
Hanya Karena Dia Perempuan, Bukan Berarti Dia Tidak Kompeten
Leeds United mengutuk penyalahgunaan media sosial yang ditujukan pada mantan pemain internasional Inggris wanita dan pakar sepak bola alias pundit, Karen Carney.
Carney (144 caps untuk tim nasional Inggris) menyatakan bahwa penghentian sementara kompetisi EFL Championship karena pandemi virus corona musim lalu menguntungkan Leeds United.
Pada bulan Maret 2020, kompetisi sepak bola di Inggris, bahkan di Spanyol, Italia, Perancis dan Jerman dihentikan akibat pandemi virus corona yang menelan banyak nyawa.
Sang pundit berusia 33 tahun tersebut mengatakan bahwa Leeds “unggul dari lawan-lawannya”.
Kemudian, tim besutan Marcelo Bielsa tersebut dikatakan bisa saja “terjungkal di akhir musim” dalam misinya untuk bisa berlaga di kasta tertinggi sepak bola Inggris seusai menunggu 16 tahun lamanya.
Leeds mencuitkan cuplikan komentar Carney di akun Twitter resmi mereka kepada sektiar 664.000 pengikut mereka.
Cuitan tersebut memicu reaksi dari netizen yang sebagian besar kurang beralasan jelas atau terkesan seksis.
Juru Bicara Leeds United Angkat Bicara
Seorang juru bicara klub Leeds United mengklarifikasi: “Leeds United sepenuhnya mengutuk setiap pelecehan yang diterima oleh Karen Carney di media sosial setelah pertandingan Liga Inggris tadi malam melawan West Bromwich Albion.”
Selasa (29/12) lalu, The Baggies besutan Sam Allardyce dihancurkan The Peacocks dengan skor 0-5 di kandang mereka sendiri, The Hawthorns.
“Semua orang di klub kami sangat menghormati Karen atas semua yang telah dia capai dalam sepak bola, pekerjaannya di media serta pekerjaan amal yang dia lakukan” lanjut juru bicara Leeds.
Pemilik Leeds United Mengutuk Pelecehan Tersebut
Pemilik Leeds United, Andrea Radrizzani menambahkan: “Saya sangat menyesal Karen dilecehkan di media sosial” katanya.
Pebisnis asal Italia tersebut selain mengutuk pelecehan terhadap Karen, juga ingin mengklarifikasi apa yang klubnya lakukan.
“Saya ingin membela klub dan para pemain dari komentar yang menurut saya kasar dari Karen saat siaran” katanya.
“Cuitan kami tidak menyinggung. Kami hanya menyatakan bahwa kami menjuarai liga dengan selisih 10 poin” lanjutnya.
“Kami sejujurnya tidak mengharapkan reaksi seperti itu dan kami menyesal dia mengalaminya” lanjut pria berusia 46 tahun tersebut.
“Saya menghormatinya sebagai pribadi dan pundit dan saya berharap dia mengerti bahwa kami hanya ingin membela klub kami karena kami adalah keluarga.”
Selain itu, pria kelahiran Milan ini punya harapan tersendiri akan akhir dari kasus ini.
“Saya harap pelecehan itu berhenti dan kita bisa bergerak maju serta saya berharap Karen akan menjadi tamu kami di Elland Road – saya ingin bertemu secara pribadi dengannya.”
The Women in Football Network selaku organisasi yang bergerak di bidang pemeberdayaan wanita di sepak bola menggambarkan cuitan Leeds sebagai hal yang “menghasut dan tidak pantas”.
“Apakah kamu setuju dengan komentar itu atau tidak, mengejek seseorang di akun resmi klub bukanlah tujuan kami di sini,” kata mereka dalam akun twitter.
“Karen Carney adalah pundit yang berpengetahuan luas. Cuitan ini menghasut dan tidak pantas. Tidak elok baik sekarang atau kapan pun.”
Melalui akun resmi Twitter milik Radrizzani, dirinya mengaku bertanggung jawab atas cuitan tersebut.
Annie Eaves dari Sport Witness, sebuah perusahaan media Inggris menyebut langsung Radrizzani dalam bentuk quote tweet dari cuitan akun resmi Leeds United.
“Ini memalukan. Leeds United harusnya malu, Andrea Radrizzani. Klub seharusnya tidak boleh menyudutkan seseorang seperti ini, apalagi ini adalah rutinitas dari seorang pundit. Balasan-balasan yang muncul tidak sesuai apa yang diharapkan” katanya.
Radrizzani lantas membalas Eaves.
“Saya bertanggung jawab atas cuitan dari klub.”
“Saya menganggap komentar itu sama sekali tidak perlu dan tidak menghormati klub kami dan khususnya untuk kerja keras yang luar biasa dari para pemain serta pelatih kami tentang pemahaman dalam lapangan selama dua musim terakhir dengan semua statistik yang ada.”
Leeds United menuai banyak pujian dalam 3 musim terakhir berkat dilatih oleh Marcelo Bielsa.
Gaya bermain yang atraktif dan menyerang sering berujung dengan hujan gol sehingga para penonton terhibur oleh aksi Kalvin Phillips dkk.
Untuk musim 2020-2021 ini saja, Leeds United sudah mencetak 30 gol, terbanyak ke-4 di Premier League.
Leeds United Beberapa Kali Terpeleset di Akhir Musim Sehingga Gagal Promosi
Carney pernah bermain untuk Birmingham, Arsenal dan Chelsea selama berkarir.
Pemain bertinggi 163 cm tersebut memberikan komentar usai Leeds United melibas West Brom 5-0: “Mereka mengalahkan semua orang dan kredit untuk mereka” katanya.
“Satu-satunya kekhawatiran saya apakah mereka akan terpeleset di akhir musim?”
“Kita sering melihat hal tersebut dalam beberapa musim terakhir” kata pemain yang dulunya bermain di posisi sayap.
“Aku berpikir bahwa mereka promosi karena covid yang memberikan mereka sedikit waktu istirahat.”
“Aku tidak tahu apakah mereka akan benar-benar promosi apabila tidak ada jeda tersebut.”
Leeds menang sebanyak 7 kali serta seri 1 kali dalam 9 laga Championship musim lalu ketika sepak bola dimulai kembali pada bulan Juni.
Sebelum lockdown, Patrick Bamford dkk menang 6 kali serta seri 1 kali dalam 9 laga terakhir di liga.
Ketika peluit panjang ditiupkan dan hasil adalah 5-0 untuk kekalahan West Brom, Leeds United naik ke peringkat 11 klasemen sementara Premier League dengan raihan 23 poin dari 16 pertandingan.
Pada musim 2018-2019, Leeds United pernah hampir promosi secara otomatis karena berada di peringkat kedua klasemen sementara, cukup untuk bisa naik ke Premier League tanpa harus ikut play-off.
Namun, dalam 4 laga terakhir, Leeds United kalah 3 kali serta seri 1 kali sehingga mereka harus finish di peringkat 3 klasemen akhir dan harus ikut play-off.
Sayangnya, di semifinal playoff mereka sudah gugur dari Derby County.
Pada musim 2016-2017, Leeds sempat konsisten di zona playoff sebelum akhirnya terpeleset lagi di 4 laga terakhir.
Pada musim 2013-2014, di awal musim tersebut Leeds cukup menjanjikan dengan cukup konsisten di zona playoff sebelum akhirnya terpeleset lagi di tengah musim sampai akhir musim dan berkutat di papan bawah.
Jadi, komentar Carney beralasan mengingat Leeds memang pernah beberapa kali terpeleset.
Lagipula, Carney hanya menyampaikan pendapat serta kekhawatiran yang memiliki landasan.
Namun, juara dengan selisih 10 poin di musim 2019-2020 adalah fakta lain yang lain.
Tidak ada yang salah dari 2 argumen tersebut, yang salah adalah komentar miring di Twitter terhadap Carney hanya karena dia wanita sehingga dipandang sebelah mata untuk memberikan komentar yang dimulai dari cuitan akun resmi Leeds United.

Pingback: Juventus Beli Olivier Giroud, Fernando Llorente atau Graziano Pelle
Pingback: Kisah Menarik Edin Terzic, Pelatih Kepala Baru Borussia Dortmund