
Masalah Produktivitas Gol Menghantui Tim Besutan Michel Der Zakarian
Montpellier HSC mengejutkan publik sepak bola Perancis musim ini. Pasalnya, saat ini mereka ada di peringkat ke-3 klasemen sementara Ligue 1 Perancis. Michel Der Zakarian selaku manajer selalu mengedepankan efektivitas dan pertahanan. Terkadang, kedua hal tersebut mengorbankan gaya bermain mereka.
Der Zakarian lahir di Armenia tapi menghabiskan seluruh karirnya bermain sebagai pesepakbola di Perancis. Klub yang pernah dibela Der Zakarian adalah Montpellier dan Nantes di mana Der Zakarian memenangkan liga pada musim 1982-1983 bersama Nantes. Der Zakarian menjadi asisten manajer di Nantes sampai tahun 2007, di mana di tahun tersebut dia naik jabatan menjadi manajer dan meraih promosi kembali ke Ligue 1. Sesudah promosi ke Ligue 1, dia digantikan oleh manajer lain. Der Zakarian melanjutkan karir manajerialnya di Clermont.
Baca juga: Aouar dan Depay Bertahan, Arsenal dan Barcelona Gigit Jari?
Ketika Nantes kembali degradasi ke Ligue 2, para petinggi klub tersebut meminta Der Zakarian kembali menjadi manajer mereka. Kemudian, Der Zakarian kembali membawa Nantes ke Ligue 1 selama 3 tahun. Pada musim 2013-2014, Nantes finish di peringkat 13 klasemen akhir namun kesulitan mencetak gol. Mereka hanya mencetak 38 gol (3 klub yang terdegradasi mencetak 37 gol). Bahkan, Nantes semakin kurang produktif musim depannya, hanya mencetak 29 gol – paling sedikit di liga – walaupun mereka finish di peringkat 14. Konsistensi dalam mediokritas tersebut kembali berlanjut di musim 2015-2016 di mana Nantes hanya mencetak 33 gol.
Posisi Nantes di Ligue 1 bisa dikatakan aman dan baik-baik saja, akan tetapi presiden klub Waldemar Kita tidak senang dengan gaya main Der Zakarian. Imbasnya, kontrak Der Zakarian tidak diperpanjang oleh klub tersebut. Bahkan karena terlalu kecewa, Kita sampai meminta stadium untuk memutarkan musik di stadion sebagai isyarat perpisahan Der Zakarian kepada para fans.
Pada musim panas 2016, Der Zakarian menangani klub yang baru saja terdegradasi, Reims. Sayangnya, mereka tidak bisa lolos dari Ligue 2 di mana mereka hanya finish di peringkat 7 klasemen sementara. Mencetak gol kembali menjadi masalah di mana Reims hanya mencetak 16 gol lebih sedikit dari klub yang 1 tingkat berada di bawah mereka persis.
Mencoba Peruntungan Bersama Klub Semasa Bermain Sepak Bola
Der Zakarian kemudian meninggalkan Reims setelah 1 musim dan berpindah ke Montpellier. Pada saat itu, Montpellier hampir terdegradasi dari Ligue 1 di musim 2016-2017. Mereka kalah 9 dari 12 pertandingan terakhir di musim itu. Kepindahan Der Zakarian terlihat masuk akal untuk kedua pihak. Montpellier membutuhkan stabilitas dan perlu punya penyerang baru. Top skor mereka sepanjang masa adalah Laurent Blanc dengan 84 gol. Masalahnya, Blanc adalah seorang gelandang yang diubah posisinya menjadi bek tengah.
Bermain dengan cara counter attack serta menggunakan 3 bek tengah membuat Montpellier menjadi tim papan tengah ke atas di 3 musim terakhir bersama Der Zakarian sejauh ini. Musim ini, Montpellier terlihat menjanjikan. Montpellier terbang tinggi usai 3 kemenangan di kandang melawan Nice (3-1), Lyon (2-1) dan Angers (4-1).
Gaya bermain Der Zakarian mulai berkembang. Montpellier bermain luar biasa di musim 2018-2019 ketika mereka finish di peringkat 6 klasemen akhir. Pada musim itu, Montpellier secara luar biasa mencetak 53 gol. Trio bek tengah Pedro Mendes (29 tahun), Daniel Congre (35 tahun) dan Hilton (43 tahun) masih ada sampai saat ini. Selain itu, duo penyerang Andy Delort dan Gaetan Laborde masih ada di klub sama seperti gelandang tengah yang krusial di diri Damien Le Tallec.
Kedua bek sayap Arnaud Souquet dan Mihailo Ristic bergabung dengan Montpellier tahun lalu. Meskipun baru setahun bergabung, kontribusi mereka lewat umpan silang sangat krusial di 3 kemenangan terakhir mereka di Ligue 1. Umpan-umpan silang mereka diarahkan kepada duo penyerang yang agresif serta kuat, yaitu Laborde dan Delort. Duo penyerang itu kerap membuat para pemain bertahan lawan kewalahan secara fisik dan pergerakan. Laborde dan Delor memahami satu sama lain dan bersedia untuk membuka ruang kepada sesamanya sehingga sulit untuk membendung keduanya.
Munculnya Teji Savanier ke dalam Perbincangan Sepak Bola Nasional
Setelah 3 kemenangan di liga musim ini, Montpellier saat ini menjadi top skor di liga (bersama dengan Rennes). Montpellier juga saat ini berada di peringkat ke-3 Ligue 1, hanya selisih 3 poin dari Rennes di peringkat pertama dan 1 poin dari Lille di peringkat ke-2. Salah satu pemain yang bersinar di Montpellier adalah: Teji Savanier. Savanier bermain luar biasa di musim pertamanya di Ligue 1 di musim 2018-2019. Walaupun Nicolas Pepe dan Kylian Mbappe adalah pemain yang lebih bersinar tahun itu, akan tetapi kontribusi Savanier tidak bisa dikesampingkan.
Savanier bermain untuk tim promosi Nimes pada musim itu. Saat itu, Nimes terlihat sebagai tim yang akan terdegradasi, ternyata justru Nimes berhasil finish di papan tengah ke atas. Savanier membuat 13 assist – yang terbanyak di liga. Selain itu, Savanier membuat salah satu gol terbaik di musim itu di mana dia membuat gol dari tengah lapangan ketika Nimes menang 2-0 melawan Dijon. Savanier bisa bermain sebagai ball winning midfielder, playmaker, serta box-to-box midfielder. Ketika sang manajer Bernhard Blaquart memasang formasi 4-4-2, Savanier bisa beradaptasi karena teknik bola, kemampuan umpan dari segala posisi serta kemampuan tekniknya.
Savanier punya kaitan yang sangat erat dengan Montpellier. Sampai hari ini, Savanier masih tinggal bersama kedua orangtuanya dan keluarga dekat di pinggiran Figuerolles. Montpellier adalah klub pertama di karirnya. Bahkan, kepindahannya ke klub Arles pun harus sesuai persetujuan ibunya, ditambah dengan tempat tinggalnya selama di klub tersebut. Savanier kembali ke Montpellier musim lalu sebagai pemain termahal di Montpellier sepanjang masa. Ada masa di mana cedera sempat menghambat karir Savanier, namun saat ini dia menunjukkan kapabilitasnya. Saat Lyon dikalahkan 1-2 oleh Montpellier, dia mencetak semua gol. Pertama, Savanier mencetak gol penalti panenka dengan hanya menggunakan ancang-ancang 1 langkah. Kedua, Savanier mencetak gol tendangan voli dari dalam kotak penalti. Savanier sudah bermain 5 kali bersama Montpellier musim ini, di mana dia mencetak 3 gol dan membuat 1 assist. Seusai performa tersebut, ramai di Perancis mengenai kabar bahwa dia akan dipanggil masuk tim nasional. Pemain berusia 28 tahun ini dinilai masih bisa menawarkan kemampuan terbaiknya untuk pasukan Didier Deschamps.
Der Zakarian tidak pernah bertahan lama dalam sebuah klub. Paling lama, Der Zakarian hanya melatih 3 musim. Namun, dengan menanjaknya performa Montpellier serta hadirnya Savanier mendikte tim, bukan tidak mungkin Der Zakarian akan lama berada di klub ini.

Pingback: Marseille Bisa Perbesar Peluang Juara Ligue 1
Pingback: UEFA Nations League: Spanyol Melawan Swiss