Connect with us

Artikel Top Peluit

Derby della Madonnina: Mencari Penguasa Sesungguhnya Kota Milan

Rivalitas kedua tim besar asal Italia ini telah melewati banyak sejarah dan momen-momen berkesan. Bagaimana ceritanya?

Derby della Madonnina On Story

Derby della Madonnina akan kembali mempertemukan dua klub seteru abadi yaitu AC Milan melawan ‘saudara tirinya’, Inter Milan.

Pertemuan kedua tim jelas adalah salah satu pertandingan dengan tensi panas yang pernah ada di Italia, bahkan di Eropa.

Selain laga sarat emosi, kemungkinan besar kedua tim akan mendapatkan dukungan penuh dari masing-masing tifosi yang datang ke stadion.

Seperti yang kita tahu, dalam satu musim belakangan, Derby kota Milan ini tidak cukup bergairah karena pembatasan suporter yang datang.

Lalu, pada sejarahnya kenapa Derby yang kerap disebut Derby Milan ini memiliki nama Derby della Madonnina?

Ternyata usut punya usut, nama Madonnina berasal dari sebuah patung ‘Virgin Mary‘ di atas sebuah landmark Duomo.

Duomo sendiri adalah sebuah bangunan katedral yang terletak di pusat kota Milan yang kerap menjadi sasaran wisata para turis lokal dan internasional.

Sebuah patung ‘Virgin Mary‘ di atas Duomo inilah yang memiliki nama lain ‘Madonnina‘ yang berarti ‘Little Madonna‘.

Atau secara harfiah, Madonnina memiliki arti “Gadis Kecilku”, walau terkesan romantis tetapi laga kedua tim acap kali panas di dalam lapangan.

Jadi, Derby della Madonnina ini adalah menunjuk kepada suatu bangunan atau landmark yang sangat terkenal di kota Milan.

Pada masa lampau, kedua klub tersebut acap kali merepresentasikan dua kutub background masing-masing suporternya.

Tifosi Inter Milan berasal dari kaum menengah ke atas (dalam bahasa Italia; Bauscia), sedangkan AC Milan datang dari kaum kelas pekerja.

Dari latar belakang yang berbeda inilah banyak perseteruan abadi yang merambat kepada masing-masing pendukung kedua kesebelasan.

Tidak hanya di Serie A, perseteruan kedua klub juga sering kali bertemu di Coppa Italia bahkan hingga kompetisi antar klub Eropa, Liga Champions.

Sejarah Panjang Derby Milan

Pada tahun 1899, seorang pengusaha asal Inggris, Alfred Edwards menggagas sebuah klub sepak bola dan kriket yang bernama Milan Cricket & Football Club.

Kala itu Edwards menunjuk David Allison sebagai manajer tim sepak bola Milan untuk mengikuti Prima Categoria (Kompetisi teratas sepakbola Italia).

Hasilnya AC Milan sukses menyabet gelar nasional pada tahun 1901, 1906 serta 1907.

Tetapi pada 1908, ada klub baru yang akhirnya muncul karena keresahan mereka menggunakan para pemain asing di skuadnya.

Klub tersebut adalah Inter Milan yang akhirnya menjadi seteru abadi AC Milan di kancah sepak bola negeri pizza.

Pertemuan pertama kedua tim uniknya terjadi bukan di kompetisi nasional melainkan di sebuah turnamen di Chiasso Cup.

Saat itu, Rossoneri sukses membungkam I Nerazzurri dengan skor 2-1 dalam laga final yang dihelat di kota Chiasso, Swiss pada 18 Oktober 1908.

Sedangkan laga derby kota Milan ini tersaji di kasta teratas sepak bola Italia adalah saat Prima Categoria musim 1909.

Laga yang terjadi pada Januari 1909 itu berkesudahan untuk kemenangan AC Milan kembali yaitu kemenangan 3-2.

Setelah dua pertemuan tersebut, kedua tim selalu menampilkan penampilan terbaik pada setiap kompetisi yang mereka ikuti.

Dan laga pertama mereka di Serie A terjadi di ‘musim perdana’ Serie A yaitu pada musim 1929-1930.

Kali ini Inter Milan berhasil mengalahkan saudara tuanya dengan skor 1-2 di Milan.

Laga panas yang terjadi juga acap kali mempertemukan bintang lapangan masing-masing kesebelasan.

Pada tahun 1960-an, Derby della Madonnina mempertemukan dua bintang timnas Italia di EURO 1964 dan 1968 yang bermain untuk Inter & AC Milan.

Sandro Mazzola anak dari legenda Timnas Italia, Valentino Mazzola, membela panji kebesaran Inter Milan serta melawan Gianni Rivera.

Gianni Rivera adalah ‘Golden Boy’ AC Milan selama 19 musim terhitung sejak 1960 hingga musim 1979.

Uniknya, kedua pemain ini adalah para pemain yang memiliki tipe dan posisi bermain yang sama persis yaitu sebagai gelandang serang.

Momen-Momen Menarik Derby Madonnina

Beberapa momen-momen menarik yang terangkum ke dalam artikel ini adalah saat Sandro Mazzola mencetak gol cepat.

Bintang muda Inter Milan dan Timnas Italia menandai kiprah istimewanya dalam Derby Milan melalui gol cepat pada musim 1962-1963.

Saat itu laga baru berjalan 13 detik, putra dari Valentino Mazzola itu sudah menjebol gawang AC Milan.

Gol tersebut memecahkan rekor gol tercepat Jose Altafini (AC Milan) pada tahun 1961 dengan catatan gol 25 detik.

Selain itu, setelah era milenium juga banyak terdapat berbagai macam momen-momen memorable ketika kedua klub bertemu.

Laga Semifinal pada Liga Champions 2002/2003 akan menjadi kenangan luar biasa bagi Diavolo Rosso.

Sebelum mengalahkan Juventus di partai puncak Liga Champions 2003, skuat asuhan Carlo Ancelotti berhasil menundukan Inter Milan.

Dalam laga dua leg tersebut, AC Milan sukses mengalahkan saudara mudanya tersebut dengan agregat 1-1 (Milan unggul agresivitas gol tandang).

Lalu, momen yang tidak akan terlupakan berikutnya adalah ketika kerusuhan di perempat-final Liga Champions 204/2005.

Kerusuhan terjadi ketika wasit asal Jerman, Markus Merk menganulir gol dari Esteban Cambiasso dan membuat fans Inter berang.

Saat itu para tifosi Inter melemparkan kembang api atau suar ke dalam lapangan dan apesnya mengenai kepala kiper AC Milan, Nelson Dida.

Setelah itu, laga dihentikan dan Inter dinyatakan kalah WO plus larangan bermain tanpa dukungan suporter pada 4 laga UCL.

Dari laga itu, terciptalah foto ikonik Marco Materazzi dan Rui Costa yang bersebelahan menatap api dari flare.

Momen paling gres adalah ketika Coppa Italia pada Januari silam yang mempertemukan Romelu Lukaku (Inter Milan) dan Ibrahimovic.

Lukaku yang merasa mendapatkan perlakuan keras dari kapten AC Milan, Alessio Romagnoli mencoba melakukan klaim terhadap Romagnoli.

Ibrahimovic yang berdiri di dekat Lukaku melakukan gesture agar Lukaku segara diam.

Tidak puas dengan apa yang Ibra lakukan, Lukaku lantas mendatangi Ibrahimovic dan pertikaian keduanya tak terhindarkan.

Beruntung mereka sempat dipisahkan dan akhirnya mendapatkan kartu kuning di akhir babak pertama.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P