Connect with us

Artikel Top Peluit

Manuel Locatelli: Pernah Dikhianati AC Milan, Kini Bersinar Bersama Italia dan Juventus

Didepak dari San Siro tidak membuat semangat juang il centrocampista menurun. Buktinya? Gelar Euro 2020 dan kepindahan ke I Bianconeri.

Profil Manuel Locatelli

Tim Peluit Panjang kali ini akan membahas gelandang berbakat nan impresif asal Italia dan klub Juventus, Manuel Locatelli.

Seorang pemain yang menjadi buah bibir di percaturan sepak bola Italia setelah menunjukan penampilan impresif dalam beberapa musim terakhir.

Locatelli lahir di Lecco pada 8 Januari 1998 dari ayah yang juga seorang pelatih sepak bola lokal di kampung halamannya.

Tak ayal, pada usia 9 tahun, sang ayah memasukan Locatelli kecil ke tim junior Atalanta pada tahun 2007.

Hanya berselang dua tahun atau tepatnya pada 2009, di usia 11 tahun, Locatelli memutuskan pindah ke tim junior AC Milan.

Sebuah keputusan tepat karena sang pemain semakin mendapatkan ilmu pengetahuan tentang olah bola yang baik dari level Esordienti hingga Primavera.

Selama 7 tahun di tim junior AC Milan, kemampuan sang gelandang semakin meningkat dan puncaknya di usia 18 tahun, Loca mendapatkan debutnya.

Debut pertama datang di akhir musim 2015-2016, ketika itu Locatelli masuk menggantikan Andrea Poli pada menit 87.

Lalu, debut sejak menit pertama atau starter datang satu bulan kemudian ketika AC Milan menjamu AS Roma di San Siro.

Dalam sebuah wawancara, Manuel Locatelli pernah berujar bahwa AC Milan akan selalu menjadi ‘rumah’ baginya sampai kapanpun.

Akan tetapi, apakah hal tersebut berbalas dari AC Milan untuk Locatelli? Loca memang sempat memperkuat II Rossoneri selama 2,5 musim, tetapi kemampuan Locatelli dirasa tidak cukup bagi AC Milan.

Padahal, sepanjang musim 2016-2017, Locatelli sukses mencatatkan 28 pertandingan di seluruh ajang serta mengemas 2 gol.

Saat itu, AC Milan terkenal sedang dalam masa-masa yang sulit prestasi, terbukti hanya mampu menyelesaikan musim Serie A di peringkat 6.

Kemudian, pada musim berikutnya, jumlah pertandingan Locatelli semakin bertambah menjadi 33 pertandingan dan lesatan 1 assists.

Sempat dikait-kaitkan penampilan Locatelli dengan sang idola, Andrea Pirlo, tetapi manajemen AC Milan saat itu memilih melepas sang centrocampista.

Para board menganggap waktu 2,5 musim sudah cukup untuk Locatelli menunjukan kualitasnya dan mereka tidak cukup sabar menunggu Locatelli berkembang.

Pembuktian Potensi Sang Centrocampista

Selebrasi huruf T dari Manuel Locatelli saat berseragam Sassuolo yang berarti Thessa, pasangannya, dan Teddy, mendiang anjingnya (kredit: calciomercato.com)

Selebrasi huruf T dari Manuel Locatelli saat berseragam Sassuolo yang berarti Thessa, pasangannya, dan Teddy, mendiang anjingnya (kredit: calciomercato.com)

Awal musim 2018-2019, US Sassuolo mengajukan pinjaman Manuel Locatelli selama satu musim plus pembelian permanen di akhir musim.

Manajemen AC Milan mengiyakan tawaran pinjaman dari Il Neroverdi sebesar 2 juta euro plus kewajiban penebusan sebesar 10 juta euro di akhir stagione.

Cerita selama 9 tahun Locatelli di kota Milan resmi berakhir, lembaran petualangan baru sudah siap menunggu Locatelli bersama US Sassuolo.

Locatelli yang saat itu baru genap berusia 20 tahun langsung memilih nomor andalannya, yaitu 73, nomor yang ia juga kenakan di AC Milan.

Sang centrocampista semakin menunjukan kualitas dan perkembangan yang sangat signifikan kala berseragam kebanggaan US Sassuolo.

Pada tahun perdana, Locatelli sukses mencatatkan 29 penampilan di Serie A dengan 21 match sebagai starter plus menyarangkan 2 gol serta 4 assists.

Sebagai gelandang, Manuel Locatelli sukses melakukan upgrade permainannya menjadi midfielder yang modern.

Terlihat dari statistik (FotMob), Loca sanggup mengirimkan 1032 umpan akurat atau sekitar 87% dan melepaskan 6 tembakan tepat sasaran (27%).

Dalam hal bertahan, Loca sukses mencatatkan 28 kali tekel sukses, 9 kali memblok tembakan lawan, 27 intersepsi serta 29 kali sapuan.

Sebuah statistik yang sangat bagus mengingat usia sang pemain masih sangat belia.

Pada akhir musim 2018-2019, US Sassuolo pun resmi mempermanenkan jasa Locatelli.

Musim selanjutnya, yaitu pada 2019-2020, peran dan kontribusi Locatelli terhadap I Neroverdi semakin menjadi-jadi.

Selama musim yang lebih panjang dibandingkan musim-musim sebelumnya itu, Locatelli sukses membukukan 5 assists.

Selain itu, selama satu stagione, Loca sukses mencatatkan 56 kali membuat peluang dan 1860 (86%) umpan-umpan akurat.

Dalam bertahan, sang gelandang sukses melakukan 7 kali memblok tembakan, 33 kali intersepsi dan 31 kali sapuan.

Sebuah angka-angka statistik yang cemerlang dan membuat namanya semakin melambung, tidak hanya di klub tetapi juga di Tim Nasional Italia.

Selama dua tahun 2017-2019, Manuel Locatelli tercatat rutin bermain di Timnas Italia U-21 dan ikut serta dalam EURO U-21 2017 & 2019.

Bahkan, pelatih Italia U-21 Italia kala itu, Luigi Di Biagio mempercayakan ban kapten Italia kepada Locatelli.

Pengkhianatan AC Milan

Manuel Locatelli di AC Milan (Kredit: sempremilan.com)

Manuel Locatelli di AC Milan (Kredit: sempremilan.com)

Para penggemar AC Milan tidak asing dengan periode komedi klub mereka.

Rentang waktu tersebut terjadi pada Serie A musim 2013-2014 sampai 2019-2020.

Bayangkan saja, sebagai klub tersukses kedua di ajang terbesar antar klub Eropa, UEFA Champions League dengan 7 gelar, harus terseok-seok di negara sendiri.

Selain itu, AC Milan juga merupakan tim tersukses ketiga di Italia dengan 18 gelar scudetto.

Dengan nama besar I Rossoneri, sulit membayangkan mereka bisa berada di sebuah masa banter era.

Tercatat, AC Milan menyelesaikan musim di peringkat 8, 10, 6, 6, 6, 5, dan 6 selama 7 musim tersebut.

Hingga akhirnya, pada musim lalu, periode tersebut seakan luntur dengan berhasil menjadi runner-up Serie A.

Oleh karena itu, manajemen kerap bongkar pasang tim, termasuk pemain dan pelatih.

Locatelli menjadi salah satu korban kebobrokan masa AC Milan saat itu dan masuk dalam daftar jual.

Tepatnya pada musim 2018, AC Milan membuat keputusan yang membuat Locatelli merasa dikhianati.

Klub saat itu memutuskan untuk meminjam Tiemoue Bakayoko dari Chelsea dan mendorong Locatelli untuk bergabung dengan klub papan tengah ke bawah Serie A.

I Rossoneri saat itu lebih ingin untuk meminjamkan sang pemain.

Namun, Locatelli yang sudah kadung marah, langsung meminta untuk melepasnya secara permanen alias dijual.

Pada akhirnya, Locatelli meninggalkan klub dengan alasan pengkhianatan dan menurunnya kepercayaan kepada pihak manajemen.

Seperti yang kita tahu, Locatelli, akhirnya menjalani masa peminjaman dengan kewajiban pembelian di Sassuolo.

Sisanya, sejarah.

Gaya Bermain Manuel Locatelli

Ketika pertama kali datang serta bermain untuk tim utama AC Milan, Locatelli memiliki peran sebagai advance playmaker.

Banyak yang mengatakan bahwa Loca akan menjadi pengganti dari seorang Riccardo Montolivo di masa yang akan datang.

Akan tetapi, dengan kemampuan komplitnya, ternyata Locatelli mampu tumbuh dan berkembang menjadi deep-lying playmaker hebat.

Terinspirasi dari sang idola, Andrea Pirlo, Locatelli selalu menunjukan kualitasnya dalam mengontrol permainan, memberikan umpan akurat serta membuka ruang.

Peran lain yang kerap Loca jalankan adalah penghubung antara lini pertahanan dan lini serang sebuah tim yang ia bela.

Bahkan, dalam statistik di pertengahan musim 2020-2021, menunjukan bahwa pemain bertinggi 186 cm ini adalah jendral lini tengah sejati dalam sebuah tim

Locatelli sanggup mengirimkan 2.426 umpan akurat (88%) serta 40 kali membuat peluang untuk US Sassuolo.

Ketika bertahan, Locatelli kembali mencatatkan statistik yang sangat ok, yaitu 51 kali intersepsi, 58 kali sapuan dan 14 kali memblok tembakan.

Berkat hal tersebut, semakin banyak yang menyandingkan Locatelli dengan Andrea Pirlo.

Apalagi keduanya sama-sama pernah mengantar Gli Azzurri menjuarai sebuah gelaran turnamen besar.

Andrea Pirlo membawa Gli Azzurri juara Piala Dunia 2006, sedangkan Locatelli membawa Italia juara EURO 2020 pada Juli lalu.

Hanya bedanya, Manuel Locatelli lebih mobile dan agresif dibandingkan dengan legenda Timnas Italia itu.

Sama-sama terbuang dari AC Milan, Locatelli memiliki segalanya untuk menjadi salah satu pemain hebat untuk Juventus dan Italia.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *