
Juara Liga Prancis Musim Ini Sangat Ketat
Meskipun Paris Saint-Germain sangat sering juara Liga Prancis berkat sumber daya yang dimiliki beberapa tahun belakangan, namun hal itu tidak berlaku di musim ini.
Tinggal 4 pertandingan sisa di liga, namun 4 tim masih berpeluang untuk juara.
Bagaimana pencapaian 4 tim di musim ini dan bagaimana peluang mereka untuk juara?
Simak di bawah!
4) Lyon, 67 poin dari 34 pertandingan
Musim lalu, tim besutan Rudi Garcia ini sempat mencicipi babak semifinal Liga Champions.
Tim-tim besar seperti Juventus dan Manchester City berhasil disingkirkan oleh Les Gones di babak gugur.
Sayangnya, mereka hanya bisa finish di peringkat 7 klasemen akhir sehingga tidak berkompetisi di level Eropa.
Kini, seolah itu semua ingin dibayar oleh Lyon dengan tampil maksimal di Ligue 1 musim ini.
Selama 3 pekan, dari pekan 17 sampai 19 di musim 2020-2021 ini, mereka sempat menguasai puncak klasemen.
Sisanya, Memphis Depay dkk berkutat di posisi 2 dan 3 serta kini di peringkat 4.
Musim 2020-2021 ini, Lyon tampil cukup gemilang di Liga Prancis dengan berhasil mencetak 67 gol dari 34 penampilan serta kemasukan 35 gol.
Keinginan untuk bermain sepak bola indah sudah cukup terlihat dari statistik mereka musim ini.
Rata-rata, Lyon menguasai 53% penguasaan bola, 85% operan sukses dan membuat 16 tembakan setiap pertandingannya.
Selain itu, mereka juga punya banyak pemain berkecepatan tinggi dan berskill mumpuni, seperti Depay, Karl Toko Ekambi dan Tino Kadewere.
Lawan terberat Lyon untuk ke depannya adalah Monaco pada tanggal 2 Mei.
Setelah itu, lawan mereka relatif mudah, seperti Lorient (peringkat 17) pada 8 Mei, Nimes (peringkat 19) pada 16 Mei dan terakhir Nice (peringkat 9) pada 23 Mei.
Poin yang bisa mereka dapatkan secara maksimal adalah 79.
3) Monaco, 71 poin dari 34 pertandingan
Setelah mengawali musim lalu yang buruk, Monaco memulai Liga Prancis dengan harapan.
Meskipun secara konsisten, Monaco hanya penghuni peringkat 4 selama 11 pekan dari pekan 19 sampai 30, kini Les Monégasques diperhitungkan untuk merengkuh gelar Liga Prancis.
Total 71 gol sudah dicetak oleh tim besutan Niko Kovac yang musim sebelumnya sempat menangani Bayern Munich.
Wissam Ben Yedder (18 gol) dan Kevin Volland (15 gol) masing-masing pimpin top skor Ligue 1 dari Monaco.
Rising stars seperti Aurelien Tchouameni, Aleksandr Golovin, Sofiane Diop, Gelson Martins, Caio Henrique, Youssouf Fofana dan Benoit Badiashile muncul ke permukaan.
Tidak jauh berbeda dengan gaya bermain Lyon, bedanya Monaco cukup lebih direct dengan 83% operan sukses, 54% penguasaan bola dan 13 tembakan per laga.
Sisa 4 pertandingan, Monaco masih harus menghadapi pesaing langsung dalam perebutan gelar juara Liga Prancis, yaitu Lyon (peringkat 4) di tanggal 5 Mei.
Sisanya, Reims (peringkat 11) pada tanggal 9 Mei dan ada Rennes sebagai peserta Liga Champions musim ini masih harus dihadapi (peringkat 7, tanggal 16 Mei).
Terakhir, Lens selaku tim promosi yang mengejutkan Liga Prancis musim ini akan dihadapi oleh Monaco pada 23 Mei.
Bagaimana tidak mengejutkan, pasalnya Lens kini berada di peringkat 5 klasemen sementara.
Monaco masih harus bermain di ajang Coupe de France/Piala Prancis pada 12 Mei melawan GFA Rumily Vallieres, tim kasta ke-4 di sepak bola Prancis.
Monaco sudah berada di babak semifinal Piala Prancis dan akan bertemu pemenang antara Paris Saint-Germain melawan Montpellier.
Tim besutan Niko Kovac ini harus pintar-pintar mengatur pemain agar tidak kelelahan yang bisa menyebabkan hilang fokus dalam perebutan gelar.
2) PSG, 72 poin dari 34 pertandingan
Sang juara Liga Prancis musim lalu ini sangat terseok-seok sejak awal musim ini.
Secara keseluruhan, PSG hanya bisa 9 pekan berada di peringkat 1.
Padahal, PSG sudah juara 3 kali Liga Prancis secara beruntun dan hanya tidak juara 1 musim (2016-2017: Monaco) selama 8 musim terakhir.
Kylian Mbappe menjadi aktor utama dari perjalanan PSG di Liga Prancis musim ini.
Total, 25 gol dan 7 assist berhasil dibuat oleh bocah ajaib asal Prancis ini.
Neymar selaku pemain hebat yang diharapkan, lebih banyak berkutat dengan cedera dan hukuman kartu merah (2 kali, terbanyak di PSG di ajang Ligue 1).
PSG bisa mengalahkan semua tim, baik di Prancis atau Eropa.
Sama seperti Manchester City, lawan mereka di semifinal Liga Champions, keduanya sangat ingin menjuarai kompetisi tertinggi antar Eropa tersebut.
Mauricio Pochettino harus pintar-pintar mengatur jadwal pertandingan di kompetisi Ligue 1, Coupe de France dan Champions League agar bisa tampil maksimal.
1) Lille, 73 poin dari 34 pertandingan. Juara Liga Prancis?
Selama 15 pekan akumulatif, Lille berada di peringkat 1 klasemen sementara.
Dengan bermain cukup efektif sesuai kapasitas pemain, tim besutan Christophe Galtier ini bisa konsisten di papan atas.
Secara produktivitas gol (57 gol), Lille adalah yang paling sedikit dengan 3 tim teratas lainnya.
PSG berhasil mencetak 77 gol, diikuti Monaco dengan 71 gol dan Lyon 67 gol.
Secara permainan pun, Monaco bisa dibilang tidak terlalu istimewa.
Mereka hanya menguasai 53% penguasaan bola setiap pertandingan dengan 83% operan akurat dan 13 tembakan tepat sasaran.
Jika dibandingkan dengan PSG yang memang sangat unggul dari kualitas pemain, Lille tidak ada apa-apanya.
PSG menguasai 60% penguasaan bola dengan rataan operan akurat 89% serta 15 tembakan per laga berhasil dibuat.
Namun, Lille adalah yang paling kuat secara pertahanan, di mana mereka hanya kemasukan 22 gol dari 34 pertandingan.
PSG menyusul di peringkat 2 dengan 26 kemasukan gol, diikuti oleh Lyon dengan 35 dan Monaco dengan 38.
Gelandang tengah Benjamin Andre, pemain sayap Jonathan Bamba serta penyerang gaek Burak Yilmaz menjadi aktor penting Lille.
Dengan 4 pertandingan sisa serta hanya bermain di Liga Prancis, Lille seharusnya tidak melepaskan gelar ini.
Nice, Lens, Saint-Etienne dan Angers akan menjadi lawan-lawan terakhir Lille.
Tidak mudah dan tidak sulit, semua itu bisa dilalui Lille apabila mereka fokus 100%.

Pingback: Perbedaan PSG-Manchester City Dalam Hal Strategi Transfer