Pekan 20 yang Istimewa
Bundesliga memang terkenal sebagai tempat yang ramah untuk pemain muda.
Namun, kisah di pekan 20 seolah tampak seperti dongeng.
Youssoufa Moukoko mencetak gol ke-2 di divisi tertinggi sepak bola Jerman tersebut untuk Borussia Dortmund.
Sementara itu, Florian Wirtz, 17 tahun, mencetak rekor baru dengan sudah mengoleksi 5 gol di liga, termuda sepanjang sejarah Bundesliga.
Ketika Moukoko diliput bahkan sebelum debut profesional karena rekor mencetak gol yang luar biasa di level junior, Wirtz mungkin adalah pilihan yang berbeda atau setidaknya tidak disangka-sangka.
Wirtz memilih untuk menjadi pemain termuda yang mencetak 5 gol di kasta tertinggi sepak bola Die Mannschaft sebelum berusia 18 tahun.
Untuk kembali digarisbawahi, pemain tengah ini masih berusia 17 tahun.
Rekor ini adalah sebagian dari karir profesional Wirtz yang bahkan belum menyentuh 1 tahun, melainkan baru 9 bulan.
Bulan Mei tahun lalu, Wirtz menjadi pemain termuda bagi Bayer Leverkusen ketika Die Werkself mengalahkan Werder Bremen dengan skor 4-1, menggantikan Kai Havertz.
Selain itu, Wirtz juga menjadi pemain termuda yang bermain untuk tim nasional Jerman U-21, mengalahkan rekor pemain Paris Saint-Germain di Perancis saat ini, Julian Draxler.
Matang di Usia Muda
Dengan banyaknya pencapaian Wirtz di usia belia, wajar apabila dirinya gelar penghargaan Fritz Walter, sebuah penghargaan untuk pemain terbaik di usia 17 tahun ke bawah.
Terlebih lagi, dengan pencapaian Wirtz sejauh ini di musim 2020-2021, nampaknya performa meroketnya tidak akan berhenti dengan cepat.
Argumen tersebut didukung dengan fakta bahwa dirinya berhasil mencapai rekor pemain 17 tahun pertama yang sudah mengoleksi 5 gol Bundesliga dengan kemenangan 5-2 melawan VfB Stuttgart.
“Dia masih berusia 17 tahun dan sudah terlihat talentanya sebagai pemain tengah,” kata Lothar Matthäus kepada situs resmi Bundesliga.
Selain itu, legenda klub Italia, Inter Milan tersebut juga mengatakan bahwa Wirtz adalah pemain muda yang harus disaksikan di tahun 2021 ini.
“Dia akan menjadi Kai Havertz kedua yang sekarang bermain di Chelsea [di Inggris],” lanjut Matthäus.
“Dia akan memiliki karir seperti Havertz. Dalam beberapa tahun, kita akan melihat dirinya bermain untuk tim nasional Jerman dan kita akan melihat dirinya bermain untuk tim besar, tim besar di Eropa.”
Karirnya Sejauh Ini
Musim ini, Wirtz sudah mencetak 4 gol dan membuat 5 assist di 17 penampilan Bundesliga.
Selain itu, pemain bertinggi 175 cm ini juga sudah mencetak gol di DFB Pokal serta menjadi pemain termuda ke-7 yang mencetak gol di UEFA Europa League.
Meskipun terhitung pendek dengan tinggi 175 cm untuk pemain di level tertinggi Eropa, namun tidak menutup kemungkinan Wirtz akan terus bertambah tinggi badannya.
Gelandang serang ini sudah mencetak 2 gol dan membuat 1 assist dari 5 penampilan Europa League musim ini.
“Dia bermain baik untuk klub,” kata Lars Bender, wakil kapten Bayer Leverkusen, setelah Wirtz mencetak gol kemenangan melawan Borussia Dortmund.
“Lihat saja apa yang bisa dilakukan anak ini dengan bola – dia sangat menyegarkan, bermain sangat hidup dan tenang.”
Sejauh ini, ketika Wirtz mencetak gol, Leverkusen selalu menang.
Pertandingan melawan Hoffenheim, FC Koln, Dortmund, OGC Nice, Hapoel Beer-Sheva, Eintracht Norderstedt dan Stuttgart berakhir kemenangan dengan nama Wirtz berada di papan skor.
Selama 2 musim berkarir profesional bersama Bayer Leverkusen, total Wirtz sudah bermain sebanyak 33 kali dengan catatan 8 gol dan 6 assist.
Meskipun belum memiliki caps untuk tim senior Jerman, rasanya Wirtz tidak lama lagi akan merasakan hal itu.
Apalagi, ajang terdekat Jerman saat ini adalah mengikuti Euro 2020 yang dilangsungkan di tahun 2021.
Meskipun dipastikan tidak bisa memecahkan rekor Willy Bäumgartner sebagai pemain termuda Jerman di tahun 1908, tapi Wirtz sudah menunjukan bahwa dirinya sejajar dengan talenta terbaik di dunia.
Dengan ditundanya turnamen terbesar antar negara Eropa selama setahun ini, Wirtz bisa mempersiapkan diri untuk menuliskan tinta emas dalam buku sejarah karir dirinya yang mungkin saja berakhir menjadi legenda.
Pingback: Generasi Emas Bek Sayap Kiri di Premier League
Pingback: Aleksandr Golovin Senjata Rahasia Niko Kovac