
Drama VAR (Video Assistant Referee) Beserta Wasit
Inter Milan comeback dari ketertinggalan 2-0 menjadi seri 2-2 melawan Parma pada Sabtu (31/10) lalu di ajang Serie A.
Diwarnai dengan drama keputusan wasit dan VAR, anak buah Antonio Conte gagal meraih 3 poin yang berpeluang menggeser AC Milan di puncak klasemen.
Romelu Lukaku dkk sudah membuang banyak poin di 3 dari 6 laga awal mereka di Serie A.
Apabila AC Milan menang melawan Udinese pada Minggu (1/11) ini, jarak kedua tim di klasemen bisa menjadi 5 poin.
Setelah pertandingan ini, Inter akan berhadapan dengan Real Madrid dalam lanjutan Champions League babak grup pada hari Selasa (3/11) di Spanyol.
Inter punya 1 momen yang luar biasa penting terkait VAR dan wasit pada pertandingan ini.
Di babak kedua, Ivan Perisic dilanggar oleh Botond Balogh di dalam kotak penalti.
Terlalu kesal dengan VAR dan wasit, Conte sampai tidak datang ke konferensi pers seusai pertandingan.
“Adalah tugas kami untuk protes tentang keputusan wasit. Ini adalah satu-satunya tempat untuk memprotes, karena kami tidak punya tempat lain agar suara kami bisa didengar,” kata direktur olahraga Beppe Marotta.
“Kami menyadari VAR hanya mengintervensi pelanggaran yang sangat jelas dan terlihat, namun hari ini ada pelanggaran yang sangat jelas dan terlihat terkait penalti.”
“Jadi, wasit harus melihat dengan lebih dekat atau gunakan VAR. Andai VAR hanya digunakan sebagian, maka akan merusak semua dan menciptakan ketidakadilan.”
“Setelah 6 pertandingan, ini adalah momen yang tepat untuk memberikan komentar ini.”
Jurnalis Italia, Maurizio Pistocchi mengkritik wasit asal Italia, Marco Piccinini di sebuah cuitan di Twitter setelah pertandingan ini.
Piccini adalah wasit yang memimpin jalannya pertandingan antara Inter melawan Parma.
Pistocchi berkata “Hari ini, di TV semua orang dibuat bingung dengan penggunaan VAR.”
“Padahal, jika wasit yang bisa melihat dengan sempurna, bebas, berada di belakang Balogh dan Perisic, tapi tidak memberikan pelanggaran penalti, maka masalahnya bukan VAR.”
“Masalahnya adalah, siapa yang mengizinkan Piccinini masuk ke Serie A.”
Baca juga: 5 Alasan Inter Milan akan Mencuri Scudetto Juventus
Jalannya Pertandingan di Stadion San Siro, Kota Milan
Inter mendominasi babak pertama di San Siro.
Peluang tembakan voli Perisic yang off target serta sundulan kepala Achraf Hakimi dari jarak dekat seharusnya bisa menjadi pembeda.
Parma membuat Inter harus membayar mahal ketidaktajaman mereka di depan gawang usai Gervinho mencetak gol pertamanya di musim ini melalui teknik voli placing di menit 46 setelah menerima umpan lambung dari Hernani.
Parma kemudian menciptakan gunung yang harus didaki oleh Inter setelah Roberto Inglese memberikan umpan terobosan terukur untuk gol Gervinho di menit 62.
Mengingat rival sekota sedang dalam performa yang bagus, Inter terus mencoba untuk menyusul.
Marcelo Brozovic berhasil mencetak gol tendangan dari luar kotak penalti menggunakan kaki kiri usai melakukan umpan kombinasi dengan Nicolo Barella di menit 64.
Andrea Ranocchia hampir menyamakan kedudukan bagi Inter setelahnya.
Sundulan kepala Ranocchia berhasil dimentahkan oleh kiper Luigi Sepe.
Ivan Perisic kemudian berhasil mencetak gol penyama kedudukan di menit 90+2 menit tambahan waktu.
Menerima umpan dari tendangan bebas Aleksandar Kolarov, Perisic berhasil menyundul bola masuk ke gawang.
Pada detik-detik akhir pertandingan, Inter dapat peluang besar untuk mencetak gol.
Umpan silang Perisic dari sisi kanan serangan Inter berhasil menemui kepala Arturo Vidal yang sudah berhadapan dengan Luigi Sepe, kiper Parma.
Saying, bola sundulan Vidal hanya mengenai jaring samping gawang.
Akhirnya, peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan berbunyi dengan skor 2-2 untuk Inter dan Parma.

Pingback: Real Madrid vs Inter Milan: Pertarungan Juru Kunci Grup B