Connect with us

Artikel Top Peluit

Kembalinya Derby du Nord Antara Lille Melawan Lens Setelah 5 Tahun

Sejarah Singkat Rivalitas Klub Satu Wilayah

LOSC Lille dan RC Lens akan bertemu di lanjutan Ligue 1 Perancis pada Minggu (18/10) dalam tajuk Derby du Nord .

Terakhir kali kedua klub bertemu adalah 5 tahun yang lalu.

Peluit Panjang memberikan gambaran bagaimana cerita rivalitas kedua klub.

Derby du Nord (Derbi Utara) adalah pertandingan antara RC Lens dan Lille OSC, klub yang paling sukses di daerah tersebut.

Daerah yang dimaksud adalah Nord-Pas-de-Calais yang sekarang sudah berubah menjadi Hauts-de-France, sebuah provinsi di utara Perancis.

Kedua klub bertemu untuk pertama kalinya pada tahun 1937 ketika Lille masih bernama Olympique Lillois.

Hanya berjarak 40 kilometer (25 mil), rivalitas kedua klub terjadi karena perbedaan kelas sosial dan ekonomi.

Kota Lens dikenal sebagai kota tua dengan banyak kelas pekerja dan kota industry.

Di lain sisi, kota Lille banyak masyarakat ekonomi kelas menengah, lebih modern dan lebih banyak interaksi dengan negara lain.

Baca juga: INF Clairefontaine: Akademi Sepak Bola Terbaik di Perancis

Pertemuan Terakhir Mereka: Lille 3-1 Lens (3 Mei 2015)

Pada saat itu, Lens sudah dipastikan degradasi saat mereka bertandang ke Stade Pierre Mauroy.

Lille 3-1 Lens (3 Mei 2015)

Lens sempat unggul terlebih dahulu di menit 24 lewat Pablo Chavarria namun Sofiane Boufal menyamakan kedudukan sebelum turun minum.

Babak kedua, Djibril Sidibe (menit 74) dan Divock Origi (menit 90) membuat Lille meraup poin penuh.

Lille Tidak Pernah Terkalahkan di Awal Musim

Musim ini, Lille menjual 2 pemain kuncinya dengan harga tinggi, yaitu Gabriel Magalhaes ke Arsenal dan Victor Osimhen ke Napoli.

Meskipun begitu, tim besutan Christophe Galtier masih bisa berkembang. Di Ligue 1 Perancis, mereka berada di peringkat 2 klasemen sementara.

Lille saat menang 2-0 melawan Nantes

Lille berhasil menang 4 kali dan seri 2 kali dalam total 6 laga Ligue 1 Perancis sejauh ini.

Dengan perpaduan antara pemain muda serta pemain senior, Lille melesat di musim ini.

Jonathan Bamba (24 tahun, sayap atau penyerang) menjadi top skor serta top assist Lille sejauh ini dengan masing-masing 2.

Selain itu, Lille juga bagus dalam hal pertahanan. Mereka hanya kemasukan 2 gol dari 6 pertandingan liga sejauh ini, paling sedikit bersama Bordeaux.

Mike Maignan selaku kiper Lille terasa aman berkat 4 pemain bertahan di Zeki Celik, Jose Fonte, Sven Botman dan Domagoj Bradaric.

Lalu, ada Benjamin Andre dan Renato Sanches di gelandang tengah. Serta Jonathan Bamba serta Luiz Araujo di kedua sayap. Jonathan David dan Burak Yilmaz melengkapi 2 penyerang Lille.

Di bangku cadangan Lille, masih ada pemain bertalenta seperti Jonathan Ikone, Timothy Weah & Boubakary Soumare.

Dengan rataan penguasaan bola 51% serta umpan sukses 81%, Lille lebih mengedepankan progresi bola ke depan, kecepatan para pemain serta skill individu para pemainnya.

RC Lens Baru Promosi Langsung Papan Atas

Meskipun berstatus sebagai tim promosi dari Ligue 2 Perancis musim 2019-2020, akan tetapi RC Lens bisa memberikan perlawanan yang sengit.

Sejauh ini, Lens berada di peringkat 3, 1 peringkat di bawa Lille.

RC Lens saat menang 1-0 melawan PSG

Dalam 6 laga yang sudah dilakoni, tim besutan Franck Haise ini menang 4 kali, seri 1 kali dan kalah 1 kali.

Gael Kakuta dan Ignatius Ganago menjadi top skor sementara Lens dengan masing-masing 4 gol.

Di ajang liga, Kakuta dan Ganago bersama dengan Memphis Depay sama-sama mengoleksi 4 gol, hanya berbeda 2 gol dari pemuncak top skor sementara Ibrahima Niane dengan 6 gol.

Dengan formasi 3-4-3, Lens lebih mengandalkan kepada serangan balik cepat kepada para pemain depannya.

Melalui trio Gael Kakuta, Ignatius Ganago dan Florian Sotoca, serangan balik Lens terbukti berbahaya bagi semua lawan.

Kiper Jean-Louis Leca dilindungi dari 3 bek tengah di diri Jonathan Gradit, Loic Bade, dan Facundo Medina.

Sementara itu, kuartet lini tengah Jonathan Clauss, Yannick Cahuzac, Cheick Doucoure dan Issiaga Sylla selalu bisa menjaga keseimbangan menyerang dan bertahan.

Penantian Lama yang Terbayarkan

Setelah 5 tahun tidak bertemu, laga akhir pekan nanti dinilai adalah sesuatu yang menarik untuk dinanti.

Pasalnya, kedua tim sedang dalam performa yang luar biasa di dalam lapangan.

Stade Pierre Mauroy, kandang Lille

Meskipun kemungkinan besar kedua klub ini tidak akan menjuarai Ligue 1 (tentu saja PSG yang berpeluang besar juara), setidaknya semakin menambah semarak kompetitif Ligue 1 akan tidak semakin dicap sebagai Liga Petani.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P