Connect with us

Artikel Top Peluit

Dianggap Tidak Adil, Format Euro 2020 Tidak akan Diteruskan

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengaku bahwa format turnamen kali ini tidak adil bagi tim dan fans sehingga tidak akan digunakan lagi.

Dianggap Tidak Adil, Format Euro 2020 Tidak akan Diteruskan

Sempat Mendukung Format Baru di Euro 2020

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, sudah mengusulkan untuk tidak memakai format turnamen Euro 2020 di mana tuan rumah terdiri dari beberapa negara.

Pasalnya, terdapat perbedaan besar antara tim dan penggemar yang harus menempuh jarak jauh dan yang tidak menempuh jarak jauh.

Euro 2020 digelar di 11 kota di 11 negara secara keseluruhan.

Kemudian, ada beberapa tim yang harus terbang selama lebih dari 10 ribu km dalam beberapa pekan terakhir.

Ide ini sebetulnya datang dari presiden UEFA sebelumnya, yaitu Michel Platini.

Padahal, ide turnamen ini sejak awal sudah mendapatkan banyak kritikan dari berbagai pihak.

Selain jarak yang membuat tidak nyaman serta membengkaknya ongkos perjalanan yang harus penggemar keluarkan, format ini juga bisa memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.

Sementara itu, UEFA mengklaim bahwa kurangnya pembangunan stadion baru dan infrastruktur penunjang adalah penyebab dari terbentuknya turnamen dengan format demikian.

Namun, justru banyak penggiat lingkungan yang menentang ide tersebut.

Pada 2019, Ceferin pernah membela format ini.

Sifat alami dari turnamen ini adalah lebih banyak keuntungan ketimbang format lama.

Selain dapat membuat suatu pertandingan tersebar ke banyak komunitas di seluruh Eropa, tidak perlu lagi untuk membangun stadion atau jaringan transportasi yang dibutuhkan, yang mana membuat sebuah dampak besar secara lingkungan dari sana, seperti contohnya, bahan bangunan dan sumber daya lain untuk mengembangkan infrastruktur seperti itu.

Kini, pertandingan sudah mencapai babak final yang akan mempertemukan Italia dengan Inggris di Stadion Wembley, London, Inggris.

Sudah Tidak Lagi Mendukung

Kini, 2 tahun berlalu, Ceferin sudah tidak lagi mendukung format seperti itu.

Berbicara kepada BBC Sport, Ceferin blak-blakan mengenai hal tersebut.

Aku tidak lagi mendukung hal itu.

Pada satu sisi, tidak benar bahwa suatu tim harus bepergian sejauh 10.000 km sementara yang lain hanya 1.000.

Tidak adil untuk para penggemar, ketika sudah berada di Roma suatu hari dan harus di Baku untuk beberapa hari ke depan yang memakan waktu perjalanan 1 setengah jam jalur penerbangan.

Kami jadi harus sering bepergian ke beberapa negara dengan yurisdiksi berbeda, dengan perbedaan mata uang, negara-negara di Uni Eropa dan non-Uni Eropa, jadi itu tidak mudah.

Format tersebut sudah ditentukan sebelum aku datang (sebagai presiden) dan aku menghormati itu.

Itu adalah sebuah ide yang menarik namun sulit untuk terlaksana dan aku pikir kami tidak akan melakukannya lagi.

Euro 2020 dengan format baru ini bermaksud untuk merayakan hari jadi gelaran Piala Eropa yang ke-60 tahun.

Untuk selengkapnya, baca artikel di bawah ini.

Protes dari Pemain

Pandemi virus corona ini semakin mengekspos kecacatan dari praktik format ini.

Pasalnya, banyak penggemar yang gagal menyaksikan timnya bertanding akibat pembatasan bepergian dari negara-negara yang terus berubah.

Selain dari penggemar, para pemain pun juga mengkritisi format turnamen ini, di mana penggemar Wales dilarang masuk ke Belanda untuk menyaksikan pertandingan negaranya melawan Denmark.

Chris Gunter, pemain Wales, ikut mengkritisi format ini.

Tim besutan Rob Page ini terpaksa pergi dari Baku ke Roma di babak grup sebelum akhirnya ke Amsterdam di mana mereka kalah 4-0 dari Denmark di babak 16 besar.

Melalui unggahan Instagram pribadinya, Gunter mengeluarkan keluh kesahnya terhadap Euro 2020.

Selesai sebelum memulai, 3.000 mil dari rumah.

Setiap negara memiliki penggemar ke mana pun mereka pergi.

Kamu dan kami pantas mendapatkan yang lebih baik dari turnamen yang berformat seperti lelucon ini, tapi siapa bilang hidup itu adil.

Euro 2020 sudah memasuki babak akhir, untuk informasi statistik pertandingan final, baca artikel di bawah.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

More in Artikel Top Peluit

P