
Daftar Pemain di Generasi Emas Belgia
Generasi emas Belgia bukan sebuah isapan jempol semata.
Sebelumnya, Belgia pernah gagal lolos ke turnamen besar (Piala Eropa dan Piala Dunia) dari kurun waktu 2002 sampai 2012.
Namun, periode tersebut adalah sebuah blessing in disguise bagi tim berjuluk The Red Devils tersebut.
Sebuah generasi emas bagi Belgia sedang bertumbuh, berkembang dan semakin dewasa.
Nama-nama tersebut bisa bermulai dari Kevin De Bruyne, salah satu pemain tengah dan playmaker terbaik di sepak bola pada generasinya.
Kemudian, masih ada Eden Hazard dengan kecepatan, kelincahan, skill, tembakan dan operan yang luar biasa hebatnya.
Tidak sampai di situ, ada juga top skor Belgia sepanjang masa, Romelu Lukaku dengan fisik tinggi dan besar, memiliki kecepatan dan penyelesaian akhir yang mematikan.
Untuk posisi penjaga gawang, tidak ketinggalan ada The Octopus, Thibaut Courtois, sang kiper bertinggi 2 meter.
Courtois adalah salah satu penjaga gawang terbaik di dunia saat ini.
Selain nama-nama kelas dunia di atas, Belgia masih punya beberapa pemain bagus.
Dari lini belakang, Belgia punya Toby Alderweireld, Jan Vertonghen, dan Thomas Meunier yang selalu siap sedia menahan lawan-lawannya.
Pada posisi gelandang tengah, Belgia memiliki Axel Witsel, Marouane Fellaini, Radja Nainggolan, Dries Mertens, Thorgan Hazard, Youri Tielemans, Nacer Chadli, Adnan Januzaj dan Yannick Carrasco.
View this post on Instagram
Terdapat pula Divock Origi, Christian Benteke dan Michy Batshuayi sebagai pelapis Lukaku di lini serang.
Sebelumnya, Belgia juga pernah merasakan generasi emas di tahun 1978 sampai 2002.
Lalu, bagaimana prestasi generasi emas Belgia saat ini di turnamen besar?
Belum Pernah Meraih Trofi
Dari ajang Piala Dunia, Belgia mengawali absensi selama 12 tahun dengan pencapaian baik.
Pada Piala Dunia 2014 di Brazil, pasukan Marc Wilmots ini mampu mencapai babak perempat final.
Pencapaian tersebut perlu kita apresiasi mengingat baru tumbuhnya generasi emas Belgia ini dan minimnya pengalaman di pentas akbar.
Dua tahun kemudian, Belgia adalah salah satu kuda hitam di Piala Eropa 2016.
Sayangnya, mereka justru terlempar di babak perempat final dari kuda hitam lainnya, Wales.
Selesai dari Piala Eropa 2016, Marc Wilmots selaku pelatih mengundurkan diri.
Penggantinya adalah Roberto Martinez, pelatih asal Spanyol yang sebelumnya melatih Swansea City, Wigan Athletic dan Everton.
View this post on Instagram
Bersama generasi emas Belgia, Martinez sukses membawa negara tersebut lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
Saat turnamen terbesar di sepak bola tersebut berjalan, Belgia berhasil meraih prestasi terbaik mereka sepanjang sejarah.
Peringkat 3 adalah prestasi yang Belgia dapatkan di situ, setelah mengalahkan Inggris dengan skor 2-0.
Terbaru, pada Piala Eropa 2020 lalu, ekspektasi tinggi disematkan kepada Kevin De Bruyne dkk.
Sayangnya, mereka harus kalah dari juara turnamen tersebut, Italia, pada babak perempat final.
Meskipun tidak pernah mendapatkan trofi, Belgia nyatanya masih konsisten berada di peringkat 1 FIFA.
Berkat itu, kini Belgia menjadi satu-satunya negara yang berada di peringkat 1 FIFA tanpa sekalipun pernah menjuarai trofi dunia atau kontinental.
Masalah Non-Teknis Belgia: Bahasa
Belgia adalah negara dengan 3 bahasa resmi: Perancis, Belanda dan Jerman.
Menurut sebuah sumber dari BBC, untuk menghindari kesalahpahaman, skuad Belgia justru berbicara bahasa Inggris di ruang ganti.
Secara umum, skuad Belgia terbagi menjadi 3 kubu.
View this post on Instagram
Pertama, skuad Belgia didominasi oleh pemain yang berbicara bahasa Belanda.
Kedua, penutur Perancis berada di urutan kedua.
Terakhir, hanya ada sedikit pemain yang berbicara bahasa Jerman.
Dari banyak negara, mungkin hal tersebut termasuk sesuatu yang membingungkan.
Namun, hal tersebut justru adalah keindahan dari keberagaman di Belgia.
Mulai dari sekolah, partai politik, media, tempat kerja sampai tempat umum pada umumnya, hal tersebut lumrah terjadi.
Saat ini, ada Romelu Lukaku yang bisa berbicara dengan 6 bahasa.
Sebelumnya, kapten Belgia, Vincent Kompany bisa berbicara 5 bahasa.
Negara yang mirip seperti ini adalah Swiss.
Bahasa resmi yang Swiss gunakan di keseharian masyarakatnya adalah Jerman, Perancis, Italia dan Romansh.
Menurut pengakuan Ramon Vega, pemain Swiss pada tahun 1993 sampai 2001, bahasa menjadi suatu masalah tersendiri di tubuh skuad.
Para pemain yang berbicara bahasa Jerman, Perancis dan Italia selalu duduk di meja-meja terpisah untuk makan siang dan malam.
Untungnya, Belgia tidak mengalami masalah serupa.
Kesempatan Terakhir untuk Juara Bagi Generasi Emas Belgia
Sebetulnya, harapan tersebut sudah mulai keluar sejak Piala Dunia 2018 silam.
Para pemain bintang kelas dunia saat itu sedang mencapai peak atau puncak karirnya melihat dari segi usia.
Mulai dari Thibaut Courtois (26), Vincent Kompany (32), Kevin De Bruyne (26), Romelu Lukaku (25) dan Eden Hazard (27).
Selain para bintang, para pemain hebat pun juga sedang mencapai usia puncaknya.
Sebut saja Toby Alderweireld (29), Thomas Vermaelen (32), Jan Vertonghen (31), Axel Witsel (29), Marouane Fellaini (30), Dries Mertens (31) dan Thomas Meunier (26).
Nama-nama tersebut belum termasuk pemain yang cukup berguna seperti Yannick Carrasco (32), Thorgan Hazard (25), Youri Tielemans (21), Adnan Januzaj (23) dan Nacer Chadli (28).
Pada gelaran Piala Dunia 2018 silam pun, 3 pemain Belgia berhasil meraih penghargaan individu.
Romelu Lukaku berhasil meraih Bronze Boot atau Sepatu Perunggu berkat menduduki peringkat 3 top skor dengan 4 gol.
Terlebih lagi, Thibaut Courtois juga mendapatkan Golden Gloves atau Sarung Tangan Emas, penghargaan kiper terbaik di Piala Dunia 2018 silam.
View this post on Instagram
Kemudian, ada Eden Hazard yang mendapatkan Silver Ball atau Bola Perak, penghargaan pemain terbaik kedua, setelah Luka Modric (Golden Ball atau Bola Emas).
Sayangnya, semua potensi tersebut sampai hari ini belum berakhir dengan trofi.
Namun, mereka berpeluang untuk mendapatkan trofi, yaitu di ajang UEFA Nations League.
Meskipun tidak memiliki pamor seperti Piala Eropa dan Piala Dunia, namun piala ini pantas untuk mereka perjuangkan.
Pasalnya, mereka hanya butuh memenangkan 2 pertandingan lagi.
Pertama, mereka harus menyingkirkan Perancis di semi-final.
Apabila ujian pertama telah selesai, maka Spanyol di babak final sudah menanti kehadiran The Red Devils.
Andai tak kunjung juara, maka peluang generasi emas Belgia ini untuk mendapatkan trofi ada kemungkinan menemui jalan buntu.
Bagaimana tidak, pasalnya kualitas individu para bintang ini akan semakin menurun seiring bertambahnya usia.
