
Pemain Lahir di Perancis, Namun Tidak Membela Juara Piala Dunia 2018, Timnas Perancis
Pada Piala Dunia 2018 lalu, Perancis muncul sebagai sang juara.
Namun, selain juara secara harfiah mendapatkan trofi, Les Blues juga mendapatkan predikat sebagai penghasil pemain sepak bola terbanyak di Piala Dunia.
Dalam Piala Dunia 2018 lalu, 52 pemain lahir di Perancis di mana 20 membela Les Bleus dan sisanya tersebar di berbagai negara.
Brazil sebagai negara paling banyak kedua dalam hal menghasilkan pemain di Piala Dunia 2018 hanya berhasil mengirimkan 28 pemain di mana 5 pemain tidak membela tim nasional Brazil.
Sejak Piala Dunia 2002 sampai 2018 pun, Les Bleus masih unggul dalam produksi pemain dengan total 216 pemain, di mana lagi-lagi Brazil menyusul di peringkat kedua dengan 148 pemain, berjarak sangat jauh.
Dengan angka yang begitu fantastis, pertanyaan selanjutnya adalah: bagaimana bisa?
Baca juga: Inilah Mengapa Akademi Ajax adalah Salah Satu yang Terbaik di Dunia
Berawal dari Perang Dunia Kedua
Setelah selesainya perang dunia kedua, negara Perancis banyak mengalami kehancuran.
Oleh karena itu, Perancis membutuhkan banyak tenaga kerja untuk membangun kembali negaranya yang hancur.
Namun, Perancis tidak punya cukup banyak tenaga kerja.
Sehingga, Perancis banyak mengambil tenaga kerja dari Eropa Selatan, Eropa Timur serta wilayah jajahan kolonialisme mereka, yaitu daerah Afrika Utara.
Pada akhir tahun 1940 dan awal 1950an, imigrasi besar-besaran terjadi menuju Perancis dari wilayah yang sudah disebutkan tadi di atas.
Saat itu, Perancis menjadi negara terbanyak dalam hal impor tenaga kerja asing dengan jumlah 2,7 juta orang, disusul Jerman dengan 2,3 juta, Swiss peringkat ketiga dengan 800 ribu serta Belgia dengan 600 ribu.
Pada akhir tahun 1960an sampai 1970 awal, perekonomian Perancis secara cepat melesat maju sehingga membutuhkan kembali tenaga kerja asing.
Pada gelombang kedua ini, Perancis mendatangkan tenaga kerja dari wilayah Afrika Barat, Timur Tengah atau Arab.
Sebagian besar dari imigran ini tinggal di dekat kota-kota besar seperti Paris, Lyon dan Marseille.
Baca juga: Didier Drogba Damaikan Perang Saudara Pantai Gading Melalui Sepak Bola
Perancis Sempat Krisis Sepak Bola Sebelum Akhirnya Merajai Piala Dunia
Namun, di saat yang bersamaan, Perancis sedang krisis prestasi di olahraga, termasuk tim nasional sepak bola.
Dalam kurun waktu 1960 sampai 1974, Les Bleus gagal masuk ke 3 edisi Piala Dunia dan 3 edisi Euro.
Sebagai solusi, FFF (Fédération Française de Football) atau federasi sepak bola Perancis mendirikan sebuah pusat pelatihan sepak bola bernama Institut National du Football di tahun 1972.
Pada tahun 1976, FFF melakukan kerja sama dengan klub-klub sepak bola profesional di Perancis untuk mencari talenta-talenta sepak bola.
Puncak kesuksesan mereka adalah ketika mendirikan pemusatan latihan bernama INF Clairefontaine pada 1988.
Hasilnya, di era 1990-an, Les Bleus menghasilkan banyak talenta pemain sepak bola.
Pada tahun 1998, Les Bleus berhasil menjuarai Piala Dunia.
Multikulturalisme Perancis dipuji oleh seluruh dunia.
Saat itu, terkenal dengan istilah “Black, Blanc, Beur” yang masing-masing berarti “Hitam, Putih dan Arab.”
Hitam berarti orang-orang berkulit hitam, putih adalah orang-orang berkulit putih serta Arab adalah keturunan Arab.
Baca juga: INF Clairefontaine: Akademi Sepak Bola Terbaik di Perancis
Paris Menjadi Kota Paling Sukses Lahirkan Bintang Lapangan Hijau
Kota Paris menjadi tempat paling ramai dihuni oleh imigran, dengan 38% dari total imigran berada di ibu kota Perancis.
Sebagian besar, mereka tinggal di daerah suburban Paris, yaitu Banlieus.
Daerah tersebut terkenal dengan tingginya angka pengangguran, kriminalitas serta kemiskinan.
Sehingga tidak jarang ada sentimen buruk terhadap imigran, di mana Jean Marie Le Pen selaku politisi Perancis pun demikian.
Namun, kota Paris menjadi kota paling banyak dalam hal penghasil pemain di Piala Dunia 2018.
Dari 52 pemain yang lahir di negara yang terkenal akan Menara Eiffel tersebut dan bermain di Piala Dunia 2018, 16 pemain lahir di Paris.
Delapan di antaranya lahir di Banlieues, mereka adalah anak-anak dari imigran, yaitu Benjamin Mendy, Paul Pogba, Alphonse Areola, Steven Nzonzi, Presnel Kimpembe, Blaise Matuidi, Kylian Mbappe serta N’Golo Kante.
Mbappe lahir dari ibu yang berasal dari Aljazair dan ayah dari Kamerun.
Kedua orang tua Pogba adalah imigran dari Guinea.
Tidak hanya di Perancis, pemain yang lahir dari Paris banyak juga yang bermain di Pantai Gading, Maroko, Aljazair, Portugal, Kamerun dan Togo.
Tim nasional Senegal di Piala Dunia 2018 lalu memiliki 4 pemain yang lahir di Paris, yaitu Moussa Sow, M’Baye Niang, Youssouf Sabaly dan Alfred N’Diaye.
Saîf-Eddine Khaoui, pemain tim nasional Tunisia juga berasal dari Paris.
Mehdi benatia, raphael guerreiro dari paris juga.
Mehdi Benatia dari Maroko serta Raphael Guerreiro dari Portugal juga lahir di Paris.
Itulah yang istimewa dari sepak bola Perancis, di mana kombinasi antara sistem akademi, pembinaan pemain muda serta struktur sepak bola yang hebat dengan sejarah imigrasi yang panjang menghasilkan talenta-talenta gemilang tidak hanya untuk negara penghasil keju terbaik tersebut, melainkan juga kepada seluruh negara di dunia.

Pingback: Babak Baru Raymond Domenech Sebagai Manajer FC Nantes
Pingback: 5 Pemain Sepak Bola Kelas Dunia Bisa Dibeli Gratis 2021
Pingback: 5 Alasan Barcelona akan Menang dan Menyingkirkan Paris Saint-Germain
Pingback: Alasan Karim Benzema Tidak Dipanggil ke Tim Nasional Perancis
Pingback: Silas Wamangituka, Calon Kuat Rookie of The Year Bundesliga 2020-2021
Pingback: Andalan Baru Lyon Bernama Tino Kadewere
Pingback: Juara Liga Prancis Musim 2020-2021 Antara Lille, PSG, Monaco dan Lyon