Connect with us

Artikel Top Peluit

Mo Salah, Cerminan Pria Sederhana dengan Kerja Keras Mewah

Bertahun-tahun konsisten dengan kualitas kelas dunia, mungkin tahun ini adalah waktu yang tepat bagi The Egyptian King untuk Ballon d’Or.

Konsistensi Kualitas Kelas Dunia

Nama Mo Salah sedang sangat hangat dalam perbincangan.

Bagaimana tidak, pemain Liverpool ini berhasil mencetak hattrick dalam kemenangan 0-5 di Old Trafford, markas Manchester United dalam lanjutan Premier League (24/11).

Hal tersebut semakin menegaskan konsistensi kelas dunia yang Mo Salah miliki dalam beberapa tahun belakangan, khususnya saat berseragam Liverpool.

Datang dari AS Roma pada 2017, punggawa tim nasional Mesir ini memiliki ekspektasi tertentu dari semua pihak The Reds.

Dengan rentetan gol dan assist, Mo Salah memberikan apa yang selama ini Liverpudlian butuhkan: gelar English Premier League.

Tidak hanya mengakhiri puasa juara Liga Inggris, Mo Salah juga menghadirkan trofi kompetisi antar klub tertinggi di Eropa: UEFA Champions League.

Selain itu, masih ada pula gelar UEFA Super Cup dan FIFA Club World Cup yang hadir untuk publik Anfield Stadium.

Mo Salah tidak berperan sebagai figuran dalam masa kejayaan rezim Jurgen Klopp, melainkan salah satu peran utama.

Tengok saja catatannya sebagai penyerang: 140 gol dan 52 assist dalam 215 pertandingan (17,751 menit).

Artinya, tiap 92,45 menit sekali, Salah berkontribusi dalam masuknya bola ke jaring gawang lawan.

Mungkin Tahun Ini adalah Waktunya Ballon d’Or

I’m not here to participate, I’m here to take over.

Mungkin kalimat tersebut ingin Mo Salah utarakan sebagai pemain.

Namun, kita semua tahu betapa rendah hatinya sang pemain bertinggi 175 cm ini.

Selama bertahun-tahun, Mo Salah selalu masuk dalam perbincangan untuk Ballon d’Or, gelar pemain terbaik tahunan sepak bola.

Sayangnya, Salah juga selalu kalah dari nama-nama lain seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi dan Luka Modric.

Musim ini, The Egyptian King sudah mencetak 15 gol dan membuat 5 assist dari hanya 12 pertandingan saja.

Keseluruhan, 20 gol terjadi berkat kreasi pemain yang beroperasi di posisi sayap kanan tersebut.

Angkat tersebut adalah yang tertinggi di 5 liga top Eropa, hanya ada Karim Benzema (11 gol dan 8 assist, total 19 kontribusi gol) yang berada di bawahnya.

Pada pembantaian Old Trafford tadi malam, Mohamed Salah juga membuat 4 rekor baru.

Pertama adalah menjadi top skor pemain Afrika di Premier League.

Kemudian kedua menjadi pemain tim tamu pertama yang mencetak hattrick alias 3 gol dalam 1 pertandingan di Old Trafford dalam ajang Premier League. Ronaldo Nazario mencetak hattrick ketika Real Madrid kalah 4-3 dari Manchester United pada ajang Champions League tahun 2003.

Ketiga adalah pemain pertama yang mencetak gol di 10 pertandingan beruntun untuk Liverpool.

Kemudian yang terakhir alias keempat adalah pemain pertama yang mencetak gol di 5 pertandingan tandang secara beruntun bagi Liverpool sejak terakhir kali terjadi pada 1902, dicetak oleh Sam Raybould.

Dengan terus berlanjutnya konsistensi kualitas kelas dunia Mohamed Salah, wajar apabila kita bisa melihat sang pemain ini mendapatkan gelar pemain terbaik tahunan tersebut.

Sempat Gagal di Inggris Hingga Akhirnya ‘Sekolah’ di Italia

Dari segi sepak bola, kerja keras Mo Salah terbilang luar biasa.

Ia memulai karir profesional bersama Al Mokawloon di Mesir.

Kehebatannya terendus sampai Eropa, tepatnya FC Basel dari Swiss.

Tampil gemilang, Inggris menjadi destinasi selanjutnya bagi Salah, tepatnya bergabung bersama Chelsea di kota London.

Sayangnya, kita semua tahu, Mo Salah gagal di Chelsea.

Salah harus menjalani 2 periode peminjaman di Italia bersama Fiorentina dan AS Roma.

Pada akhirnya, tim ibu kota Italia tersebut bersedia untuk membuat status transfernya menjadi permanen.

Bersinar di AS Roma, Liverpool berani membuat rekor pembelian transfer pemain untuk saat itu atas nama Mo Salah.

Pada akhirnya, kita semua tahu, sejarah tercipta.

Kumpulan Kisah Rendah Hati Mo Salah

Sebagai seorang sosok, Mo Salah lebih dari sekadar pemain sepak bola.

Kita semua tahu cerita-cerita luar biasa yang melibatkan pemain beragama islam ini.

Menurut riset Stanford University, sejak kedatangan Mohamed Salah ke Liverpool Football Club, tindakan kriminal menurun sebesar 19% di daerah Merseyside.

Selain itu, kebencian terhadap muslim dari komentar daring atau online berkurang hingga 50%.

Sang pemain memberikan dampak bukan dari dalam lapangan, namun juga dari luar lapangan.

Mo kerap melakukan selebrasi sujud untuk menegaskan rasa syukur atas gol yang ia ciptakan dalam gerakan yang biasa umat muslim lakukan.

Itu [selebrasi sujud] adalah sesuatu seperti berdoa atau berterima kasih kepada Tuhan untuk apa yang aku terima, tapi ya aku hanya berdoa dan berdoa untuk kemenangan. Aku selalu melakukan hal itu sejak aku muda, di mana pun.

-Mohamed Salah

Bahkan, kebesaran Salah pun juga masuk dalam ranah politik di Mesir.

Dalam pemilihan umum presiden 2018 silam, nama Mohamed Salah keluar sebagai runner-up pemenang pemilu, bahkan 3 kali lebih banyak dari kandidat lainnya!

Pemain bernama lengkap Mohamed Salah Hamed Mahrous Ghaly ini juga sosok yang tidak lupa dengan dari mana ia berasal.

Ia lahir pada 15 Juni 1992, 29 tahun silam di Nagrig sebuah desa di kota Basyoun, Mesir.

Sebesar 65% penduduk Nagrig berada dalam ekonomi kelas bawah alias miskin, sehingga Salah rutin berdonasi untuk pembangunan sekolah, rumah sakit bahkan juga membantu pemerintah Mesir untuk mengatasi krisis.

Sikap baik yang patut kita contoh ini juga sejalan dengan kerja kerasnya.

Kita hampir atau bahkan tidak pernah mendengar kontroversi yang Mo Salah perbuat di dalam maupun luar lapangan.

Mo Salah yang kita tahu hanya bekerja, membuat prestasi, berbagi kepada sesama manusia serta memberikan dampak nyata kepada semua yang ia lakukan.

Angin seakan berhembus kepadanya.

Dengan semua aspek yang ia miliki, kita mungkin akan melihat pemenang baru ajang Ballon d’Or di tahun 2021 ini.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P