Josko Gvardiol – Setelah berhasil meraih treble winner, Manchester City tak lantas diam. The Citizens terus aktif dalam perburuan pemain di jendela transfer kali ini. Terbaru, mereka tengah mengincar Josko Gvardiol.
Josko Gvardiol sendiri tampil cemerlang bersama RB Leipzig dan juga tim nasional Kroasia. Selain ketenangannya mengawal lini tengah, pemain berkebangsaan Kroasia ini masih berusia sangat muda yakni 21 tahun.
Bek Termahal
Namun, usaha Manchester City mendapatkan Gvardiol tidaklah mudah. RB Leipzig sebagai pemilik klub, membanderol pemain 21 tahun tersebut dengan harga yang sangat mahal. Leipzig menginginkan harga 100 Juta Euro untuk pemain bertahan tersebut.
Harga yang dipatok oleh Leipzig ini tentu saja akan membuat Gvardiol sebagai pemain bertahan termahal sepanjang sejarah. Jika berbicara tentang biaya, Manchester City seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi lah ya.
Ingin Bermain di Manchester City
Gayung bersambut, keinginan City merekrut Gvardiol ini ternyata mendapat sambutan baik. Pasalnya, sang pemain juga menginginkan bermain untuk Manchester City. Bahkan, banyak isu yang mengatakan jika keduanya tengah menjalin kesepakatan pribadi.
Guardiola sudah lama menginginkan pemain 21 tahun ini. Dirinya semakin terpincut setelah City bertemu Leipzig di liga Champions di mana Gvardiol tampil apik melawan tim asuhan Pep.
Komposisi Pemain Belakang City
Kualitas Gvardiol sebagai pemain belakang memang tidak perlu diragukan lagi. Namun, jika melihat komposisi, City sebenarnya lebih membutuhkan bek sayap daripada central back. Saat ini, Manchester biru tersebut tidak memiliki pemain bek kiri murni.
Namun, entah apa yang terpikir oleh Guardiola sehingga lebih memilih bek tengah. Di musim lalu, Manchester City tampil tanpa bek sayang dan menggunakan tiga bek tengah dengan posisi sejajar. Sepertinya hanya Kyle Walker saat ini yang merupakan bek sayap murni di skuad asuhan Pep.
Namun, fenomena ini sepertinya sudah menjadi bagian dari rencana Pep Guardiola. Hal ini mengingat Pep sendiri sangat suka membuat terobosan-terobosan baru di tim yang sedang ia latih. Musim lalu saja, ia menempatkan John Stones sebagai gelandang padahal aslinya adalah bek tengah.
Kalau menurut kalian gimana nih?