Connect with us

Artikel Top Peluit

Hubungan Istimewa nan Rumit ala Lionel Messi dan Pep Guardiola

Sebagai salah satu yang terbaik di dunia, ternyata La Pulga harus diperlakukan sedemikian rupa sampai bikin geleng-geleng.

Lionel Messi Bak Monster di Bawah Pep Guardiola

Pep Guardiola belum bisa menjuarai UEFA Champions League tanpa Lionel Messi. Fakta yang tidak bisa terbantahkan.

Keduanya akan melakukan reuni di fase grup Liga Champions musim 2021-2022 di mana Barcelona berada satu grup dengan Manchester City.

Lionel Messi adalah salah satu pemain terbaik, atau bahkan mungkin memang yang terbaik, sebagai pemain sepak bola, sepanjang masa.

La Pulga berhasil memenangkan 6 gelar Ballon d’Or (terbanyak, kedua ada Cristiano Ronaldo dengan 5), penghargaan pemain sepak bola terbaik tahunan.

Kisah kehebatan Messi sudah terlihat sejak 16 Oktober 2004, saat dirinya melakukan debut di pertandingan derby antara tuan rumah Espanyol kontra Barcelona.

Pada saat itu, Messi yang masih berusia 17 tahun, 3 bulan dan 22 hari menjadi pemain termuda yang pernah bermain untuk Barcelona (sebelum akhirnya Ansu Fati pecahkan rekornya).

Messi masuk di menit 82 untuk menggantikan pencetak gol satu-satunya di pertandingan itu, Deco.

Seperti yang kita tahu, sisa dari itu, adalah sejarah.

Frank Rijkaard ialah sosok penting bagi Messi.

Saat itu, pria asal Belanda tersebut adalah pelatih kepala Barcelona yang memberikan kesempatan bagi Messi untuk bermain.

Pada musim terakhirnya bersama Rijkaard, Messi berhasil mencetak 16 gol dan membuat 16 assist.

Kemudian, pada 2008-2009 atau musim pertama Guardiola di Barcelona, pencapaian Messi meroket.

Pemain asal Argentina tersebut berhasil mencetak 38 gol dan membuat 19 assist di semua kompetisi.

Selain gol dan assist, Barcelona berhasil menjuarai La Liga, Copa del Rey dan Champions League di musim pertama Guardiola tersebut.

Lionel Messi memang sudah berbakat secara alami, namun kita juga harus mengapresiasi bagaimana Pep Guardiola memperlakukan sang pemain.

Berikut adalah cerita yang Peluit Panjang himpun dari beberapa situs seperti The Athletic dan BBC.

Awal Mula Hubungan Lionel Messi dengan Pep Guardiola

Selama 4 musim keduanya bersama di Camp Nou, Barcelona berhasil memenangkan 14 trofi.

Trofi-trofi major yang berhasil Lionel Messi dan Pep Guardiola menangkan adalah 3 La Liga, 2 Champions League, 2 Copa del Rey, dan 2 FIFA Club World Cup.

Selain itu, ada lagi beberapa trofi seperti 2 UEFA Super Cup dan 3 Supercopa de España.

Lionel Messi juga berhasil meraih Ballon d’Or pertamanya di musim 2008-2009, di mana Guardiola juga mendapatkan gelar World’s Best Club Coach di tahun tersebut.

Total, Guardiola mengoleksi 2 gelar pelatih terbaik tersebut.

Pertanyaan selanjutnya adalah: bagaimana Pep Guardiola bisa mengeluarkan yang semua terbaik dari Lionel Messi?

Jawabannya adalah ngêmong, istilah dalam kebudayaan Jawa yang artinya menjaga atau memelihara secara lembut dan penuh kasih sayang.

Kita tidak bisa membiarkan Messi menanggung beban tim secara berlebihan. Aku tidak berpikir itu akan menjadi sesuatu yang baik untuknya atau klub.

Kata-kata tersebut keluar dari mulut Pep Guardiola di konferensi pers pertamanya pada Juni 2008 sebagai pelatih baru Barcelona.

Saat itu, Messi baru menginjak usia 21 dan Guardiola sudah memiliki rencana jangka panjang untuk menjadikannya pusat permainan.

Namun, Guardiola juga tahu betul bahwa Messi harus diurus secara hati-hati dan sensitif.

Beberapa saat setelah itu, Guardiola langsung menghadapi ujian nyata.

Tahun 2008 adalah saat di mana Olimpiade diadakan di Beijing, Cina.

Saat itu, Barcelona tidak mengizinkan Messi untuk pergi membela Argentina di cabang olahraga sepak bola karena persiapan kualifikasi Champions League kontra Wisla Krakow dari Polandia.

Namun, Guardiola berhasil meyakinkan presiden klub, Joan Laporta, bahwa Messi harus dibuat senang untuk menguntungkan klub dalam jangka panjang.

Messi yang merasa bahwa Guardiola dan Barcelona berada di sisinya pun terbukti memberikan yang terbaik untuk klub sampai kepergiannya di 2021 ini.

Cara Pep Guardiola Menangani Lionel Messi

Misi Pep Guardiola untuk terus membuat Lionel Messi bahagia pun terpancar dari banyak ucapannya, termasuk di bawah ini pada awal kepemimpinannya di Barcelona.

Messi adalah pemain terbaik di dunia. Jadi, sederhananya, kami akan terus membuat dan menjaganya tetap senang. Kalau dia senang, akan lebih mudah baginya untuk bermain bagus.

Selain urusan lapangan, Barcelona dan Laporta selalu melakukan hal-hal terbaik, seperti menambahkan nilai kontrak Messi, menjadikannya ikon klub, dan segala tetek-bengek tentang marketing.

Sementara itu, Guardiola pun perlahan menyingkirkan para pemain senior yang berpotensi menutup ruang tumbuh Messi dari segi permainan dan sikap di luar lapangan.

Para pemain tersebut pun bukan sembarang pemain, sebut saja Ronaldinho, Deco, Samuel Eto’o, Yaya Toure, dan Zlatan Ibrahimovic.

Kemudian, para bintang tim nasional Spanyol seperti Xavi, Andres Iniesta, David Villa, Carles Puyol, dan masih banyak lagi, diharuskan memberikan pelayanan terbaik untuk Messi.

Meskipun begitu, Messi tetap tidak boleh melakukan semua hal yang ia inginkan.

Guardiola tetap mengontrol semua hal di dalam ruang ganti secara penuh.

Dari segi konsumsi, Messi dkk tidak boleh memakan pizza, selai kacang, popcorn, dan coklat.

Tiki-taka Guardiola yang mengharuskan semua pemain melakukan pressing pun membutuhkan latihan fisik yang gila, termasuk Messi.

Bedanya, Guardiola berbicara kepada para pemain kunci lain melalui obrolan panjang, namun tidak dengan Messi.

Guardiola berkomunikasi kepada Messi melalui gerak-gerik tubuh (gestur), senyum, pembicaraan singkat dan bahkan dengan diam!

Dengan Messi, kamu harus sedikit berbicara kepadanya dan harus mendengarkan dengan seksama apa yang dia katakan.

Begitu kata Guardiola.

Secara instruksi taktik menyerang, Guardiola menjelaskan dengan sangat rinci kepada para pemain lain, kecuali Messi.

Messi hanya akan menerima informasi singkat.

Mengapa begitu? Karena Messi sudah memiliki pemahaman lebih lanjut mengenai sepak bola secara alamiah, sehingga hanya butuh sedikit arahan untuk melengkapinya.

Bagaimana dengan pertahanan? Tidak berbeda jauh.

Alih-alih memberi tahu langsung kepada Messi, Guardiola justru berbicara kepada seluruh awak ruang ganti.

Leo akan melakukan pressing ketat kepada lawan, jadi kalian juga harus seperti itu.

Begitu kata sang pelatih asal Spanyol tersebut.

Pep Guardiola dan Lionel Messi saat Barcelona juara Champions League 2009 (kredit: eurosport.com)

Pep Guardiola dan Lionel Messi saat Barcelona juara Champions League 2009 (kredit: eurosport.com)

Dampak Buruk dari Hubungan Lionel Messi dan Pep Guardiola (1/2)

Mungkin, Lionel Messi memang lebih besar dari sepak bola dan Barcelona itu sendiri.

Hal tersebut terlihat di musim 2011-2012.

Guardiola mengistirahatkan Messi di pertandingan La Liga kontra Real Sociedad.

Sehari kemudian, Messi absen dari latihan.

Saat kembali berlatih, wajah Messi terlihat cemberut sepanjang sesi latihan.

Sejak saat itu, Guardiola selalu memainkan Messi di setiap menit sisa musim yang tersedia dan hanya sang pemain yang bisa menentukan kapan dirinya beristirahat.

Kemudian, Zlatan Ibrahimovic bergabung dengan Barcelona pada 2009 dan mulai rajin mencetak gol.

Melihat hal tersebut, Messi mengirimkan pesan kepada sang pelatih berbunyi seperti ini.

Baiklah, aku lihat aku tidak lagi menjadi bagian penting bagi tim, jadi..

Akan tetapi, Guardiola justru menerima perilaku seperti itu karena Messi memang sangat ambisius untuk meraih kesuksesan bersama Barcelona, plus kehebatan kualitas individu yang tidak masuk akal.

Dampak Buruk dari Hubungan Lionel Messi dan Pep Guardiola (2/2)

Tentu saja, ketergantungan kepada Messi semakin menjadi-jadi sehingga terciptalah istilah Messidependencia, terutama dari media yang berbasis di kota Madrid.

Puncaknya terjadi pada 24 April 2012 di babak semifinal Champions League leg kedua kontra Chelsea.

Melawan tim asal London Barat yang bermain dengan 10 pemain akibat kartu merah John Terry, Barcelona gagal melangkah ke babak pamungkas.

Padahal, Barcelona bisa saja unggul melalui tendangan penalti Lionel Messi, sialnya membentur tiang gawang.

Malam tersebut, Guardiola mengumumkan kepada internal tim bahwa dirinya akan pergi meninggalkan Barcelona yang dikonfirmasi secara resmi tanggal 27 April 2012 melalui konferensi pers.

Empat tahun adalah keabadian sebagai pelatih Barcelona. Aku sudah tidak punya energi dan dorongan untuk mengeluarkan semua yang terbaik dari para pemain di setiap pertandingan. Aku perlu istirahat dan bersantai.

Begitu kata Pep Guardiola setelah mengundurkan diri.

Saat itu, Messi tidak datang ke konferensi pers karena terlalu sedih.

Pada pertandingan terakhirnya sebagai pelatih Barcelona, Lionel Messi mencetak 4 gol di kemenangan 4-0 atas Espanyol dalam Derbi Barceloní.

Setelah gol pertama melalui tendangan bebas, Messi menunjuk Guardiola di bangku cadangan.

Terakhir, pada gol ke-4, Messi berlari kepada Guardiola dan memeluknya sembari Guardiola berkata “terima kasih untuk semuanya.”

Selama di bawah Guardiola, Messi berhasil mencetak 211 gol dan membuat 97 assist di 219 pertandingan.

Masa-Masa Istirahat Pep Guardiola

Selepas pergi dari Barcelona, Guardiola langsung beristirahat dengan keluarganya di New York, Amerika Serikat.

Hubungannya dengan Messi berjalan baik-baik saja, tanpa banyak komunikasi.

Setahun setelah istirahat, Guardiola kembali menangani klub, yaitu raksasa Jerman, Bayern Munich.

Selepas itu, Guardiola tidak pernah lagi berkunjung ke Camp Nou, stadion kebanggaan Barcelona.

Barulah pada Maret 2015, Guardiola akhirnya menginjakkan kaki ke stadion tersebut.

Adalah pertandingan 16 besar antara Barcelona melawan Manchester City yang Guardiola tonton bersama ayahnya, Valenti.

Untuk diketahui, Pep Guardiola adalah socio atau anggota resmi klub yang punya hak untuk memilih ketua Barcelona.

Pada pertandingan itu, ada momen di mana Messi melakukan nutmeg atau mengolongi James Milner-nya Manchester City.

Pep Guardiola terekam sangat bahagia dengan aksi Messi tersebut.

Pada babak semifinal, Messi bersama Barcelona bertemu dengan Bayern Munich-nya Guardiola.

Selama berkarir di Barcelona, Messi sangat jarang melakukan tugas media, yaitu berbicara di konferensi pers.

Namun, kali ini, Messi datang dan berbicara kepada media.

Artinya, Messi sangat menganggap serius laga tersebut.

Faktanya adalah, sejak dia pergi, kami tidak terlalu sering komunikasi, kami hanya pernah bertemu sekali di FIFA gala (2012). Kami punya hubungan yang baik ketika dia di sini, namun tidak terlalu banyak kontak sejak saat itu.

Terang Messi kepada media saat itu mengenai hubungannya dengan Guardiola.

Kita semua tahu, bahwa Barcelona menyingkirkan Bayern Munich.

Kemudian, Lionel Messi berhasil meraih gelar ke-4 Champions League bersama Barcelona era pelatih Luis Enrique.

Juventus menjadi korban di partai puncak dengan skor 3-1.

Pertemuan Setelah Perpisahan

Setelah dari Barcelona, Guardiola total sudah bertemu dengan Messi sebanyak 4 kali di lapangan dalam pertandingan.

La Pulga berhasil mencetak 6 gol, terbanyak dari seorang pemain ketika bertemu sang pelatih asal Spanyol tersebut.

Selain itu, Messi juga berhasil membuat 2 assist.

Total, Messi menang 2 kali, masing-masing 1 pertandingan melawan Bayern Munich dan Manchester City.

Sementara itu, Guardiola juga menang masing-masing 1 kala membela Bayern dan City kontra Barcelona.

Terakhir kali, keduanya bertemu pada babak grup Champions League 2016.

Pertemuan pertama, Barcelona menang 4-0 di Camp Nou dan Messi mencetak hattrick.

Pada pertemuan selanjutnya di Etihad Stadium, Messi mencetak gol penghibur di kekalahan Barcelona atas Manchester City, 3-1.

Setelah keduanya berpisah, Messi mampu meraih 1 gelar Champions League, sementara Guardiola tidak sama sekali.

Musim lalu, Guardiola berpeluang meraih trofi Si Kuping Besar.

Sayang, Manchester City binaannya kalah dari Chelsea di babak final.

Usaha Reuni di Klub Baru yang Hampir Terjadi

Pep Guardiola selalu bergabung dengan klub kaya raya setelah pergi dari Barcelona.

Mulai dari Bayern Munich dan kini Manchester City.

Saat di Jerman bersama Bayern, tentunya reuni urung terjadi mengingat peraturan 50+1 dan pembatasan finansial yang ketat dari Bundesliga.

Hal tersebut berbeda ketika di Inggris bersama The Citizens.

Dengan dana tak terbatas dari pemilik Uni Emirate Arab serta peraturan transfer yang lebih longgar di Premier League, kemungkinan Messi datang ke Manchester City dan reuni dengan Guardiola sebetulnya ada.

Namun, Guardiola justru menyarankan hal sebaliknya.

Tidak, Messi harus bertahan di Barcelona untuk sisa karirnya.

Padahal, Manchester City bersedia untuk membayar gaji Messi sampai 3 kali lipat.

Kemudian, pada musim panas 2020, Messi yang saat itu mengumumkan ingin hengkang, hampir saja bergabung dengan City.

Sayangnya, dengan aturan La Liga dan Barcelona, hal tersebut urung terjadi.

Setahun kemudian, Messi akhirnya betul-betul meninggalkan Barcelona karena kontrak barunya terbentur peraturan La Liga.

Namun, sayang seribu sayang, Manchester City sudah kepalang mendatangkan Jack Grealish dengan mahar 100 juta poundsterling, sehingga reuni Lionel Messi dengan Pep Guardiola batal terjadi.

Kombinasi keduanya berhasil menuliskan cerita indah dengan tinta emas untuk peradaban sepak bola.

Sepak bola indah, rentetan kemenangan, gol-gol indah, serta sederet trofi merupakan garansi yang bisa mereka hasilkan.

Kini, kisah keduanya melalui hubungan istimewa yang rumit, hanya akan berakhir sebagai kenangan abadi.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P