Tim Hebat walau Bukan yang Terbaik
Pada pertandingan Liga Champions UEFA babak perempat besar akan ada debutan dari Jerman yaitu RB Leipzig. Pertandingan ini akan dihelat pada 13 Agustus 2020 di Stadion Estadio Jose Alvalade di kota Lisbon. Atletico Madrid selama bertahun-tahun sering disebut sebagai kuda hitam dari Spanyol, baik di La Liga atau bahkan Liga Champions.
Julian Nagelsmann selaku manajer RB Leipzig tentu akan mengerahkan kemampuan terbaik anak asuhnya walaupun baru ditinggal pergi Timo Werner ke Chelsea. Bukan tidak mungkin, tim dari Jerman Timur ini bisa meraih piala pertama di RB Leipzig dengan melewati tim besutan Diego Simeone tersebut.
Bundesliga musim 2019-2020 yang baru berakhir menempatkan RB Leipzig di posisi ketiga di klasmen, posisi yang sama dengan musim mereka sebelumnya. Selama 34 pertandingan yang dimainkan RB Leipzig musim ini mencetak sebanyak 81 gol, hanya kalah dari Borussia Dortmund (84) dan sang juara Bayern Munchen (100). Dalam urusan pertahanan, RB Leipzig berada di peringkat kedua Liga Jerman dengan hanya kebobolan sebanyak 37 kali, di bawah Bayern Munchen (32). Jika dihitung rata-ratanya, RB Leipzig kebobolan sekitar 1.06 gol per laga, tidak lebih baik ketimbang Atletico Madrid yang kebobolan hanya 0.63 gol per laga. Dalam urusan menyerang, RB Leipzig lebih unggul (2.38 gol per laga) dibandingkan Atletico Madrid (1.34 gol per laga).
Duel Senior dan Junior
Julian Nagelsmann selaku salah satu manajer muda dengan prospek yang cerah akan menghadapi manajer yang sudah berpengalaman yaitu Diego Simeone. Dengan Simeone (50) yang lebih tua 18 tahun dan sudah memainkan 479 pertandingan dan mendapatkan 7 piala tentu adalah indikator yang jelas tentang betapa kaya pengalamannya Simeone. Walaupun Julian Nagelsmann hanya memiliki gelar berupa juara Liga Jerman U-19 bersama Hoffenheim pada musim 2013-2014, hal tersebut tidak bisa menampik kehebatan Nagelsmann sebagai manajer.
Diego Simeone biasa bermain dengan formasi 4-4-2 dan mengandalkan pertahanan yang kuat. Selain itu, Simeone juga mengandalkan serangan balik yang cepat guna mencetak gol. Julian Nagelsmann bermain dengan gaya yang berbeda walaupun dengan formasi yang mirip. Julian Nagelsmann selama di RB Leipzig bermain dengan formasi 4-2-2-2, di mana timnya mengandalkan kedua sayap dengan umpan vertikal dan bermain cepat.
Bukan tanpa sebab, Nagelsmann bisa disebut sebagai ‘Mini Mourinho’. Dengan segala kejeniusannya, Nagelsmann berhasil membuat Bayern Munchen tidak mencetak gol dalam pertandingan Bundesliga musim 2019-2020. Dalam beberapa kesempatan, Nagelsmann bermain dengan formasi 3-4-2-1 di musim lalu. Formasi tersebut bisa melawan 4-4-2 yang rigid ala Atletico. Dengan jumlah pemain tengah yang lebih banyak, bek tengah yang bisa menjaga 2 penyerang Atletico serta wing-back dan 2 gelandang yang bermain di belakang penyerang Leipzig, bukan mustahil Atletico dapat disingkirkan.
Pemain Kunci
Marcel Sabitzer akan menjadi andalan Leipzig usai kepergian Timo Werner. Julian Nagelsmann menegaskan itu, “Alasan utama mengapa dia saat ini dianggap berbeda adalah karena dia menjadi lebih terlibat dalam hal mencetak dan menetapkan gol, Dia melakukannya dengan sangat baik”. Hal tersebut terbukti karena pada Liga Champions musim ini, Sabitzer mencetak 4 gol dan 2 assist adalah yang terbanyak di skuat Leipzig.
Kehilangan Griezmann ke Barcelona menjadi masalah tersendiri bagi Atletico. Praktis, top skor mereka di Liga Champions mereka musim ini ialah seorang Alvaro Morata dengan 3 gol dan 1 assist (terbanyak juga di Atletico). Namun, mental bermain Atletico bisa diacungi jempol. Pasalnya, mereka berhasil menyingkirkan sang juara bertahan Liga Champions Liverpool dengan cukup dramatis. Menarik untuk menyaksikan dua tim yang tidak terlalu diperhitungkan di Liga Champions musim ini.