Connect with us

Artikel Top Peluit

Kisah Kejayaan Denmark di Euro 1992, Terulang di 2020?

Hampir 30 tahun yang lalu, Peter Schmeichel, Brian Laudrup dkk berhasil mengangkat trofi terbesar di kejuaraan antar negara di benua biru, meskipun tidak lolos kualifikasi.

Melaju ke 8 Besar Euro 2020

Hampir 30 tahun yang lalu, Denmark membuat sebuah kejutan yang hampir pasti tidak mungkin terjadi: mereka menjuarai Piala Eropa untuk pertama kalinya di Euro 1992.

Sampai hari ini, para pemain di tim tersebut selalu dipuja bak selebritis dan legenda hidup yang membuat bangga satu negara.

Saat ini, Denmark punya banyak pahlawan baru di dalam lapangan.

Setelah kejadian memilukan yang menimpa Christian Eriksen, satu Denmark berhasil bangkit dan melaju hingga babak perempat final.

Setelah membantai Wales 4-0 di babak 16 besar di Amsterdam, bisakah Tim Dinamit mengulangi masa jaya 1992?

Pasalanya, tim ini hanya butuh 3 kemenangan lagi untuk bisa mengulangi pencapaian 30 tahun lalu.

Denmark Euro 1992: Sudah Bersiap Liburan, Malah Ikut Kejuaraan

Meskipun terdengar tidak masuk akal, tapi hal ini terjadi adanya: Denmark juara Euro 1992 biarpun tidak lolos kualifkasi Euro 1992.

Saat babak kualifikasi , Denmark hanya mampu finish di peringkat 2, kalah dari Yugoslavia.

Denmark sudah bersiap untuk liburan musim panas kala itu, sebelum akhirnya mendapatkan panggilan darurat.

Yugoslavia harus dikeluarkan dari turnamen yang berjumlah 8 tim karena negara tersebut sedang dilanda perang sipil.

Denmark tergabung ke dalam grup yang berisi Swedia, Inggris dan Perancis.

Meskipun tidak memiliki persiapan yang memadai, Denmark berhasil melaju ke semifinal setelah lolos dari grup berkat mengalahkan Les Bleus – Perancis – di pertandingan terakhir babak grup.

Perjalanan Denmark Menjadi Juara Piala Eropa/Euro 1992

Saat itu, Denmark memiliki skuad yang cukup baik.

Penjaga gawang Peter Schmeichel yang juga legenda Manchester United selalu sigap menahan laju bola ke jala.

Kemudian, ada John Jensen di lini tengah dan Henrik Larsen selaku top skor bersama di turnamen kala itu.

Kreativitas Brian Laudrup (Bayern Munich) sang pemain berkarakter menyerang juga selalu merepotkan pertahanan lawan.

Schmeichel menjadi pahlawan negaranya di semifinal berkat menepis tendangan penalti Marco van Basten di adu penalti setelah pertandingan berakhir 2-2.

Menghadapi juara Piala Dunia, Jerman, Schmeichel sekali lagi muncul sebagai pembeda.

Kiper bertinggi 191 cm ini menyelamatkan banyak peluang dari tendangan Karl-Heinz Riedle, Stefan Reuter dan Guido Buchwald.

Sementara itu, Denmark berhasil memanfaatkan sedikit peluang sehingga mampu menang 2-0 melalui gol dari Jensen dan Kim Vilfort.

Tiga puluh tahun kemudian, Schmeichel kembali berada di bawah mistar gawang Denmark.

Namun, kali ini adalah anak dari Peter, yaitu Kasper yang menjadi tembok pertahanan terakhir The Dynamite.

Kasper Schmeichel cukup berhasil mengikuti jejak sang ayah dengan berhasil menjuarai Premier League dan FA Cup bersama Leicester City.

Sebelum turnamen dimulai, Schmeichel berambisi untuk mendapatkan trofi tertinggi di turnamen antar negara benua biru.

Aku ingin menggapai kesuksesan bersama Denmark, aku ingin menjuarai Piala Eropa.

Aku ingin mencoba sesuatu yang gila bersama Denmark.

-Kasper Schmeichel.

Setidaknya, ucapan Schmeichel cukup terbukti dengan berhasil melaju ke babak 8 besar.

Skuad Hebat, Muda, Berpengalaman dan Semangat dari Eriksen

Ada beberapa kemiripan antara skuad 1992 dengan skuad saat ini.

Mereka memiliki penjaga gawang yang kuat dalam diri Schmeichel, bek tengah dari Chelsea, Andreas Christensen dan penyerang Barcelona, Martin Braithwaite.

Meskipun Christian Eriksen tidak bisa memberikan kualitas terbaiknya dari lapangan, namun semua pemain menjadi lebih semangat.

Selain itu, Denmark memiliki salah satu pemain muda paling berbakat dalam diri Mikkel Damsgaard.

Pemain sayap berusia 20 tahun ini adalah pemain dari klub Italia, Sampdoria dan berhasil mencetak salah satu gol ke gawang Rusia yang berhasil membawa Denmark lolos dramatis di matchday 3 Grup B.

Berkat kemenangan 4-1, Denmark berhasil lolos sebagai tim runner-up.

Damsgaard memiliki julukan Damsinho karena gaya bermainnya mirip seperti pemain Brazil yang lincah dan gesit.

Kemudian, Damsgaard berhasil menjadi pemain termuda Denmark (20 tahun dan 335 hari) yang berhasil mencetak gol di turnamen besar.

Dukungan Penting dari Roligans

Pada tahun 1980an, tim nasional Denmark dikenal sebagai Danish Dynamite atau Dinamit dari Denmark berkat gaya bermain sepak bola mereka yang sangat menyerang.

Selain itu, mereka juga memiki penggemar yang berjuluk Roligans.

Roligans berasal dari kombinasi kata hooligans “penggemar sepak bola yang gila” dan  rolig yang berarti “tenang” dalam bahasa Denmark.

Penggemar berat Denmark ini dikenal sebagai salah satu penggemar yang sangat bersahabat, sopan dan menyenangkan pada saat sebelum, saat berlangsung dan sesudah pertandingan sepak bola.

Hal tersebut terlihat di Euro 2020 sejauh ini.

Roligans bergabung dengan penggemar Finlandia untuk menyanyikan nama Eriksen ketika sang pemain sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit akibat serangan jantung saat pertandingan.

Selain itu, tentunya para pemain menjadi lebih kuat di momen sulit seperti ini berkat salah satunya dukungan dari Roligans.

Kamu tidak bisa bilang apa yang benar-benar para penggemar lakukan tapi tentunya mereka melakukan hal yang besar.

Ini adalah tim yang fantastis untuk kami semua.

Sangat penting untuk para pemain untuk merasa dicintai.

Satu negara ini sangat mendukung satu sama lain.

-Claus Amondsen.

Amondsen adalah seorang penggemar gila Denmark.

Selain itu, pria ini adalah mantan chairman dari Roligans.

Dengan sejarah panjang Denmark yang mampu menjuarai Euro 1992, sepertinya akan menjadi kisah fairytale lainnya apabila hal itu terulang tahun ini.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *