
Mencari Penguasa Sesungguhnya dalam Derby Madrid
Derby Madrid kembali mempertemukan dua klub terbaik di ibukota Spanyol antara Real Madrid melawan Atletico Madrid dalam lanjutan La Liga Pekan 17.
Sebuah pertemuan yang juga terkenal dengan sebutan El Derbi Madrileño ini akan bergulir pada akhir pekan ini, Senin pagi (13/12) waktu Indonesia.
Dalam sejarahnya, Real Madrid adalah ‘saudara tua’ dari Atletico Madrid.
Klub berjuluk El Real ini terbentuk pada 6 Maret 1902 atau satu tahun lebih dahulu dari Atletico Madrid.
Sedangkan, Los Rojiblancos sendiri hadir sebagai salah satu klub sepakbola di Spanyol pada 26 April 1903 atau 118 tahun yang lalu.
Dalam sejarah yang tercatat pada pertemuan kedua klub, perseteruan hadir sejak awal abad ke-20 yaitu, tepatnya tahun 1906.
Dalam kompetisi bernama Campeonato Regional Centro, Real Madrid sukses menundukan Atletico dengan skor tipis 2-1.
For your information, Campeonato Regional Centro adalah sebuah kejuaraan yang berlangsung pada awal abad ke-20 untuk klub-klub yang berbasis di kota Madrid.
Sejak kompetisi tersebutlah bibit-bibit rivalitas selalu terjadi ketika kedua klub bertemu untuk memperebutkan hegemoni kota Madrid.
Hegemoni sebagai penguasa kota Madrid serta mempertegas dominasi di wilayah ibukota Spanyol tersebut.
📊| No player has scored more goals in the Madrid derby than Cristiano Ronaldo, who has 22 in 31 derby appearances, including 3 hat-tricks.
🐐 #rmalive pic.twitter.com/ajRTYVMD0H
— Madrid Zone (@theMadridZone) December 10, 2021
Tidak hanya di kompetisi domestik (Liga Spanyol dan Copa del Rey), tetapi terkadang rivalitas mereka hingga kompetisi antar klub di Eropa.
Beberapa pertandingan antara kedua klub tersebut juga banyak menghadirkan laga-laga seru dan panas.
Berikut beberapa laga panas Derby Madrid.
Duel Panas Antara Dua Klub Terbaik kota Madrid (1/2)
Duel kedua klub terkadang tidak hanya tentang pertandingan 2 x 45 menit saja, tetapi ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Banyak yang menggambarkan bahwa perseteruan kedua klub membawa semangat yang berbeda-beda di antara kedua kubu.
Real Madrid selalu dianggap sebagai kaum borjuis atau kelas sosial ke atas, sedangkan Atletico dan suporternya merepresentasikan working class.
Perbedaan latar belakang inilah yang membuat ‘bumbu-bumbu’ rivalitas semakin panas, tidak hanya dalam lapangan tetapi hingga keluar lapangan.
Beberapa yang cukup memorable atau berkesan antara kedua kesebelasan adalah ketika dalam beberapa kompetisi Eropa.
Pada laga Piala Champions 1959 (format lama Liga Champions), sebuah laga play-off di semifinal mempertemukan Los Blancos dengan Los Rojiblancos.
Laga tersebut adalah leg ketiga atau pertemuan ketiga karena dalam dua leg sebelumnya kedua tim bermain sama kuat dengan agregat 2-2.
Dalam pertandingan ketiga atau play-off ini, Real Madrid sukses menaklukan ‘saudara muda’ nya dengan skor 2-1.
Kala itu gol Madrid tercipta melalui dua pemain bintang mereka, Alfredo Di Stefano serta Ferenc Puskas dan hanya berbalas satu gol via Enrique Collar.
Laga lain yang cukup berkesan adalah dalam laga final Copa del Rey pada 26 Juni 1960.
Sebuah pertandingan yang berlangsung di Santiago Bernabeu ini membuat sang empunya stadion, Real Madrid, diunggulkan.
Tetapi kenyataannya berjalan berbalik untuk sang tamu, Atletico Madrid.
Satu gol dari Ferenc Puskas berhasil dibalas tiga gol berturut-turut dari para punggawa Atletico Madrid.
Atlético are tonight mourning the death of club legend Miguel Jones.
– 8 seasons, 1959-67
– 129 appearances
– One league title, three CopasHe scored the opening goal in the 1960 Copa final, a 3-1 win against Real Madrid.
Rest in peace, Miguel.#LLL
🧡🇪🇸⚽️ pic.twitter.com/wOXMYrU3vr— La Liga Lowdown 🧡🇪🇸⚽️ (@LaLigaLowdown) April 8, 2020
Enrique Collar, Miguel Jones serta Joaquin Piero membuat Atletico Madrid mengangkat trofi besar Copa del Rey di akhir pertandingan.
Duel Panas Antara Dua Klub Terbaik kota Madrid (2/2)
Pertandingan selanjutnya yang cukup berkesan adalah dalam lanjutan La Liga musim 1994/1995.
Real Madrid menghadapi Atletico Madrid di stadion Santiago Bernabeu.
Pelatih Los Merengues kala itu, Jorge Valdano menduetkan striker agresif asal Chili, Ivan Zamorano dengan anak muda 17 tahun, Raul Gonzalez Blanco.
Pertandingan yang berlangsung di depan puluhan ribu Madridista tak membuat sang striker muda ini gugup, sebaliknya Raul tampil kesetanan.
Hasilnya, Raul Gonzalez sukses menciptakan gol perdana untuk Real Madrid dalam kemenangan Real atas Atletico 4-2.
Setelah itu kita tahu semua, Raul Gonzalez tumbuh menjadi legenda klub dengan ratusan gol dan berbagai gelar juara bersama Real Madrid.
Final Copa del Rey pada musim 2012/2013 juga menjadi laga yang akan teringat bagi para pendukung fanatik Atletico Madrid.
Sebuah dahaga akan gelar juara Piala Raja Spanyol ini setelah terakhir kali juara pada musim 1995/1996
Diego Costa dan sang pemain bertahan, Miranda menjadi bintang kemenangan Los Rojiblancos dengan skor 2-1.
Selain pertandingan di atas, dua laga Final Liga Champions 2014 serta 2016 juga menjadi bukti kedigdayaan Real Madrid atas Atletico.
Dalam dua pertandingan tersebut Real Madrid sukses menaklukan Atletico Madrid masing-masing dengan skor 4-1 dan dalam babak adu penalti (5-3).
⚪️ Cristiano Ronaldo hits the winning penalty as Real Madrid conquer Europe again 5 years ago today! 👑#UCL #UCLfinal pic.twitter.com/U9fdRlnjjx
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 28, 2021
Pelatih Atletico Madrid sampai sekarang tidak habis pikir kenapa anak asuhnya bisa kalah dua kali dari Real Madrid dalam dua laga final tersebut.
Padahal setiap bermain dalam waktu normal 90 menit, Atletico tampil sangat baik dan selalu kalah di babak extra time atau adu tendangan penalti.
Sementara itu, secara keseluruhan, Real Madrid unggul secara jumlah kemenangan (112) dari Atletico Madrid (56), sedangkan 59 pertandingan lainnya berakhir imbang.
