
Deretan Pelatih Terbaik 2021 & Segudang Prestasinya
Berbicara siapa pelatih terbaik tahun 2021 ini, banyak sekali nama-nama yang pantas berada dalam list kategori ini.
Pemilihan nama-nama besar tersebut bukan tanpa alasan, kumpulan prestasi baik secara individual maupun tim sudah mereka berikan.
Maka dari itu, tim Peluit Panjang merangkum nama-nama pelatih terbaik di dunia itu.
Mereka adalah pelatih-pelatih yang sukses memberikan prestasi terbaik sepanjang tahun 2021.
Bahkan, predikat terbaik tidak hanya datang dari gelar juara saja, tetapi dengan pola permainan yang mereka suguhkan ketika pertandingan pun menjadi pertimbangan.
Thomas Tuchel (Chelsea)
Nama pertama adalah pelatih bertangan dingin asal Jerman yang menangani Chelsea, Thomas Tuchel.
Pelatih yang lahir pada 29 Agustus 1973 di Krambach, Jerman Barat ini adalah salah satu pelatih terbaik sepanjang tahun 2021 ini.
Memulai karir kepelatihan di tanah kelahirannya, Jerman. Saat itu, Tuchel menangani klub FC Augsburg II (tim cadangan Augsburg) pada musim 2007-2008.
Setahun berselang, Tuchel menangani 1.FSV Mainz 05 hingga tahun 2014.
Namanya semakin berkibar ketika menerima tawaran Borussia Dortmund pada musim 2015.
Kala itu, Tuchel menggantikan kompatriotnya, Jurgen Klopp.
Bersama Dortmund, Tuchel sukses mempersembahkan satu piala DFB-Pokal pada musim 2016-2017.
Bertahan selama dua musim di Signal Iduna Park, markas Dortmund. Tuchel akhirnya berlabuh ke Paris Saint-Germain pada bulan Mei 2018.
Prestasinya semakin menjadi-jadi di Parc des Princes dengan berbagai trofi yang berhasil Tuchel daratkan ke kota Paris.
Dua trofi Liga Perancis, masing-masing satu gelar Coupe de France serta Coupe de Ligue plus finalis Liga Champions musim 2019-2020 adalah berbagai gelar bergengsi tersebut.
Pada pertengahan musim 2020/2021, Tuchel meninggalkan PSG karena performa yang tidak sesuai dengan target manajemen.
Pada Januari 2021, Chelsea meminang Tuchel untuk menggantikan posisi Frank Lampard.
Sebuah keputusan yang jitu.
Tuchel berhasil membawa Chelsea ke tangga teratas atau juara Liga Champions pada akhir musim 2020/2021 setelah mengalahkan Manchester City 1-0.
Thomas Tuchel has been named as the #UCL Men’s Coach of the Year! ๐ pic.twitter.com/IqvtSkq763
โ Chelsea FC (@ChelseaFC) August 26, 2021
Tuchel adalah pelatih yang gemar menggunakan formasi 4-3-3 dengan memanfaatkan fleksibilitas para anak buahnya.
Pengetahuan dan penerapan taktik yang sudah Tuchel gunakan semenjak melatih Mainz di tahun 2007.
Tuchel adalah pelatih yang senang dengan keberadaan seorang deep-lying playmaker di setiap klub yang ia besut.
Kala mengarsiteki PSG, Tuchel memiliki Marco Verratti dan saat mengasuh Chelsea, Tuchel beruntung memiliki seorang Jorginho.
Kedua pemain ini sangat cocok dengan skema tiga gelandang dan game-set yang Tuchel inginkan.
Hasilnya berbagai gelar tertinggi Tuchel berikan untuk PSG serta Chelsea dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, sejak menukangi Chelsea, Tuchel lebih gemar bermain dengan formasi 3-4-3 dan variasinya.
Jurgen Klopp (Liverpool)
Nama selanjutnya adalah kompatriot dari Thomas Tuchel, yaitu Jurgen Klopp.
Nama Jurgen Klopp layak masuk ke dalam kategori ini karena sederet prestasinya bersama Liverpool dan set-up permainan yang luar biasa untuk The Reds.
Pelatih bernama asli Jurgen Norbert Klopp ini mulai menjadi arsitek tim Merseyside Reds sejak musim 2015-2016.
Selama hampir 7 tahun di Anfield, berbagai gelar juara berhasil Klopp daratkan di markas Liverpool.
Pelatih bertinggi 193 cm ini adalah pelatih pertama yang membawa Liverpool menghapus dahaga gelar Liga Inggris selama hampir 30 musim.
Kala itu, Jurgen Klopp membawa Liverpool juara Premier League pada musim 2019/2020.
Selain gelar tersebut, gelar Liga Champions 2019-2020 adalah salah satu gelar bergengsi lainnya yang Klopp raih bersama Jordan Henderson cs.
Klopp juga berhasil meraih gelar individual pelatih terbaik versi IFFHS selama dua tahun berturut-turut, yaitu 2019 dan 2020.
Memasuki tahun 2021, Klopp tetap memberikan racikan terbaiknya untuk The Reds.
Six years ago today, Jรผrgen Klopp became a Red โค๏ธ
An incredible manager and an even better man ๐ด pic.twitter.com/Mm5axnxR8W
โ Liverpool FC (@LFC) October 8, 2021
Sejauh ini, Liverpool berada di tangga kedua Premier League 2021/2022 hingga pekan ke-18 di bawah Manchester City sebagai pimpinan klasemen.
Salah satu kejeniusan Jurgen Klopp adalah caranya mengkombinasikan para pemain bintangnya hingga membawa The Reds meraih kejayaan.
Trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota adalah trisula ujung tombak andalan Klopp sejauh ini, belum lagi sokongan dari pemain lain.
Nama-nama macam Jordan Henderson, Roberto Firmino, James Milner, hingga duet full-back berkelas Andy Robertson serta Trent Alexander-Arnold menjadi kunci permainan The Reds.
Total 50 gol sudah anak asuh Klopp sarangkan sepanjang musim 2021/2022 ini dan menjadi yang tersubur di Liga Inggris sejauh ini.
Taktik trademark milik Klopp paling terkenal adalahย gegenpressing, apabila seorang pemain kehilangan penguasaan bola, para pemain lain sudah siap untuk supportย dan merebut kembali bola dalam kurun waktu yang cepat (8 detik).
Hal tersebut Klopp adopsi dari maha-guru para pelatih Jerman, Ralf Rangnick yang saat ini menjabat sebagai pelatih interim Manchester United.
Roberto Mancini Sebagai Salah Satu Pelatih Terbaik 2021
Nama Roberto Mancini patut mendapatkan tempat sebagai salah satu pelatih terbaik di tahun 2021 ini.
Walaupun Timnas Italia harus berjuang di babak playoff guna memastikan satu tiket Piala Dunia 2022 tetapi prestasi bersama Gli Nazionale di EURO 2020 tahun 2021 ini terbilang fantastis.
Allenatore yang memulai karir kepelatihannya di Fiorentina ini adalah pelatih yang sangat cerdik dalam memanfaatkan situasi di dalam lapangan.
Selama babak kualifikasi hingga putaran final, racikan ala Mancio sukses membawa Azzurri ke tangga juara setelah mengalahkan Inggris pada babak adu penalti.
Roberto #Mancini is the ๐๐ข๐๐ญ๐ก head coach to win an international trophy with Italy ๐๐ฎ๐น
Can you name the others? ๐ง#Azzurri #EURO2020 #VivoAzzurro pic.twitter.com/qL0DOnK0PB
โ Italy โญ๏ธโญ๏ธโญ๏ธโญ๏ธ (@Azzurri_En) July 19, 2021
Tangan dingin Mancio juga lah yang membuat Italia meraih posisi ketiga dalam UEFA Nations League beberapa bulan silam.
Mancini adalah salah satu pelatih di Italia yang cukup fasih dengan pakem atau pola 4-3-3, pola yang jarang diterapkan pelatih seantero negeri pizza.
Mancio memang masih menggunakan sistem andalan Italia, yakni catenaccio, tetapi ada sistem lain yang berhasil Mancio improvisasi.
Dengan kehadiran tiga gelandang dengan tipikal berbeda membuat Mancio semakin nyaman dalam mempraktikkan pakem permainan favoritnya.
Nicolo Barella, Marco Verratti serta Jorginho menjadi trio centrocampista andalan Mancio sejauh ini dengan kombinasi permainan luar biasa.
Untuk lini depan, Ciro Immobile, Domenico Berardi, Federico Chiesa, Moise Kean, Lorenzo Insigne serta Federico Bernardeschi bisa bergantian sebagai tukang gedor Italia.
Tidak salah FIGC (PSSI-nya Italia) masih mempercayakan nahkoda kepelatihan Italia kepada seorang Roberto Mancini hingga saat ini.
Josep ‘Pep’ Guardiola Sala
Rasanya tidak afdol apabila tidak memasukan nama pelatih berkebangsaan Spanyol yang saat ini nyaman melatih Manchester City, Pep Guardiola.
Pelatih yang lahir pada 18 Januari 1971 di Santpedor, Spanyol. Guardiola adalah salah satu didikan akademi sepak bola terbaik di dunia, La Masia.
Sudah berada di La Masia sejak tahun 1984 atau ketika Pep berusia 13 tahun membuat Guardiola sangat mengagungkan permainan Tiki-Taka khas akademi Barcelona tersebut.
Tidak hanya saat membesut FC Barcelona dan Bayern Munich, tetapi Manchester City pun tetap mendapatkan sentuhan permainan yang menekankan penguasaan bola tersebut.
Taktik khas 4-3-3 dengan menempatkan satu pemain kunci kerap Pep Guardiola pakai guna memaksimalkan skema permainan yang ingin ia terapkan.
Saat di Barcelona, Xavi dan Andres Iniesta adalah kunci permainan sebagai 2ย playmakerย utama.
Kemudian, saat di Bayern, ada Thiago Alcantara dan Xabi Alonso yang bertugas utama sebagai distributor bola.
Bahkan, seperti kita tahu di City saat ini nama Kevin De Bruyne dan Bernardo Silva kerap menjadi key player sang gaffer.
Untuk prestasi pada tahun ini, Pep Guardiola tidak tanggung-tanggung, yaitu dengan menjuarai Premier League musim 2020/2021, unggul atas Liverpool.
Pep Guardiola wins the Premier League trophy for the 3rd time, and the 10th trophy in total as Manchester City manager since 2016/17. pic.twitter.com/dvzdY2iZkW
โ ๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐ (@TheEuropeanLad) May 11, 2021
Sedangkan di Liga Champions, Pep sukses membawa The Cityzens ke babak final sebelum akhirnya harus puas menjadi runner-up setelah kalah atas Chelsea.
Bahkan pada Liga Inggris musim ini, Guardiola kembali membawa Manchester City untuk sementara bertengger di puncak klasemen hingga pekan ke-18 ini.
