Digadang-Gadang akan Juara, Barcelona Justru Mengecewakan
Kenapa Barcelona bisa gagal juara La Liga musim ini?
Pertanyaan tersebut muncul setelah rentetan 19 pertandingan tidak terkalahkan (3 seri) Barcelona.
Kini, dalam 5 pertandingan terakhir La Liga, Blaugrana hanya bisa menang 1 kali dengan 2 kekalahan dan 2 hasil seri.
Menyusul kekalahan dari Celta Vigo di Camp Nou, maka pupus sudah harapan para Culés untuk melihat Lionel Messi dkk mengangkat trofi tertinggi di kompetisi Spanyol.
Tersisa 1 pekan lagi, Barcelona hanya akan bisa menyaksikan 2 rivalnya, Atletico dan Real Madrid berlomba-lomba memperebutkan gelar liga.
Pertandingan terakhir Barcelona di La Liga musim ini akan berlangsung di Stadion Ipurua Municipal, kandang Eibar (peringkat 20) yang sudah terdegradasi.
Melihat betapa hancurnya Barcelona belakangan, inilah 5 alasan mengapa Barcelona bisa ‘kehabisan bensin’ menjelang kompetisi usai.
1. Kesalahan Individu yang Sulit Kita Pahami
Dari segi serangan dan pertahanan, Barcelona tidak sedikit melakukan aksi komedi.
Ter Stegen selaku penjaga gawang bersama jajaran pemain bertahan lain kerap disorot akibat blunder demi blunder.
Untuk urusan mencetak gol, Barcelona terlalu mengandalkan Lionel Messi.
Para penyerang lain kesulitan mencetak gol, baik karena kualitasnya yang kurang bagus atau ‘mandul’ di depan gawang lawan.
Kedua aspek itu terlihat dari beberapa pertandingan terakhir.
Dengan bertumpuknya satu demi satu kesalahan individu, maka permainan tim sangat terganggu sehingga gagal mendapatkan 3 poin.
2. Insiden yang Tidak Disangka-Sangka Melawan Granada
Semuanya bisa saja berbeda 180 derajat andai Barcelona mengalahkan Granada pada 29 April.
Padahal, andai itu terjadi, Blaugrana langsung naik ke peringkat 1.
Terlebih lagi, Barcelona sedikit lagi saat itu berhasil memotong jarak 12 poin dengan Atletico Madrid selaku pemimpin klasemen sementara yang sedang mengalami masa-masa yang buruk dengan banyak kekalahan dan hasil seri.
Sayangnya, Barcelona justru tidak kalah buruknya dalam pertandingan melawan Granada.
Sebagai konteks: sebelum kemenangan di Camp Nou, Granada sudah 5 kali kalah beruntun.
3. Camp Nou yang Tidak Lagi ‘Angker’
Ketiadaan penonton membuat semua pertandingan terasa menjadi lebih seimbang.
Tidak jarang di era pandemi seperti itu, banyak tim tuan rumah yang mengalami kekalahan.
Barca termasuk salah satu tim yang kesulitan beradaptasi di new normal seperti ini.
Kekalahan melawan Granada dan Celta serta hasil imbang melawan Atletico sangat sempurna untuk menggambarkan itu.
Musim ini, Barcelona sudah kehilangan 19 poin di Camp Nou, terbanyak sejak musim 2003-2004 (21).
4. Pemain yang ‘Itu-Itu Saja’ dan Sistem yang Kurang Ampuh
Salah satu kelebihan Koeman adalah kemampuan beradaptasi dengan situasi dan kebutuhan tim.
Dalam beberapa bulan terakhir, pelatih asal Belanda ini memilih bertaruh untuk mempercayakan 11 pemain yang sama untuk bermain rutin setiap minggu.
Koeman hanya mengganti 11 pemain inti ini ketika seseorang mengalami cedera atau harus menjalani hukuman kartu.
Alhasil, para pemain seperti Trincao, Riqui Puig, Miralem Pjanic, Martin Braithwaite, Junior Firpo dan Samuel Umtiti sangat jarang bermain untuk Barca.
Formasi bermain pun berubah, kadang menggunakan 3-4-3 atau 3-5-2, Koeman melakukan ini agar memperkuat lini pertahanan yang sedikit rapuh.
Padahal, pertahanan terbaik adalah menyerang dengan cara menguasai bola selama mungkin.
Hal tersebut berhasil ditunjukkan oleh tim Barcelona Wanita yang berhasil menjuarai Champions League untuk pertama kalinya, 2 hari yang lalu dengan mengalahkan Chelsea 4-0.
5. Kelelahan, Alasan Penting Kenapa Barcelona Gagal Juara
LATEST NEWS | @mterstegen1 will undergo a therapeutic procedure on the patellar tendon in his right knee.
More details: https://t.co/J9bLFf3zcp pic.twitter.com/3gylj0oz6c
— FC Barcelona (@FCBarcelona) May 17, 2021
Poin ini adalah akibat dari poin sebelumnya.
Akibat sangat seringnya 11 pemain utama kepercayaan Koeman bermain, maka mereka semua akan sangat rentan dengan cedera atau minimal kelelahan.
Imbasnya, tentu saja, para pemain akan kekurangan fokus.
Sehingga, dengan kurangnya konsentrasi tersebut, para pemain akan cenderung melakukan salah operan, salah keputusan dan lain-lainnya.
Dengan 5 alasan di atas, kita sekarang paham kenapa Barcelona bisa gagal juara.
Selain itu, Koeman juga tidak punya pilihan lain karena kualitas skuad yang ada memang seadanya, akibat warisan dari rezim Josep Maria Bartomeu.
Hingga pada akhirnya, nama Barcelona kini memang betul, seolah tidak pantas untuk diukir di trofi La Liga musim ini.