bola.

Sichuan Jiuniu (klub divisi tiga Tiongkok) dan Mumbai City (klub divisi pertama India) menjadi anggota baru City Football Club di 2019.

Pada 2020, SK Lommel dari Belgia (divisi kedua) dan ESTAC Troyes (divisi kedua Perancis) masuk ke dalam keluarga City.

Sementara itu, terbaru di 2021, Club Bolivar di Bolivia selaku tim tersukses di Liga Bolivia serta tim divisi 4 Perancis, Vannes OC menjalin kerja sama dengan CFG tanpa mengakuisisi.

Apa yang City Football Group Lakukan kepada Para Anggotanya?

CFG sebagai perusahaan induk jelas akan terus memperluas jaringannya dengan cara membeli banyak klub sepak bola lainnya.

Setelah membeli klub, selanjutnya apa yang akan mereka lakukan?

Pertama jelas membangun infrastruktur canggih agar para pemain bisa berlatih maksimal di setiap klub yang dinaungi.

Kecuali 2 klub terbaru, anggota CFG mendapatkan sumber daya untuk membangun fasilitas papan atas.

Manchester City jelas menjadi tujuan utama dari para pemain anggota klub CFG.

Dengan terbangunnya fasilitas latihan yang memadai, para pemain ini bisa meningkatkan kualitasnya agar bisa terpantau oleh Manchester City.

Tidak hanya fasilitas, namun CFG juga merekrut para pelatih, pemandu bakat, serta semua staf terkait dengan kualitas terbaik guna memajukan klub-klub.

Kemudian, data para pemain yang sudah mendapatkan perawatan bintang lima ini akan saling dibagi kepada 12 klub CFG.

Ketiga hal di atas berupa pembangunan fasilitas, perekrutan sumber daya (pemain, pelatih dan staf) terbaik, serta berbagi data tentu sangat menguntungkan semua anggota CFG.

Di luar lapangan, urusan brand atau merek dari CFG, khususnya Manchester City, jelas memiliki nilai jual yang tinggi.

Tidak heran apabila Amazon Prime bersedia membayar Manchester City sebesar 10 juta poundsterling (Rp 193 miliar) untuk membuatkan video dokumenter series di online platform streaming mereka.

Berikut di bawah ini adalah video cuplikan “All or Nothing Manchester City”, series dokumenter oleh Amazon Prime.

Dengan membesarnya nama CFG, khususnya Manchester City, tentunya para penggemar baru akan terus berdatangan.

Otomatis, pemasukan anggota CFG akan meningkat, baik melalui hak siar, merchandise, tiket ke stadion dan lainnya.

Tidak menutup kemungkinan akan bergabung lebih banyak lagi klub sepak bola ke City Football Group serta bertambahnya inovasi dalam berjualan brand klub.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

More in Artikel Top Peluit

P