
Penemuan Magis Antonio Conte Menjadi Senjata Baru
Antonio Conte memulai karir bersama Inter Milan dengan Stefano Sensi – Cristiano Biraghi di sisi poros kiri, kemudian dilanjutkan dengan Roberto Gagliardini – Ashley Young.
Setelah tidak pernah terlalu bagus, kini sang manajer asal Italia menemukan keseimbangan dalam diri Christian Eriksen – Ivan Perisic.
Kepuasan Antonio Conte
Selamat tinggal ketidakseimbangan, selamat datang keseimbangan.
Misi Inter Milan untuk mendapatkan Scudetto mendapat angin segar berkat dua wajah baru di sisi poros kiri.
Ivan Perisic dan Christian Eriksen adalah pembelian yang agak terlambat untuk bersinar.
Perisic menempati posisi bek sayap kiri serta Eriksen ada di gelandang tengah kiri.
Kedua pemain ini mungkin tidak disangka akan menempati starting eleven Conte jika kita bicarakan beberapa bulan lalu, namun ini kenyataan yang sudah terjadi.
Conte senang dengan kehadiran mereka: “Tugas dari seorang pelatih adalah membuat para pemain mengerti idenya, aku pikir Eriksen dan Perisic membuat aku bangga karena mereka berdua, seperti yang lainnya, sudah berkembang baik.”
Jika poros kanan sudah secara luar biasa diisi oleh Nicolo Barella sebagai gelandang tengah kanan serta Achraf Hakimi sebagai bek sayap kanan, maka di sisi sebrangnya lebih sering diisi oleh kekacauan sebelum kehadiran Eriksen dan Perisic.
Setelah 1 tahun setengah berada di Inter, akhirnya Conte bisa menemukan solusi atas titik yang tidak lebih baik ketimbang satunya tersebut.
Eriksen dan Perisic Main, Inter Milan Pasti Menang
Keinginan Conte terlihat ketika Inter menang 0-2 di markas Fiorentina: assist dari Hakimi dan gol dari Perisic.
Conte memang sangat gemar bermain dengan formasi 3-5-2 dan memaksa para bek sayapnya untuk naik ke atas membantu penyerangan.
Pada Serie A musim ini, duo Eriksen – Perisic baru 5 kali bermain sejak menit awal dan semuanya berakhir dengan kemenangan.
Lima kemenangan tersebut adalah ketika Inter menang 4-3 melawan Fiorentina, 1-3 atas Cagliari, membantai Benevento 4-0, 3-1 atas Lazio dan yang terbaru 0-3 kontra AC Milan.
Artinya, 17 gol berhasil diciptakan oleh Inter ketika dua pemain ini bermain sejak menit awal, kebobolan 5 kali serta berhasil 2 kali clean sheet.
Namun, duet mematikan ini baru disadari akhir-akhir ini, tepatnya di 2 pertandingan, yaitu saat melawan Lazio dan AC Milan.
Christian Eriksen, seorang playmaker dengan kemampuan menyerang melalui tembakan jarak jauh, bola mati tendangan bebas serta operan mematikan yang bisa membuat peluang, tentu sangat berharga untuk menyeimbangkan poros kiri yang dikenal tidak sehebat poros kanan yang sudah ditempati jendral lini tengah lainnya, Nicolo Barella.
Ivan Perisic, seorang inverted winger di sayap kiri dengan kemampuan kaki sama kuatnya, sangat membahayakan lini pertahanan lawan, sebab pemain asal Kroasia ini sering datang ke kotak penalti lawan dan bisa mencetak gol atau membuat peluang besar bagi Inter Milan.
Bongkar Pasang Berakhir Scudetto?
Sejak tahun 2020, Conte sudah banyak bongkar pasang posisi gelandang tengah kiri dan bek sayap kiri.
Mulai dari duet Stefano Sensi – Kwadwo Asamoah, kemudian Nicolo Barella – Cristiano Biraghi, Borja Valero – Biraghi bahkan sampai Roberto Gagliardini – Valentino Lazaro pun pernah dicoba.
Bulan Agustus 2020, Conte menemukan duet idamannya dalam diri Gagliardini – Ashley Young yang berhasil membawa mereka sampai final Europa League, yang membuat Perisic terbuang serta Vidal yang lebih banyak mengisi bangku cadangan.
Setelah Perisic kembali ke Inter Milan dari Jerman pun, dia tidak langsung ditempatkan di posisi bek sayap kiri.
Perisic pernah ditempatkan sebagai gelandang serang, di belakang 2 penyerang atau bahkan menjadi salah satu dari 2 penyerang Conte dalam formasi 3-5-2.
Eriksen yang baru didatangkan dari klub Inggris, Tottenham Hotspur pun juga tidak langsung mendapatkan posisi di tim.
Bahkan, Eriksen sempat dikabarkan akan hengkang pada Januari lalu.
Kini, Conte sudah menemukan komposisi andalan untuk menyeimbangi kekuatan poros kanan, yaitu dengan memperkuat poros kiri dengan kehadiran Eriksen – Perisic.
Dengan tidak bermainnya Inter Milan di kompetisi lain selain Serie A, sepertinya para fans Nerazzurri punya alasan optimis untuk tim kesayangannya mengangkat gelar Scudetto yang sudah pergi 11 tahun dari Giuseppe Meazza.

Pingback: Inilah Alasan Inter Milan Ubah Logo Klub