
Transfer ke AS Monaco
Myron Boadu resmi pindah ke AS Monaco di Perancis dari AZ Alkmaar Belanda.
Sebelumnya, Boadu masih memiliki kontrak di AZ sampai pertengahan 2023.
Namun, Monaco menebus kontrak dengan membayar biaya transfer sebesar €17 juta euro (Rp 288 miliar) untuk mendatangkan servisnya.
Boadu diikat kontrak dengan Monaco dengan durasi 5 tahun.
📲 𝙽𝚘𝚝𝚒𝚏𝚒𝚌𝚊𝚝𝚒𝚘𝚗𝚜 𝚝𝚑𝚎𝚜𝚎 𝚙𝚊𝚜𝚝 𝟽𝟸 𝚑𝚘𝚞𝚛𝚜
“𝐀𝐧𝐧𝐨𝐮𝐧𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐚𝐝𝐮 !”⌚️ 10:30 𝙚𝙣𝙙 𝙤𝙛 𝙣𝙤𝙩𝙞𝙛𝙞𝙘𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣𝙨 😏
🔉 Sound 🆙#WelcomeMyron pic.twitter.com/9X04NKu8GQ— AS Monaco EN (@AS_Monaco_EN) August 4, 2021
Selain gaya bermain dan prestasinya, berikut fakta mengenai kehidupan Myron Boadu yang pernah ditolak Ajax Amsterdam dan kemudian menolak Arsenal.
Orang Kaya Ghana di Belanda
Myron Boadu lahir dari kedua orang tua asal Ghana, Afrika.
Pada 14 Januari 2001, anak ketiga dari tiga bersaudara ini lahir di ibukota Belanda, Amsterdam.
Reginald (laki-laki) dan Leandra (perempuan) Boadou adalah kedua kakak dari Boadou.
Dibesarkan dengan tradisi Afrika Barat di wilayah Bijlmermeer, Boadou tinggal tidak jauh dari stadion Ajax, yaitu hanya 1,9 km.
Hanya berjarak 4 menit dari stadion, Myron bisa mendengar dengan jelas suara para pendukung Ajax di kamarnya sendiri.
Hobi bermain sepak bola sejak kecil tergambar jelas dari pernyataan Myron:
Saat masa kecilku, aku bermain sepak bola dengan Reginald.
Kami bermain di jalanan dan di ruang tamu kami.
Hahaha, menendang bola dan merusak barang-barang seperti vas, terkadang membuat orangtua kami marah.
Mereka selalu takut akan selalu ada barang-barang lain yang rusak.
Namun, dengan teknik bagus dari usia dini, kerusakan bisa diminimalisir.
Selain bermain dengan Reginald, Myron juga berteman dengan Darkwa, tetangganya.
Tinggal di pusat Amsterdam membutuhkan biaya tinggi.
Faktanya, kedua orang tua Myron berasal dari golongan menengah ke atas atau orang kaya.
Menurut Darkwa, keluarga Boadu berhasil membuat anak-anaknya terhindar dari penyakit anak orang kaya, yaitu manja.
Buktinya, kedisiplinan Myron berhasil membawanya sukses di karirnya sejauh ini.
Sejumlah 1,41% pemain sepak bola Belanda di (243.175) adalah seorang keturunan kulit hitam dari nenek moyang Sub Sahara Afrika.
Untuk nama Boadu sendiri memiliki arti pembantu dalam bahasa budaya Afrika.
Perjudian Berhenti Sekolah Berbuah Manis
Tinggal di daerah Bijlmer yang dekat dengan Johan Cruyff Arena (stadion milik Ajax Amsterdam) menjadi salah satu faktor penguat kemampuan sepak bolanya.
Meskipun begitu, nyatanya Myron tidak terlalu serius dengan pendidikannya:
Bersekolah bukanlah kemampuan utamaku.
Sebetulnya, banyak hal berjalan bagus di kelas, namun aku sangat buruk dalam membaca dan membuat rencana.
Aku selalu mengerjakan PR di menit-menit terakhir.
Ada satu lagi: ketika aku berusia 10 tahun, ketertarikanku akan sekolah semakin berkurang.
Pada saat itu, aku percaya bahwa aku bisa menjadi pemain sepak bola profesional.
Ditolak Ajax Amsterdam Membuat Boadu Menangis
Pada usia 10 tahun, Myron bergabung dengan FC Bijlmer, tim kakaknya, Reginald.
Dua tahun kemudian, Myron secara total berhenti bersekolah dan fokus kepada sepak bola.
Pada tahun tersebut, Myron pindah ke akademi sepak bola lainnya di Amsterdam, SC Buitenveldert.
Dua musim kemudian, banyak klub besar yang mulai melakukan pendekatan kepada Myron, sebut saja Ajax Amsterdam, FC Utrecht, AZ Alkmaar dan Almere City.
Saat itu, Ajax yang menjadi tim dambaan Myron, tertarik menyeleksi sang pemain muda penuh bakat ini.
Akhirnya, Ajax mengundang Myron untuk berlatih di sana selama 3 hari dan bermain 1 kali.
Secara mengejutkan, sayangnya Myron tidak jadi direkrut.
Dalam hanya 1 pertandingan, aku mencetak 1 gol dan merasa semuanya baik-baik saja.
Aku yakin bahwa mereka akan memuji dan memilihku.
Ketika aku melakukan wawancara tertutup, aku terkejut untuk mendengar bahwa aku akan kembali ke Buitenveldert, tim lamaku.
Berita tersebut sangat memukul Myron.
Sesampainya di rumah, air mata tidak berhenti mengucur deras dari bocah kecil ini saat itu.
Untungnya, orang tua Myron berhasil menguatkan sang anak dan meyakinkan bahwa tidak ada satu pun di dunia ini, termasuk Ajax, bisa mengambil mimpi, harapan dan kemampuan sepak bolanya.
Beberapa bulan kemudian, Myron mendapatkan berkah dari kesedihannya: AZ Alkmaar merekrut sang pemain di tahun 2013.
AZ Alkmaar Datang Memanggil
Pada 3 September 2016, Boadu promosi dari tim muda ke tim cadangan AZ Alkmaar di usia 15 tahun.
Boadu menandakan debutnya dengan mencetak gol.
Lihat postingan ini di Instagram
Pada musim ketiganya, Boadu membantu tim cadangan AZ menjuarai Tweede Divisie (kasta ketiga Belanda).
Tweede Divisie adalah kasta tertinggi dari sepak bola amatir dan kasta terendah dari liga profesional.
Ketajaman Boadu dalam urusan mencetak gol membawanya debut ke tim inti pada tahun 2017.
Apakah kamu tahu? Boadu adalah pemegang rekor pencetak gol termuda bagi AZ di Eredivisie (17 tahun dan 212 hari).
Boadu mencetak 38 gol dan membuat 18 assist dari 88 pertandingan AZ Alkmaar senior.
Selain itu, Boadu mencetak 8 gol dan 1 assist untuk AZ Alkmaar U19 (15 pertandingan) serta 6 gol di 10 pertandingan AZ Alkmaar U21.
Myron Boadu Dengan Tegas Menolak Arsenal
Lihat postingan ini di Instagram
The Gunners merupakan salah satu yang paling tertarik dengan Boadu.
Mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger pernah mengundang sang pemuda ke London untuk membicarakan kontrak.
Pada saat itu, Boadu tidak ingin menjadi pelapis dari Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette.
Akhirnya, Boadu menolak tawaran kepindahan dari Arsenal dan tetap bertahan dengan AZ Alkmaar:
Aku tidak akan pernah melupakan momen di mana aku berada di pesawat untuk bertemu Arsene Wenger di London.
Aku pikir pada saat itu mungkin adalah hari yang penting di hidupku.
Jika aku berkata iya kepada tawaran kontrak, itu akan menjadi sesuatu yang sangat berdampak kepada keluargaku.
Tidak mungkin aku akan menjadi pemain inti untuk mereka.
Arsenal memberikanku tawaran yang menarik, tapi aku mendapatkan tawaran yang lebih baik di AZ.
Meskipun Arsenal saat ini memiliki banyak pemain muda yang tampil cukup sering untuk tim inti seperti Gabriel Martinelli, Bukayo Saka, Emile Smith Rowe dan beberapa lainnya, faktanya itu tidak cukup bisa menggoda Boadu.
Fakta di Balik Gaya Hidup Sederhana Myron Boadu
Lihat postingan ini di Instagram
Meskipun datang dari keluarga berada, Boadu tetap tampil sederhana di banyak kesempatan, tengok saja Instagram-nya.
Selain sederhana, Boadu juga sangat dekat dengan keluarganya, terbukti dengan mereka yang selalu memerhatikan dan mendukung Boadu:
Kami menonton banyak pertandingan di rumah.
Orang tua aku adalah ahlinya dalam merangkum penampilanku.
Sering sekali, aku menonton sepak bola dengan ayah dan kakak laki-lakiku.
Kemudian, per tahunnya, Boadu menerima €781.200 (Rp 13 miliar).
Sedangkan, rata-rata penduduk Belanda hanya menerima €36.500 (Rp 619 juta) per tahun.
Artinya, perlu 21 tahun bagi warga Belanda secara umum untuk bisa meraih pendapatan sebanyak Boadu dalam kurun waktu setahun.
Gaji setinggi itu tidak lepas dari peran sang agen, Mino Raiola yang terkenal akan kehebatannya bernegosiasi.
Banyak pemain yang hebat yang Raiola tangani, mulai dari Paul Pogba, Zlatan Ibrahimovic, Gianluigi Donnarumma, Erling Haaland, Matthijs de Ligt dan masih banyak lagi.
Gaya Bermain Myron Boadu
Posisi utama Myron Boadu adalah penyerang tengah.
Namun, Boadu juga bisa bermain di sayap kiri dan sayap kanan.
Dengan tinggi badan hanya 183 cm, Boadu tidak terlalu handal dalam duel udara.
Alhasil, Boadu mengandalkan kecepatan dan skill untuk melewati lawan.
Namun, Boadu cenderung mengandalkan kerja sama dengan rekan setimnya melalui operan satu dua atau menerima operan terobosan.
Dengan kecepatan tinggi dan penyelesaian akhir di depan gawang yang ganas, Boadu mencetak banyak gol dalam beberapa musim terakhir.
Pada Eredivisie musim lalu, Boadu bermain 31 kali dan mencetak 15 gol dan membuat 1 assist.
Semusim sebelumnya, yaitu 2019-2020, Boadu mencetak 14 gol dan membuat 8 assist dari 24 penampilan Eredivisie.
Selain itu, Boadu juga berhasil mencetak 4 gol dan membuat 2 assist dari 7 penampilan di Europa League serta 2 gol dan 3 assist dari 6 kualifikasi di kompetisi yang sama.
Andai Boadu tidak mengalami cedera ACL di tahun 2017 yang membuatnya absen 7 bulan, mungkin kini dia sudah mendapatkan lebih banyak gol dan assist.
Kemudian, dengan kemampuan dan potensi yang Myron Boadu miliki saat ini, penonton tentunya akan dimanjakan dengan aksinya di lapangan hijau.
