
Everton Meroket di Awal Musim dan Melempem Akhir-Akhir ini
Semua terlihat salah saat ini bagi Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United terkait rentetan kekalahan di musim ini.
Meskipun masih menjadi pemuncak Grup H di Champions League, namun performa The Red Devils di ajang lokal masih membuat geleng-geleng kepala.
Tim besutan Solskjaer ini hanya mendapatkan 1 poin di 4 laga kandang terakhir dan sudah kalah dari Crystal Palace, Arsenal dan Tottenham Hotspur dengan kekalahan memalukan 6-1.
Akibatnya, mereka berada di peringkat 15 klasemen sementara.
Lawan mereka di Premier League akhir pekan ini adalah Everton yang saat ini nangkring di posisi 4.
Apakah dan haruskah Manchester United tetap bersama Solskjaer jika mereka kalah di Goodison Park?
Bisakah Solskjaer mengembalikan semua keterpurukan ini?
The Toffees meroket di awal musim dengan mengalahkan Tottenham, West Brom, Crystal Palace dan Brighton.
Berkat poin maksimal tersebut, pasukan Carlo Ancelotti sempat berada di puncak klasemen Premier League sampai sebelum jeda internasional bulan Oktober.
Hasil seri dramatis 2-2 dalam Derby Merseyside melawan Liverpool sempat menguatkan posisi mereka.
Namun, banyaknya pemain kunci yang cedera dan dihukum karena kartu merah membuat penampilan Everton menurun.
Tim biru asal kota Liverpool ini kalah 2 kali secara beruntun di kandang lawan, yaitu Southampton dan Newcastle.
Berkat hasil tersebut, kini mereka berada di peringkat ke empat.
Baca juga: 10 Transfer Pemain ke Premier League Terbaik di Deadline Transfer 2020
Manchester United Harus Mewaspadai Dominic Calvert-Lewin
Penyerang produktif Dominic Calvert-Lewin sedang dalam sorotan dunia di awal musim ini.
Pemain berkebangsaan Inggris ini mencetak 11 gol di 9 pertandingan untuk The Toffees di musim ini.
Mantan pemain Sheffield United ini memiliki jumlah gol yang sama dengan Son Heung-min di puncak pencetak gol terbanyak Premier League dengan 8 gol.
Calvert-Lewin juga mencetak hattrick kala berjumpa dengan West Brom.
Dipanggil untuk tim nasional Inggris di bawah arahan Gareth Southgate, Calvert-Lewin langsung menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Calvert-Lewin mencetak 1 gol ketika Inggris menang 3-0 melawan Wales dalam ajang persahabatan.
Banyak yang menyebut Calvert-Lewin adalah Fillipo Inzaghi-nya Ancelotti.
Inzaghi adalah penyerang andalan Ancelotti ketika di AC Milan dengan mencetak banyak gol.
Hal tersebut didukung dengan catatan 19 dari 43 gol yang dicetak Calvert-Lewin datang ketika bermain untuk Ancelotti.
Padahal, Ancelotti baru menukangi Everton sejak Desember 2019.
Simpang-Siurnya Nasib Solskjaer di Old Trafford
Tagar #OleOut langsung bertebaran di media sosial khususnya Twitter usai kekalahan memalukan 2-1 melawan Istanbul Basaksehir.
Terlepas dari hasil akhir, gaya bermain Manchester United di bawah Solskjaer dinilai tidak meyakinkan.
Dua gol yang tercipta saat kalah melawan klub asal ibu kota Turki yang baru berdiri tahun 2016 tersebut merupakan kesalahan mendasar Sekolah Sepak Bola (SSB).
Pendukung Manchester United pun terbelah menjadi 2 kubu, yaitu pro Solskjaer dan kontra Solskjaer.
Solskjaer dinilai kurang mendapatkan dukungan penuh dari manajemen terkait perekrutan pemain dan masih layak diberikan waktu.
Media asal Inggris, Sky Sports mengabarkan bahwa Ed Woodward selaku executive vice-chairman dan perwakilan Manchester United masih mempercayakan tongkat kepemimpinan skuad kepada dirinya.
Di sisi lain, manajer asal Norwegia itu dinilai tidak lebih baik dari Mauricio Pochettino, mantan manajer Tottenham Hotspur yang saat ini sedang menganggur.
Namun, outlet berita Manchester Evening News mewartakan bahwa Manchester United sudah melakukan kontak secara intens untuk mendatangkan Pochettino.
Terlebih lagi, seusai laga melawan Everton akan ada jeda internasional selama 2 minggu dan waktu tersebut dinilai cukup bagi Pochettino untuk memperkenalkan diri kepada skuad The Red Devils.
Laga melawan Everton akan menjadi perjuangan hidup dan mati Solskjaer di Manchester United.
Menurut pembaca Peluit Panjang, haruskah Manchester United tetap bersama Solskjaer? Atau mencari manajer lain? Atau mendatangkan Pochettino? Silahkan komentar di bawah.
