
Liverpool Sudah Kalah 9 Kali dari 17 Pertandingan Terakhir Mereka
Kekalahan 0-1 dari Fulham di kandang sendiri adalah kekalahan ke-6 secara beruntun di Anfield dalam ajang Premier League.
Ditambah lagi, Liverpool sudah tidak menang di 8 pertandingan terakhir di kandang mereka sendiri.
Dalam kurun waktu tersebut, pasukan Jurgen Klopp hanya bisa mencetak 2 gol dan kemasukan 11 gol.
Performa mengerikan ini membuat sang juara bertahan Liga Inggris terjerembab di peringkat 8 klasemen sementara.
Liverpool sudah tidak dijagokan untuk finish di 4 besar berkat rentetan hasil buruk ini.
Dengan performa buruk seperti ini, Liverpool beruntung jika bisa bermain di Europa League musim depan.
Liverpool bisa saja lolos ke UEFA Champions League musim depan dengan catatan menjuarai Champions League musim ini dan otomatis lolos ke kompetisi tertinggi klub antar negara di benua Eropa tersebut dengan status juara bertahan.
Namun, apabila Liverpool tereliminasi oleh RB Leipzig, ini bisa menjadikan musim yang prematur untuk Liverpool
Pertemuan pertama, Liverpool tidak bermain impresif namun cukup beruntung bisa menang dengan skor 2-0.
Semua gol berasal dari blunder pemain RB Leipzig.
Pertanyaan selanjutnya, bisakah Liverpool lolos?
Apa yang terjadi dengan sang juara bertahan Premier League?
Pertahanan Liverpool Bukan Masalah
14 Pertandingan Pertama | 14 Pertandingan Terakhir |
xGF 30.5 | xGF 23.1 |
xGA 18.6 | xGA 17.5 |
Cetak 36 gol | Cetak 11 gol |
Kebobolan 19 gol | Kebobolan 17 gol |
Liverpool banyak disorot lini pertahanannya berkat banyaknya pemain yang cedera.
Namun, jika diteliti lebih lanjut, pertahanan bukanlah masalah utama Liverpool.
Kita bisa membagi musim Liverpool menjadi 2 bagian, yaitu dari awal musim sampai kemenangan 7-0 melawan Crystal Palace dan sesudahnya.
Laga tandang melawan Palace adalah pertandingan ke-14 di liga bagi The Reds yang saat itu berada di puncak klasemen.
Selain itu, Liverpool juga menjadi tim dengan perolehan expected goals for (xGF) terbanyak di liga dengan 30.5 yang mana berujung 36 gol yang dicetak, menurut statistik dari Infogol.
Dalam kurun waktu yang sama, Liverpool dihadapkan dengan expected goals against (xGA) sebesar 18.6 yang mana 19 gol bersarang di gawang The Reds.
Kemudian, 14 pertandingan selanjutnya, xGF Liverpool menurun dengan 23.1 yang mana hanya 11 gol yang berhasil dicetak.
Padahal, lini pertahanan Liverpool menjadi lebih baik dengan catatan 17.5 xGA dan kemasukan 17 gol, lebih baik dari 14 pertandingan pertama.
Apa Itu Expected Goals (xG)?
Expected goals (xG) adalah matrik yang mengukur kualitas dari peluang mencetak gol.
Expected goals for (xGF) adalah xG yang dibuat oleh sebuah tim yang sedang kita teliti.
Expected goals against (xGA) adalah xG yang dibuat oleh tim lawan kepada tim yang sedang kita teliti.
Dalam 14 pertandingan pertama, termasuk kemenangan di Selhurst Park, Liverpool mengizinkan lawan membuat 1.33 xGA setiap pertandingannya, di mana 14 pertandingan selanjutnya membaik menjadi hanya 1.25.
Padahal, saat itu banyak punggawa lini pertahanan Liverpool yang absen sehingga membuat Jordan Henderson bermain sebagai bek tengah.
Sampai tulisan ini dibuat, Liverpool adalah tim dengan xGA terbaik nomor 6 di Premier League, bisa dikatakan cukup solid dalam bertahan.
Lini Serang Liverpool Harus Diperbaiki
Kalau bukan soal bertahan, pasti masalahnya ada di serangan.
Dalam 14 pertandingan pertama di liga, Liverpool berhasil mencetak 36 gol dan hanya bisa mencetak 11 gol di 14 pertandingan selanjutnya, sebuah penurunan yang sangat signifikan.
Dalam 14 pertandingan terakhir, Liverpool hanya bisa membuat xGF sebesar 1.65, terbaik nomor 5 di liga meskipun turun 0.6 dari 14 pertandingan pertama.
Padahal, Liverpool mencatatkan 2.00 xGF ketika mereka juara Premier League musim lalu dan 2.07 di musim sebelumnya.
Sayangnya, musim ini mereka mengalami penurunan kualitas serangan dan peluang dilihat dari xG-nya.
Kemudian, The Reds hanya bisa mencetak 11 gol dari 23.2 xGF dari 14 pertandingan terakhir.
Pasukan Jurgen Klopp ini kehilangan ketajaman lini serangnya.
Apa yang Harus Dilakukan Liverpool saat Melawan RB Leipzig
Pertama dan yang utama, leg kedua akan bermain di tempat netral, yaitu di Budapest.
Hal tersebut tentunya menjadi sesuatu yang positif mengingat buruknya rekor Liverpool di Anfield belakangan ini.
Liverpool datang dengan keunggulan lain, yaitu kemenangan agregat 2-0 di leg pertama.
Dengan tekanan yang begitu tinggi, Liverpool harus mengubah pendekatan mereka dalam segi serangan.
Mereka bisa mencoba strategi serangan balik yang bisa menguntungkan lini serang Liverpool.
Leipzig harus dengan cepat menutup ruang gerak lini serang Liverpool.
Tim asal Jerman ini terkenal dengan pressing tinggi yang bisa menyisakan banyak ruang di lini bertahan dan Julian Nagelsmann harus mengakali agar tidak dimanfaatkan oleh 3 pemain depan Liverpool yang memiliki kecepatan tinggi.
Liverpool sedang dalam performa bagus di Champions League terlihat dari leg pertama dan bisa saja menjuarai kompetisi ini lagi demi lolos ke kompetisi Eropa musim depan.
Secara keseluruhan, performa Liverpool tidak seburuk hasil yang mereka dapatkan.
Kalau kamu kebobolan 1 gol, kamu cetak 2 gol, kan, kamu masih menang.
Para pemain Liverpool harus menanamkan kalimat tersebut dalam diri mereka agar bisa keluar dari mimpi buruk ini.
