Connect with us

Artikel Top Peluit

Meski Sudah Tiada, Warisan Diego Maradona akan Tetap Abadi

Terkena Serangan Jantung di Saat Masa Penyembuhan Pasca Operasi Pengambilan Gumpalan Darah di Otak

Dunia sepak bola kembali diselimuti duka, belum genap seminggu Indonesia ditinggal legendanya, Ricky Yacobi, kini dunia harus ditinggal oleh Diego Armando Maradona.

Diego Maradona akan selalu dikenang sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang masa beserta warisan lainnya baik di dalam maupun luar lapangan.

Diego Maradona meninggal karena serangan jantung di rumahnya di Buenos Aires, Argentina di usia 60 tahun.

Meninggalnya Maradona terjadi 2 minggu setelah dirinya meninggalkan rumah sakit pasca operasi penggumpalan darah di otak.

Penggemar-Maradona

Operasi tersebut dilakukan pada 4 November 2020 di sebuah rumah sakit di Buenos Aires.

Sekitar 50 penggemar Maradona berkumpul saat itu sambil memberikan dukungan.

Diego Maradona meninggalkan rumah sakit pada 12 November 2020.

Maradona sempat dilaporkan mengeluh kepada keponakannya “Aku merasa sakit” sesaat sebelum berpulang.

Gaya hidup di luar lapangan juga ikut mempengaruhi kesehatan dari Maradona.

Maradona punya banyak riwayat penyakit yang akut sehingga terjadi serangan jantung yang dikaitkan dengan kecanduang alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan.

Maradona sudah memiliki 5 anak dari 4 wanita yang berbeda.

Sergio Aguero adalah salah satu mantan menantu dari Maradona.

Negara Argentina Resmi Berkabung Nasional Selama 3 Hari

Tiga hari berkabung nasional sudah diresmikan oleh presiden Argentina, Alberto Fernandez.

“Kamu membawa kami semua ke puncak dunia. Kamu membuat kami semua sangat bahagia. Kamu adalah yang terbaik dari semuanya.”

“Terima kasih sudah pernah ada, Diego. Kami akan merindukanmu seumur hidup.”

Begitu bunyi cuitan sang pemimpin Argentina melalui akun resmi Twitter.

Ribuan pelayat telah memenuhi setiap sudut jalanan di Buenos Aires di Argentina serta kota Naples di Italia.

Semua pertandingan di Champions League tadi malam melakukan mengheningkan cipta untuk mengenang Diego Maradona.

Gol Tangan Tuhan, Momen Ikonik Diego Maradona

Momen Diego Maradona yang ikonik tentu saja gol tangan Tuhan yang membuat Argentina menjuarai Piala Dunia.

Pertandingan final FIFA World Cup antara Argentina melawan Inggris pada 22 Juni 1986 itu dilangsungkan di Estadio Azteca, Meksiko.

Enam menit memasuki babak kedua, Maradona menusuk ke dalam dari sisi kiri serangan dan memberikan umpan kepada Jorge Valdano.

Maradona menghampiri Valdano dan berharap bisa melakukan umpan satu dua dengannya.

Valdano saat itu kesulitan mengontrol bola hingga lepas kepada Steve Hodge, pemain Inggris.

Hodge saat itu juga kesulitan mengontrol bola sehingga mengarah kepada kiper Inggris, Peter Shilton.

Gol Tangan Tuhan Maradona

Maradona ikut berlari ke arah Shilton untuk meraih bola.

Sayangnya, Maradona terpaut kalah tinggi 20 cm dari Shilton.

Ketika Shilton dan Maradona berebut bola di udara, Maradona justru menggunakan tangan kiri untuk memasukan bola ke gawang Inggris.

Ali Bin Nasser, wasit asal Tunisia yang saat itu menjadi penghakim tertinggi di lapangan mengaku tidak melihat kejadian tersebut dan mengesahkan gol.

“Aku menunggu rekan satu tim untuk memelukku tapi tidak ada yang menghampiri, sehingga akhirnya aku katakana ‘cepat peluk aku atau wasit tidak akan mengesahkan gol itu!’” kenang Maradona.

Setelah pertandingan, Maradona bilang di konferensi pers bahwa gol tersebut “sedikit menggunakan kepala dari Maradona dan sedikit menggunakan tangan dari Tuhan.”

Sejak saat itu, gol tersebut dikenal sebagai “Gol Tangan Tuhan”.

Gol Terbaik Abad 20 Disabet oleh Diego Maradona

Empat menit setelah Gol Tangan Tuhan, datanglah gol terbaik di abad 20.

Gelandang Hector Enrique mengumpan bola kepada Maradona di area Argentina.

Kemudian, Maradona memulai aksi individual brillian sejauh 54 meter selama 10 detik.

Dengan menggiring bola, Maradona melewati 4 pemain Inggris: Peter Beardsley, Peter Reid, Terry Butcher (2 kali) dan Terry Fenwick.

Maradona mengakhirinya dengan mengelabui kiper Peter Shilton sebelum akhirnya melepaskan bola ke gawang kosong untuk membuat skor menjadi 2-0.

Gol abad ini

Tentang golnya, Maradona menyebut “Aku sebenarnya ingin memberikan kepada Valdano, namun seketika mereka mengerubungiku dan aku tidak punya ruang.”

“Oleh karena itu, aku harus terus bermain dan menyelesaikannya itu sendiri.”

Selanjutnya, Maradona memuji betapa sportifnya permainan Inggris.

“Aku tidak yakin aku bisa melakukannya terhadap tim lain karena mereka akan menjatuhkanmu; mungkin Inggris adalah tim yang paling mulia di dunia ini.”

Pada tahun 2002, gol Maradona tersebut dipilih sebagai “Gol Abad Ini” dalam rangka penyambutan Piala Dunia FIFA 2002 di situs resmi.

Gol tersebut mengalahkan gol Michael Owen ketika membela Inggris melawan Argentina di Piala Dunia 1998 yang harus puas di peringkat 2.

Riwayat Karir Sepak Bola Maradona

Diego Maradona lahir di Lanus, Argentina pada 30 Oktober 1960.

Memiliki tinggi 167 cm, Maradona bermain sebagai gelandang serang, sama seperti Lionel Messi di zaman sekarang.

Maradona dikenal sebagai pemain yang hebat dalam melewati lawan menggunakan teknik dribble yang diikuti dengan penyelesaian akhir berupa tembakan ke gawang yang berujung gol.

Selain itu, umpan-umpan Maradona juga dikenal sangat akurat.

Ketika Lionel Messi muncul ke permukaan sebagai pemain muda berbakat, dia langsung disebut sebagai penerus Diego Maradona karena kesamaan karakteristik permainan.

Maradona memulai karir dari Argentinos Juniors sebelum akhirnya pindah ke Boca Juniors.

Selama berkarir di kampung halamannya, Maradona menyumbangkan 1 gelar Liga Argentina bersama Boca Juniors di tahun 1981.

Selain itu, Maradona bersama Argentina pernah menjuarai Piala Dunia U20 di tahun 1979.

Diego Maradona menjuarai Piala Dunia 1986

Dari situ, Maradona hijrah ke Spanyol untuk bergabung bersama Barcelona.

Maradona bermain selama 2 musim bersama Barcelona dari tahun 1982 sampai 1984.

Dalam kurun waktu tersebut, Maradona berhasil menyumbangkan 1 gelar La Liga Spanyol, 1 Copa del Rey dan 1 Supercopa de España.

Selanjutnya, Maradona hengkang ke Napoli pada musim 1984-1985.

Maradona sukses mengubah kesebelasan yang papan bawah Serie A menjadi raksasa Italia.

Selama berseragam Napoli, Maradona mempersembahkan 1 UEFA Cup (saat ini Liga Eropa), 1 Coppa Italia, 2 Serie A dan 1 Supercoppa Italiana.

Selain itu, ia juga menjadi top skor masing-masing 1 kali di kompetisi Serie A dan Coppa Italia.

Setelah dari Napoli, Maradona mengalami penurunan karir dan pernah bermain bersama Sevilla, Newell’s Old Boys, Boca Juniors dan akhirnya pensiun.

Nomor punggung 10 di Napoli dipensiunkan guna mengenang jasa dan kehebatan Maradona di Napoli.

Maradona juga pernah menyabet 4 kali penghargaan pemain sepak bola terbaik Argentina serta 1 gelar Piala Dunia 1986.

Karir Kepelatihan Diego Maradona

Sebagai manajer atau pelatih kepala, Diego Maradona tidak sementereng ketika bermain.

Maradona memulai karir kepelatihannya sebagai manajer di musim 1994-1995 bersama Textile Mandiyu di Argentina.

Di sana, Maradona hanya bertahan selama 2 bulan karena performa klub yang berantakan.

Pada 6 Januari 1995, Maradona pindah ke Racing Club sebagai manajer dan hanya bertahan sampai 26 Maret 1995.

Lagi-lagi, buruknya penampilan menjadi penyebab berpisahnya Maradona dengan klub.

Maradona vakum di dunia kepelatihan sebelum akhirnya tahun 2008 kembali menjadi pelatih kepala di tim nasional Argentina.

Argentina dibawanya oleh Maradona sampai perempat final Piala Dunia 2010 sebelum akhirnya kalah 4-0 dari Jerman.

Kontrak Maradona di tim nasional Argentina berakhir usai Piala Dunia 2010 dan tidak diperpanjang.

Kemudian, Maradona menjadi manajer di Al-Wasl (Uni Emirate Arab), CD Riestra di Argentina sebagai pelatih mental, Fujairah SC sebagai manajer (Uni Emirate Arab), menjadi presiden kehormatan di Dynamo Brest (Belarus) sampai ia meninggal, manajer di Dorados de Sin (Meksiko) dan Gimnasia (Argentina).

Selama berkarir sebagai pelatih atau manajer, Maradona tidak pernah memenangkan 1 gelar kejuaraan apa pun.

Cinta yang Sangat Murni untuk Permainan Sepak Bola

Diego Maradona, terlepas dari segala kontroversinya adalah seorang sosok yang sangat dihormati di sepak bola.

Jika kamu cinta sepak bola, maka kamu seharusnya juga cinta Maradona.

Carilah klip-klip potongan Maradona melakukan warm-up atau pemanasan.

Kita akan dapati betapa bahagianya Maradona memainkan bola di kaki, dada, kepala dan seluruh anggota tubuhnya.

Ada suatu klip yang menunjukan Maradona bermain di lapangan penuh lumpur namun tetap dikerubungi oleh penonton di pinggir lapangan.

Semua masalah di hidup mereka seolah sirna ketika menyaksikan Maradona beraksi menghibur mereka semua di lapangan.

Aura yang terpancar darinya adalah kebahagiaan tersendiri bagi penikmat olahraga ini.

Semua yang pernah menyaksikan langsung kehebatan Maradona tentunya akan dengan senang hati menceritakan tentang dirinya.

Itulah yang harus dirasakan ketika kita bermain bola, menyaksikan bola: kebahagiaan.

Diego Maradona pernah ada di dunia ini dan membuat kita semua tersenyum karenanya.

Beristirahatlah dengan tenang, legenda, kami akan terus menjaga warisanmu.

3 Comments

3 Comments

  1. Pingback: Lille v Milan: Rossoneri Tidak Mau Kalah Lagi Lawan Les Dogues

  2. Pingback: Chelsea vs Tottenham: Pertandingan Berhadiah Puncak Klasemen

  3. Pingback: Mengenang Papa Bouba Diop: Pahlawan Senegal di Piala Dunia

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P