
Mehdi Taremi Penyerang Porto Asal Iran yang Berbahaya
Champions League kembali dengan pertandingan besar di babak 16 besar: FC Porto melawan Juventus.
Bianconeri wajib waspadai penyerang bertinggi 187 cm asal Iran, yaitu Mehdi Taremi.
Sebagai penyerang tengah, pemain Asia ini sangat bisa diandalkan: secara fisik kuat, berkualitas secara teknik, serta punya insting mencetak gol yang tinggi.
Meski baru satu setengah tahun di Porto, Taremi sudah menjadi kunci utama komposisi formasi klub asal Portugal tersebut.
Dari Pelosok Kota untuk Negeri
Mehdi Taremi lahir pada 18 Juli 1992 di Bushehr, sebelah selatan Iran.
Meskipun kota ini adalah salah satu pusat terpenting di kawasan ini, terutama berkat akses langsungnya ke Teluk Persia, kota ini tetap agak terisolasi dari bagian lain negeri ini.
Kota ini merupakan salah satu pusat terpenting di kawasan ini berkat akses langsung ke Teluk Persia.
Namun, kota tersebut masih agak terisolasi dari wilayah lain di negara tersebut.
Bukan sebuah kebetulan bila Taremi baru bisa melompat ke level selanjutnya di usia 22 tahun.
Taremi mulai bermain sepak bola di usia 8 tahun di klub sepak bola di kotanya.
Saat itu, Alireza Taremi, ayah dari Mehdi, adalah pelatih di klub tersebut.
Sudah bertalenta sejak usia dini, Taremi dikontrak secara profesional di usia 18 tahun bersama Shahin Bushehr FC.
Taremi bekerja keras selama 2 setengah tahun untuk bisa bermain di Persian Gulf Pro League (divisi pertama di Iran).
Selama berseragam Shahin Bushehr, Taremi mencetak 2 gol dari 8 pertandingan.
Namun, pada musim dingin 2012, Taremi harus keluar dari Shahin Bushehr karena kegiatan wajib militer.
Setahun kemudian, 2013, Taremi bergabung dengan FC Iranjavan Bushehr di Azadegan League, divisi kedua Iran.
Semusim di sana, Taremi menjadi top skor kedua di akhir musim liga dengan 12 gol dari 22 pertandingan.
Berkat pencapaian tersebut, Persepolis FC (tim tersukses di Iran dengan 13 gelar divisi pertama), kepincut dan mendatangkan penyerang tengah ini.
Musim pertama bersama Red Army -julukan Persepolis-, Taremi hanya bisa menjadi nominasi 3 besar penyerang terbaik di liga musim 2014-2015.
Musim selanjutnya, gelar juara liga gagal didapatkan menjelang selesainya kompetisi.
Meskipun begitu, Taremi punya alasan lain untuk puas akan performanya musim itu: menjadi top skor liga serta membuat debut di tim nasional Iran.
Berkat penampilan baiknya, Taremi bertekad untuk berkarir ke benua Eropa.
Namun, Persepolis berhasil meyakinkan Taremi untuk bertahan sementara waktu.
Musim ketiga berseragam Persepolis, Taremi akhirnya berhasil merengkuh gelar liga pertama dan menjadi top skor dengan 18 gol.
Selain itu, Taremi juga berhasil beberapa kali mencetak gol penting untuk timnas ketika melawan Qatar, China dan Uzbekistan yang berakhir lolosnya Iran ke FIFA World Cup 2018 di Rusia.
Sebelumnya, pada September 2017, Taremi sempat disanksi oleh FIFA tidak boleh bermain selama 4 bulan beserta Persepolis.
Penyebabnya adalah Persepolis sangat menghambat negosiasi Taremi dengan klub divisi kedua dari Turki, Çaykur Rizespor Kulübü.
Membela Tim Nasional Iran
Hubungan antara Persepolis dengan Taremi berakhir pada Januari 2018, ketika hukuman FIFA berakhir.
Selanjutnya, Taremi pindah ke klub Qatar, Al-Gharafa.
Selama di sana, Taremi mencetak 16 gol dan membuat 9 assist dari total 37 penampilan resmi.
Juni 2018, Taremi bersama tim nasional Iran berlaga di Piala Dunia.
Taremi bermain di semua pertandingan Iran tanpa mencetak gol sama sekali.
Momen Taremi bisa mencetak gol sebetulnya datang, ketika pertandingan melawan Cristiano Ronaldo dan Portugal.
Saat itu, Iran baru saja menyamakan kedudukan di menit 90+3 melalui tendangan penalti Karim Ansarifard.
Setelah itu, bola kembali bergulir dan momen menambah gol berada di pihak Iran.
Melalui bola lambung dari lini pertahanan Iran, bola dikirim ke kotak penalti Portugal yang kelimpungan menahan laju bola.
Saman Ghoddos kemudian melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang mengenai lutut Jose Fonte.
Bola muntahan justru terbuang ke jalur Taremi berlari ke depan.
Di depan 62 ribu penonton, tembakan kaki kiri Taremi dari dalam kotak penalti yang sudah berhadapan dengan kiper Rui Patricio, hanya berakhir di jaring samping gawang.
Tidak lama kemudian, peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan ditiup, Iran seri 1-1 melawan Portugal.
Padahal, andaikan tembakan Taremi berujung gol, Iran bisa melaju ke babak 16 besar Piala Dunia untuk yang pertama kali sepanjang sejarah mereka.
Pada Januari 2019, Taremi berlaga lagi di Piala Asia bersama Iran.
Selama pagelaran, pemain bernomor punggung 17 ini mencetak 3 gol.
Sayangnya, pada semifinal, Taremi tidak bisa berlaga karena hukuman kartu kuning dan Iran kalah 0-3 di Jepang pada babak itu.
Berkarir di Eropa
Beberapa bulan setelah Piala Dunia, Taremi pindah lagi ke Portugal, kali ini bersama klub Rio Ave FC.
Taremi langsung menjadi andalan bagi Rio Ave dan mengakhiri musim di peringkat 5.
Selain itu, Taremi langsung menjadi top skor Primeira Liga (divisi pertama Liga Portugal) dengan 18 gol, bersama Pizzi dan Carlos Vinicius (sekarang pemain tim Inggris, Tottenham Hotspur).
Berkat musim pertama di Portugal yang gemilang (mencetak total 21 gol dan membuat 5 assist dari 37 laga di seluruh kompetisi bersama Rio Ave), Taremi pindah lagi ke salah satu klub terbesar di Eropa: FC Porto.
Taremi mengenakan nomor punggung 9 di FC Porto.
Musim 2020-2021 ini, musim pertamanya berseragam FC Porto, Taremi total sudah bermain sebanyak 29 kali di semua kompetisi serta mencetak 14 gol serta 9 assist.
Awal musim ini, Taremi, membantu Porto menjuarai Piala Super Portugal dengan membuat 1 assist saat timnya menang 2-0 melawan Benfica.
Sudah berhadapan dengan kiper, Taremi justru dilanggar sehingga berbuah tendangan penalti yang berakhir gol.
Sayangnya, sudah 3 penampilan di Champions League sejauh ini, Taremi belum juga mencetak gol atau membuat assist.
Kamis (18/02) dini hari nanti, Taremi akan kembali berhadapan dengan kesebelasan yang dibela Cristiano Ronaldo, kini dalam bentuk Juventus asal Italia, bukan Portugal.
Dengan segala potensi dan pencapaiannya, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini harus mewaspadai penyerang berbahaya asal Asia ini.
