Connect with us

Artikel Top Peluit

Diego Maradona: Disembah Bak Tuhan di Napoli

Kota Naples Bukan Tempat yang Layak Huni

Sebagai pemain sepak bola, Diego Maradona akan selalu dibawa dalam perbincangan mengenai yang terbaik sepanjang masa.

Kehebatan Maradona tidak berhenti di dalam lapangan, namun sebuah kota kecil nan kumuh di selatan Italia akan selalu berterima kasih kepadanya.

Società Sportiva Calcio Napoli (S.S.C Napoli) atau yang bisa disebut dengan Napoli adalah klub sepak bola Italia yang berasal dari kota Naples.

Sebagai salah satu tempat wisata di Italia, Naples bukan menjadi destinasi utama wisatawan.

Angka kriminalitas yang tinggi, banyak pengangguran, kurang infrastruktur, banyak sampah, ketimpangan sosial yang nyata serta kemiskinan adalah alasan sepinya Naples dari wisatawan.

Naples, sama seperti banyak kota di selatan Italia, jauh tertinggal dari daerah utara negara tersebut.

Klub Napoli pun, tidak terlalu punya banyak prestasi di kancah sepak bola lokal.

I Partenopei lebih sering berkutat di zona degradasi Serie A Italia.

Sampai tahun 1980, di saat usia klub menginjak angka 54 tahun, Napoli hanya punya 2 gelar Coppa Italia serta 1 gelar Serie B.

Perubahan drastis datang di tahun yang sama ketika mereka mendatangkan Diego Armando Maradona di musim 1984-1985 dari Barcelona dengan rekor transfer dunia kedua (kedua!) yang dipecahkan pemain Argentina tersebut.

Baca juga: Seven Sisters: Era Keemasan Sepak Bola Italia dan Serie A

Kedatangan Juru Selamat Bernama Diego Armando Maradona Franco

Kehebatan Maradona sudah tidak dapat dipungkiri lagi.

Semua pemain menyerang yang hebat setelah masanya, selalu dibandingkan dengan Maradona.

Zaman sekarang, Lionel Messi sering disebut sebagai penerus dari pemenang Piala Dunia 1986 tersebut.

Ketika bola sudah berada di kaki Maradona, berharaplah hal-hal ajaib akan datang dari kakinya.

Melewati lawan, mencetak gol serta memberi umpan yang dilakukan Maradona selalu bisa membuat para penonton berdiri dan bersorak.

Datang ke Italia, Maradona mengubah 180 derajat peruntungan Napoli di sepak bola.

Maradona berseragam Napoli

Musim pertamanya di Napoli ditandai Maradona dengan finish di peringkat 8, sebuah prestasi untuk tim kecil kala itu.

Musim kedua, Napoli naik ke peringkat 3 klasemen akhir Serie A.

Musim ketiga? Napoli juara Serie A Italia untuk yang pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Maradona menjadi pemain penting dan kunci kesuksesan itu.

Pesta berhari-hari tidak terelakkan kala itu.

Semua orang saling berbagi makanan, berbagi minuman dan berbagi kebahagiaan bersama.

Sekelompok suporter Napoli merayakan dengan membuat 15 peti mati yang dilukis dengan logo tim-tim Serie A lain seperti Juventus, Inter, Milan dan sisanya.

Sejak kedatangan Maradona, Napoli menjadi kekuatan baru di dunia sepak bola Italia.

Total 2 scudetto Serie A, 1 Coppa Italia, 1 UEFA Cup, 1 Italian Super Cup dan rekor pencetak gol terbanyak sepanjang masa Napoli diborong oleh Maradona.

Rekor pencetak gol tersebut berlaku sampai 2017 sebelum dipecahkan oleh sesama gelandang serang Napoli, yaitu Marek Hamsik.

Pada tahun 1991, Maradona pergi meninggalkan Napoli.

Seorang Pemain Sepak Bola asal Argentina yang ‘Disembah’ Satu Kota di Italia

Berkat kehebatan dirinya, Maradona menjadi tuhan bagi Naples.

Maradona adalah simbol perlawanan bagi rakyat Naples.

Kesengsaraan mereka mendadak sirna ketika menyaksikan Maradona beraksi di lapangan.

Maradona Naples

Banyak pengangguran di Naples yang lebih peduli menonton Maradona beraksi ketimbang mencari penghidupan.

Maradona sudah dianggap seperti orang Naples sendiri oleh warganya.

Mereka menganggap Maradona adalah anggota keluarga yang lama pergi dari rumah dan disambut dengan tangan terbuka di rumah.

Mural tentang Maradona menghiasi sudut-sudut kota Naples.

Wajahnya banyak terpampang di tembok-tembok, fasilitas umum serta tempat lainnya di kota itu.

Kehidupan Pribadi Sang Seniman Lapangan

Menjadi bintang di dalam lapangan membuat Maradona disoroti juga di luar lapangan.

Segala pernak-pernik khas rockstar melekat di dirinya.

Mobil mewah, pesta, wanita bahkan sampai kokain adalah rutinitas hariannya.

Maradona kenal dengan banyak publik figur, tidak terkecuali dengan mafia.

Klan Giuliano, kelompok mafia yang mengatur narkoba serta judi bola Italia, adalah sahabat Maradona yang kerap mensuplai sang mega bintang sepak bola dunia dengan kokain.

Berkat hal itu, tak jarang Maradona datang dalam kondisi tidak prima untuk latihan tim.

Dicintai oleh Semua Orang, Termasuk Kelompok Mafia

Setelah menjuarai scudetto Serie A pertama di musim 1986-1987, Napoli selalu finish di peringkat 2 klasemen akhir secara 2 musim berturut-turut.

Di musim 1988-1989, Napoli kalah di 3 pertandingan terakhir secara beruntun sehingga AC Milan berhasil menjuarai Serie A.

Pada musim tersebut, fans Napoli menuduh mafia berada di balik kegagalan tersebut.

Pasalnya, di awal musim, banyak fans Napoli yang bertaruh bahwa klubnya akan menjuarai Serie A.

Kalau Napoli juara pada musim 1988-1989, rumah judi tersebut dipastikan akan bangkrut.

Di musim yang sama, Napoli menjuarai UEFA Cup.

Setelah perayaan gelar juara, Maradona meminta kepada klub presiden Corrado Ferlaino untuk menjualnya ke klub lain.

Ferlaino menolak permintaan tersebut dan Maradona marah akan hal itu.

Ketergantungan Maradona akan kokain sudah menjadi-jadi saat itu.

Bulan April tahun 1990, Napoli kembali menjuarai Serie A.

Ferlaino merasa ada pihak yang ingin Maradona melakukan drug test agar Napoli melemah.

Seluruh kota Naples melindungi Maradona.

Kehancuran Kisah Manis Maradona dan Naples

Tahun 1990, Piala Dunia diadakan di Italia.

Babak semifinal menghadirkan laga Italia melawan Argentina di Naples.

Maradona meminta publik Naples untuk mendukung Argentina.

Italia terbagi 2 karenanya.

Pertandingan berakhir dengan skor 1-1 sampai babak tambahan waktu.

Saat babak adu penalti, Maradona mencetak gol penentu kemenangan Argentina.

Maradona saat mengalahkan Italia di Piala Dunia 1990

Maradona yang mulanya protagonis, mendadak menjadi antagonis di Naples.

Dari Dios (Tuhan), Maradona saat itu dipanggil dengan sebutan Diablo (Iblis).

Satu negara Italia membenci Maradona.

Pada Januari 1991, Maradona ditangkap kepolisian karena kepemilikan narkoba dan perdagangan manusia.

Maradona sudah tidak menikmati perlindungan Giuliano Mafioso.

Maradona mendapatkan 14 bulan hukuman percobaan dan didenda 5 juta lira.

Maradona juga dilarang bermain bola oleh FIFA sampai Juni 1992 karena gagal lulus dalam drug test.

Kehidupan Setelah Napoli

Setelah menjalani hukuman serta dilarang tampil 15 bulan, Maradona pindah ke Sevilla di La Liga Spanyol pada tahun 1992.

Semusim kemudian (1993-1994), Maradona pulang kampung ke Argentina dan bermain untuk Newell’s Old Boys.

Musim depan (1994-1995), Maradona pindah ke Boca Juniors di Argentina juga.

Dua musim di Boca Juniors, Maradona akhirnya pensiun di tahun 1997 saat dirinya berusia 37 tahun.

Maradona memberikan segalanya untuk kota Naples, begitu pun sebaliknya.

Maradona ditangkap kepolisian tahun 1990

Penduduk Naples masih mencintai Maradona sampai detik ini.

Sang Juru Selamat datang disambut oleh ribuan penduduk, namun pergi meninggalkan Naples sendirian.

Kehadiran Maradona di Naples membuat dirinya seakan-akan menjadi mitos.

Tidak banyak kisah cinta antara seorang pemain dan sebuah kota begitu indah seperti Maradona dan Naples.

Maradona akan abadi di Naples meskipun tragisnya akhir cerita cinta akan selalu mengiris hati.

3 Comments

3 Comments

  1. Pingback: Inter Milan vs Real Madrid: Keduanya Terancam Tidak Lolos Grup

  2. Pingback: Ajax Salah Satu Akademi Terbaik di Dunia

  3. Pingback: Empat Derby Terbesar di Sepak Bola Spanyol

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P