Connect with us

Artikel Top Peluit

Matheus Cunha, Pemain Futsal yang Menang Emas Olimpiade Cabor Sepak Bola

Pemain nomor punggung 10 milik Hertha Berlin yang bermain mirip seperti Roberto Firmino ini diincar oleh setidaknya 5 klub top Eropa.

Saat Kecil Gemar Futsal, Kini Menjadi Pemain Sepak Bola

Bernama lengkap Matheus Santos Carneiro da Cunha, pria bertinggi 184 cm ini lahir di Joao Pessoa, Pariba, Brazil pada 27 Mei 1999 dan inilah profil sang bintang.

Berposisi sebagai penyerang, pemain berusia 22 tahun ini kini bermain untuk Hertha Berlin dengan nomor punggung 10.

Matheus Cunha beruntung lahir di keluarga menengah, tidak seperti kebanyakan penduduk negaranya yang hidup sulit.

Ketika aku masih anak-anak, aku tumbuh dengan semua yang aku butuhkan. Aku tidak kekurangan apapun.

Begitu kata Matheus Cunha.

Lahir di negara yang sangat mencintai sepak bola, nyatanya futsal adalah olahraga nomor 1 di hati Matheus Cunha.

Dulu, aku sangat sering bermain futsal. Futsal adalah olahraga yang paling aku cintai. Bahkan, aku lebih suka futsal ketimbang sepak bola.

Dengan dukungan kedua orang tua, Cunha berkembang menjadi anak yang berbakat dengan sepak bola.

Matheus Cunha memulai karir di klub lokal, Cabo Branco.

Uniknya, sang ayah, Carmelo Cunha, juga bermain untuk klub lokal tersebut!

Matheus Cunha dan sang ayah (Kredit: lifebogger.com)

Matheus Cunha dan sang ayah (Kredit: lifebogger.com)

Cunha lebih sering bermain futsal di klub Cabo Branco tersebut.

Kemudian, Cunha bermain di klub CT Barao.

Pada usia 14 tahun, barulah Cunha bergabung dengan Coritiba.

Seorang pebisnis menyukai Cunha dan mensponsori kepindahan tersebut.

Seorang pebisnis menyukai gaya permainan sepak bola dari aku dan bersama dengan ayahku, pergilah aku ke Coritiba.

Selama 4 tahun, Cunha menimba ilmu di klub tersebut.

Klub Pertama Langsung Merantau Antar Benua

Kontrak profesional pertama Cunha tidak terjadi di negara asalnya sendiri, melainkan 7200 km dari tanah kelahirannya.

Tepatnya adalah kota Sion di Swiss yang menjadi klub pertama Cunha.

Pada tahun 2017, Cunha merantau ke benua lain untuk mencari penghidupan.

Musim pertama Cunha di FC Sion berjalan baik, buktinya berhasil menjadi top skor tim dengan 10 gol dari 29 pertandingan.

Selain itu, Cunha mampu mendapatkan gelar Pemain Terbaik Sion di Oktober 2017.

Secara keseluruhan, Cunha mencetak 10 gol dan 8 assist selama di FC Sion.

Baru semusim di Swiss, dua klub besar Eropa langsung tertarik dengan Cunha.

Namun, RB Leipzig berhasil kalahkan West Ham dalam perburuan tanda tangan wonderkid Brazil dengan mahar €15 juta euro (Rp 253 miliar).

Selama di RB Leipzig, Cunha yang saat itu masih muda sangat cocok dengan filosofi RB Leipzig, yaitu bermain dengan pemain di bawah usia 23.

Pada saat itu, Cunha harus bersaing dengan nama-nama beken seperti Timo Werner, Youssef Poulsen dan Emil Forsberg.

Cunha berhasil mencetak 9 gol dan membuat 3 assist dari total 52 pertandingan.

Salah satu gol Cunha yang berkesan di RB Leipzig tentu ketika melawan Bayer Leverkusen.

Gol indah tersebut sampai masuk daftar Puskas Award.

Di bawah ini adalah gol indah tersebut.

Ini reaksi Cunha mengenai gol indah tersebut.

Di Brazil, semua orang bercanda denganku bahwa gol tersebut lebih mirip futsal ketimbang sepak bola. Gol tersebut tentu saja terinspirasi dari futsal karena aku sering bermain futsal dan olahraga tersebut adalah olahraga yang paling aku cintai.

Aku lebih suka futsal ketimbang sepak bola. Aku pikir gol tersebut akibat latihan dan banyak hal yang berputar di kepalaku.

Pada 31 Januari 2020, tepatnya di hari terakhir jendela transfer pemain Eropa, Cunha pindah dari RB Leipzig ke Hertha Berlin.

Nominal transfer dirahasiakan, namun dipercaya berkisar sekitar 20 juta euro (Rp 337 miliar).

Gaya Bermain Mirip dengan Roberto Firmino

Sama-sama berposisi penyerang dan berasal dari Brazil, keduanya banyak kemiripan ketika bermain di lapangan.

Firmino yang dulunya adalah mantan pemain Hoffenheim, kini merumput bersama Liverpool di Inggris.

Keduanya sama-sama berlatih di jalanan sehingga memiliki skill untuk melewati lawan dengan kecepatan, teknik dan kecerdasan.

Selain itu, keduanya pun bisa bermain di segala posisi di lini serang: kedua sayap, penyerang, atau gelandang serang.

Kemudian, keduanya pun kerap turun ke lapangan tengah untuk membantu membangun serangan sehingga meringankan beban para gelandang.

Berkat itu, keduanya pun sulit dibendung oleh para pemain bertahan lawan.

Pergerakan mereka sulit diprediksi, baik mereka akan ke depan, ke samping, ke tengah atau ke belakang.

Prestasi Bersama Tim Nasional Brazil: Medali Emas Olimpiade Tokyo

Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang seharusnya berlangsung pada tahun lalu.

Namun, karena pandemi covid-19, perhelatan tersebut harus tertunda selama setahun.

Barulah pada 2021 ini, Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang baru bisa berjalan.

Kemudian, datang ke tim nasional Brazil dengan nomor punggung 9, Matheus Cunha menjadi andalan di lini serang.

André Jardine selaku pelatih pun memberikan kepercayaan kepada Cunha untuk menggedor jala lawan.

Kepercayaan tersebut dibayar tuntas oleh Cunha dengan berhasil mencetak 3 gol dan membuat 1 assist di 5 dari 6 pertandingan Brazil, termasuk gol di final melawan Spanyol.

Pada babak grup, Brazil berhasil menang 4-2 dan 1-3 melawan Brazil dan Jerman serta seri 0-0 melawan Arab Saudi.

Kemudian, pada babak perempat final, Brazil menang 1-0 atas Mesir.

Meksiko menjadi korban di semifinal sebelum akhirnya Spanyol dikalahkan di final dengan skor 2-1 sampai babak perpanjangan waktu.

Diincar Banyak Klub Papan Atas Eropa

Sejauh ini, Cunha si nomor punggung 10 di Hertha Berlin sudah bermain sebanyak 40 kali dengan torehan 13 gol dan 11 assist.

Sebagai penyerang, tentunya angka tersebut terbilang bagus mengingat Hertha Berlin bukanlah tim papan atas saat ini.

Menurut KICKER, media Jerman, setidaknya ada 5 klub Eropa yang menginginkan tanda tangan Cunha.

Dari Italia, ada Atalanta dan Napoli yang tertarik dengan ayah 1 anak ini.

Selain itu, Leeds United di Inggris juga ingin memperdalam lini serang mereka dengan Cunha.

Tim kaya raya asal Rusia, Zenit St. Petersburg pun juga ingin mencari penerus Hulk di tim tersebut.

Namun, adalah juara La Liga musim lalu, Atletico Madrid yang paling jatuh hati dengan Cunha.

Pasalnya, tim besutan Diego Simeone tersebut belum menemui kata sepakat dengan penyerang Fiorentina, Dusan Vlahovic yang dinilai terlalu mahal (€60 juta euro atau Rp 1,013 triliun).

Menarik untuk diikuti sepak terjang pemain futsal yang mendapatkan medali emas di Olimpiade cabang sepak bola ini.

Menurut kamu, akan ke mana Cunha pergi selanjutnya?

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *