
Nama Gavi mencuri perhatian jagat sepak bola dunia di jeda internasional Oktober 2021 ini.
Sederet rekor berhasil pemain bernama lengkap Pablo Martín Páez Gavira ini pecahkan.
Terbilang masih sangat muda di usia 17 tahun, pemain Barcelona asal Spanyol ini memiliki masa depan yang menjanjikan.
Memangnya, sehebat apa sang gelandang tengah ini?
Gavi adalah Masa Depan Sekaligus Masa Kini
Luis Enrique, pelatih Spanyol, sangat berjasa dalam membuat wonderkid semakin terkenal.
Secara mengejutkan, sang entrenador dengan berani memanggil seorang pemuda yang baru bermain selama 288 menit atau 4 pertandingan sepak bola profesional senior.
Aku sudah mengenal dia selama bertahun-tahun. Dia adalah salah satu tolak ukur akademi muda Barcelona. Aku tidak ragu dengan kinerja yang akan dia berikan. Dia adalah seorang pemain yang berbakat secara murni, bermain ala Barcelona sekali. Ketika bermain dengan atau tanpa bola, dia selalu memberikan hal-hal yang menarik.
Begitu jelas Luis Enrique tentang Gavi tentang keputusannya.
Hasilnya? Berbuah manis.
Spanyol berhasil mengalahkan Italia di babak semifinal UEFA Nations League, meskipun pada akhirnya harus kalah di babak final.
Namun, Gavi berhasil membuat idolanya, Marco Verratti (Italia), bermain sangat biasa saja.
Tidak hanya Verratti, tapi Jorginho selaku kandidat Ballon d’Or 2021 pun juga dibuat tak berkutik di hadapan Gavi.
Gavi? Dia bermain seolah sedang berada di halaman sekolah atau di halaman rumah. Dia adalah masa depan dan masa kini dari tim nasional.
Setelah pertandingan, begitu kata Luis Enrique tentang penampilan sang pemain muda.
🚨 𝘼 𝙉𝙀𝙒 𝙍𝙀𝘾𝙊𝙍𝘿 🚨
has become the youngest player to ever play for @SeFutbol
1⃣. (17 years & 62 days)
2⃣. Zubieta (17 years & 284 days)
3⃣. @ANSUFATI (17 years & 308 days) pic.twitter.com/JeASQ246bU— FC Barcelona (@FCBarcelona) October 6, 2021
Berkat debutnya untuk tim nasional Spanyol di semifinal UEFA Nations League kontra Italia, Gavi berhasil menjadi pemain termuda yang pernah bermain untuk La Furia Roja di usia 17 tahun dan 62 hari.
Memangnya, gaya bermain Gavi seperti apa, sih?
Bermain Seperti Francesco Totti, Casemiro dan Andres Iniesta Secara Bersamaan
Secara posisi, Gavi bisa bermain di gelandang bertahan, gelandang tengah atau gelandang serang.
Bukan tidak mungkin, pada masa yang akan datang, daya jelajah posisi Gavi akan bertambah.
Demetrio Albertini, mantan pemain Barcelona, Atletico Madrid dan AC Milan yang kini menjabat sebagai presiden di Sektor Teknik pada Federasi Sepak Bola Italia, memberikan komentarnya terkait Gavi kepada Mundo Deportivo.
Albertini tidak ragu membandingkan Gavi dengan legenda sepak bola AS Roma dan Italia, Francesco Totti, setelah semifinal Nations League antara Italia dengan Spanyol.
Gavi adalah pengecualian, dia adalah Francesco Totti, sebut saja dia begitu. Akan tetapi, para pemain muda bisa bermain di tim kedua Spanyol di mana talenta akan bertemu dengan pengalaman. Seorang pemain bertalenta sangat mudah dinilai. Para pemain ini memiliki keberanian ketika kamu memberikannya kesempatan, mereka akan mengambilnya tanpa rasa takut.
Sama seperti Gavi, Totti juga memulai debutnya di usia muda.
Pada tahun 1993, Totti yang masih berusia 16 tahun, memulai karirnya bersama AS Roma di Serie A.
Bahkan, menurut Diario Sport, Gavi seolah kombinasi permainan antara Casemiro dengan Andres Iniesta.
Secara gaya permainan, Andres Iniesta adalah seorang playmaker, pemberi operan-operan akurat dan pembuat peluang unggul, seorang legenda Barcelona dan Spanyol.
Sementara itu, Casemiro adalah seorang gelandang bertahan Real Madrid berkebangsaan Brazil yang terkenal keras dan handal dalam bertahan.
Keduanya hebat di bidangnya masing-masing, sehingga ini merupakan pujian yang tinggi untuk sang pemain bernomor punggung 30 di Barcelona saat ini.
Data Gaya Permainan Gavi
Kini, Gavi sudah bermain sebanyak 9 pertandingan senior yang resmi.
Secara keseluruhan, 7 pertandingan untuk Barcelona (2 di La Liga dan 1 di UEFA Champions League) dan 2 untuk Spanyol (semua UEFA Nations League).
Dari seluruh pertandingan tersebut, akurasi operan Gavi terbilang tinggi di angka 85%.
Kemudian, total Gavi sudah membuat 1 operan berujung gol alias assist dengan 2 peluang besar lainnya gagal berubah menjadi gol.
Selain itu, Gavi juga membuat 18 percobaan melewati orang melalui dribble dengan 50% usahanya sukses.
Begitulah angka yang berbicara untuk aspek serangan Gavi.
For the first time in his career, has completed 85 minutes on the pitch 🤯
On the same night, he’s become his country’s youngest ever player 👶
17 years old and running the show against the European champions 💪
Spain and Barcelona have a 𝙎𝙋𝙀𝘾𝙄𝘼𝙇 talent ⭐️ pic.twitter.com/2gnpx5WtXM
— Goal (@goal) October 6, 2021
Bagaimana dengan kemampuan bertahannya? Tidak kalah mengesankan!
Selama 9 pertandingan tersebut, total 15 tekel, 3 intersepsi dan 62% rataan sukses duel udara berhasil pemain ini menangkan.
Untuk informasi, tinggi tubuh Gavi hanya berada di angka 173 cm, termasuk pendek untuk bisa unggul dalam duel udara melalui sundulan kepala.
Tidak heran dengan segala agresivitasnya, pemain yang memiliki kaki kuat kanan ini sudah mengoleksi 3 kartu kuning yang masing-masing berasal dari Champions League (1) dan La Liga (2).
Secara pengamatan mata, Gavi memiliki kualitas dari operan akurat, kontrol bola, dribbling, dan kelincahan.
Aspek yang tidak terlihat seperti visi dan kecerdasan pun sudah terlihat baik darinya.
Kerja keras dan keinginan untuk membantu pertahanan juga ia perlihatkan dalam setiap pertandingan.
Oleh karena itu, tidak heran pemain ini memiliki banyak atribut untuk sukses seperti Totti, Casemiro atau Iniesta.
Ternyata, Sudah Hebat Sejak Dulu Kala Meskipun Masih Sangat Muda
Gavi lahir pada 5 Agustus 2004 di sebuah kota bernama Los Palacios y Villafranca yang terletak di provinsi Seville.
Secara geografis, Seville berada di bawah daerah otonomi Andalusia.
Untuk saat ini, dua klub terbesar dari Andalusia adalah Real Betis dan Sevilla.
Kedua tim itu berasal dari provinsi Seville, sehingga memiliki rivalitas yang sangat kental.
Rivalitas antara Sevilla dengan Real Betis memiliki nama Derbi Sevillano atau El Gran Derbi.
Selain kedua tim itu, ada pula tim-tim macam UD Almeria, Cadiz, Granada dan Malaga yang kerap naik promosi-degradasi di La Liga.
Kembali ke Gavi, dirinya mulai bermain sepak bola bersama tim kampung halamannya, Liara Balompie.
Namun, saat berusia 10 tahun, sang pemain bergabung ke tim muda klub besar Spanyol.
Adalah Real Betis yang mampu menarik hati Gavi untuk bermain di sana.
Akan tetapi, karir Gavi di Betis tidak berlangsung lama, yaitu hanya setahun.
Pasalnya, Barcelona langsung dengan cepat merekrut Gavi ke akademi mereka, La Masia seusai Gavi mencetak 95 gol untuk tim muda Real Betis.
Sang pemain muda menolak tawaran dari klub-klub besar Spanyol lainnya seperti Villarreal, Real Madrid dan Atletico Madrid.
Lima tahun kemudian, tepatnya September 2020, Gavi akhirnya menandatangani kontrak profesional pertamanya.
Masih berusia 16 tahun, Gavi sudah bermain untuk tim u-19 Barcelona karena kehebatannya.
The kid is good
— FC Barcelona (@FCBarcelona) September 8, 2021
Pemain ini masih sangat muda dan tentunya masih akan membuat banyak kesalahan di masa yang akan datang.
Meskipun gemilang di masa muda, bukan jaminan bagi Gavi untuk tidak gagal saat usianya beranjak lebih dewasa lagi.
Apabila terus bekerja keras dan fokus kepada karirnya, bukan tidak mungkin kita akan kembali menyaksikan pemain hebat lahir dari tanah Spanyol.
