
Indonesia Menuju Kejuaraan Antar Negara Benua Asia di Tiongkok
Timnas Indonesia akan memulai langkah mereka menuju Piala Asia 2023 di Tiongkok pada jeda internasional Oktober 2021.
Langkah awal mereka adalah melawan Tiongkok Taipei dalam laga Pra-Kualifikasi Piala Asia 2023 pada 7 & 11 Oktober di Buriram, Thailand.
Laga tersebut berjalan dua leg dan kedua laga tersebut terpusat di stadion Buriram, Chang Arena atau The Thunder Castle.
Langkah berat Timnas Indonesia itu terjadi karena saat Kualifikasi Piala Dunia 2022, skuat asuhan Shin Tae-Yong tercecer di juru kunci.
Berkat hasil tersebut, Indonesia terpaksa menjalani laga play-off bersama 3 negara lain guna memperebutkan 2 tiket menuju kualifikasi Piala Asia.
Sejumlah 4 negara yang mengikuti play-off ini adalah Kamboja, Guam, Tiongkok Taipei dan Indonesia.
Dalam laga leg pertama, 7 Oktober di Chang Arena, Rachmat Irianto dan kawan-kawan sukses mengungguli Taipei dengan skor 2-1.
Dua gol kemenangan Garuda Merah-Putih berasal dari kaki seorang pemain muda berbakat Ramai Rumakiek (19 tahun) & sang kapten, Evan Dimas.
Sayangnya, gawang Indonesia kawalan Muhammad Riyandi harus kecolongan satu gol di menit 90 lewat sontekan Heng-Pin Hsu.
Melihat dari statistik, Egy Maulana selaku pengganti Rumakiek yang cedera, berhasil melepaskan 5 tembakan tepat sasaran.
Kemudian, Syahrian Abimanyu yang bermain dari bangku cadangan juga memiliki beberapa peluang emas.
Namun, ketangguhan kiper Taipei, Shin-an Shih, menjadi sandungan.
Laga kedua dari kedua negara tersebut akan berlangsung pada hari Senin, 11 Oktober di tempat yang sama dengan laga pertama.
Shin Tae-Yong menargetkan hasil maksimal kembali dengan pemain yang optimal agar Indonesia bisa lolos ke Kualifikasi Piala Asia.
Apabila lolos ke Kualifikasi Piala Asia, Indonesia dan pemenang laga Kamboja kontra Guam sudah ditunggu oleh 22 negara lain untuk memperebutkan sisa tiket yang tersedia.
Indonesia mematok lolos ke Piala Asia 2023 di mana terakhir kali mereka lolos ke ajang tersebut adalah pada 2007.
Kala itu, Indonesia, Thailand, Vietnam dan Malaysia lolos sebagai tuan rumah kejuaraan 4 tahun antar negara terbaik di Asia.
Lalu, bagaimana kiprah Indonesia selama mengikuti Piala Asia?
Indonesia terhitung sudah 4 kali berpartisipasi selama kejuaraan Piala Asia berlangsung.
Berikut adalah daftar perjalanan Indonesia di Piala Asia.
Piala Asia 1996 (UEA) – Gol Terbaik Sepanjang Masa Turnamen Ini, Lahir dari Indonesia!
Indonesia pertama kali mengikuti kejuaraan antar negara Asia atau Piala Asia adalah pada gelaran tahun 1996 di Uni Emirat Arab.
Negara kita tidak termasuk dalam tim unggulan, sehingga terdampar di grup neraka bersama tuan rumah Uni Emirat Arab, Korea Selatan dan Kuwait.
Indonesia datang ke Piala Asia 1996 dengan kekuatan terbaiknya, termasuk duet striker menjanjikan Ronny Wabia dan Widodo Cahyono Putro.
Kombinasi pemain senior dengan mayoritas anak muda menjadi kunci Indonesia dalam memberikan perlawanan terhadap kontestan lain.
Pelatih Indonesia saat itu, Muhammad Danurwindo berkilah ingin membuktikan hasil pelatihan pemain-pemain muda di Eropa.
Dalam laga pertama, Garuda Merah-Putih langsung menggebrak dengan lesatan dua gol Widodo Cahyono dan Ronny Wabia.
Sejarah tinta emas berhasil Indonesia tulis ketika itu.
Tepatnya, saat kejadian gol indah Widodo kontra Kuwait.
Hal tersebut terbukti dari berhasilnya gol Widodo menjadi gol terbaik di Asia pada tahun 1996.
Bahkan, gol tersebut menjadi yang terbaik sepanjang gelaran Piala Asia menurut pemungutan suara secara daring dari AFC. Kamu bisa menonton cuplikan golnya pada video di bawah ini.
Menerima crossing atau umpan silang manis dari Wabia, WCP (sapaan akrab Widodo) melakukan tembakan bicycle-kick atau salto yang menghujam gawang Kuwait.
Sayang, unggul dua gol tidak dapat dimanfaatkan oleh Agung Setyabudi dan kawan-kawan.
Pasalnya, Kuwait berhasil menyamakan kedudukan.
Piala Asia 1996 pun menjadi debut pertama kiper plontos legendaris Timnas Indonesia, Hendro Kartiko.
Hendro Kartio masuk menggantikan Kurnia Sandy di laga awal karena menderita cedera.
Pada laga kedua, duet Ronny Wabia dan Widodo CP tetap menggila dengan masing-masing satu gol ketika melawan Korea Selatan.
Sayangnya, dalam laga tersebut, mereka harus kalah dari Taeguk Warriors yang saat itu diperkuat oleh pelatih Indonesia sekarang, Shin Tae-Yong.
Indonesia merangkum 1 point hasil dari 1 kali imbang dari Kuwait dan dua kekalahan dari Korea Selatan serta Uni Emirat Arab dalam debut Piala Asia mereka.
Piala Asia 2000 (Lebanon) – Pelajaran Berharga untuk Garuda
Kejuaraan selanjutnya adalah 4 tahun kemudian di Lebanon dengan Nandar Iskandar sebagai pelatih utama Merah-Putih.
Nandar Iskandar kala itu membawa nama terbaik seperti Hendro Kartiko, Djet Donald La’ala, Bima Sakti dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Akan tetapi, sayangnya, Seto Nurdiyantoro dan kawan-kawan tidak mampu memberikan hasil yang maksimal di Lebanon saat itu.
Uniknya, mereka tergabung dalam grup yang komposisinya hampir sama dengan Piala Asia di Uni Emirat Arab.
Indonesia tergabung dengan Kuwait, Korea Selatan serta Tiongkok.
Skuad piala Asia tahun 2000. Bintang pada masanya. 20 tahun kemudian, saat pemain lain sudah menjadi pelatih/asisten pelatih di klub/Timnas, Ismed Sofyan masi bermain di Liga Indonesia. #legend pic.twitter.com/oP4EehEApp
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) August 13, 2020
Bertanding di Stadion Olimpiade Tripoli, 85 km sebelah utara ibu kota Beirut, Ismed Sofyan cs tidak bisa berbicara banyak.
Sempat menaruh asa ketika berhasil bermain imbang tanpa gol dengan Kuwait, setelah itu Indonesia menjadi bulan-bulanan lawannya.
Tiongkok dan Korea Selatan membabat Indonesia dengan skor masing-masing 4-0 dan 3-0.
Lagi-lagi, Indonesia gagal berbicara banyak di kejuaraan 4 tahun antar negara-negara terbaik di Asia ini.
Selain itu, Indonesia juga tidak meneruskan catatan unik seperti di Piala Asia sebelumnya, yaitu gol indah.
Piala Asia 2004 (Tiongkok) – Kemenangan Pertama Bagi Merah-Putih
Pada tahun 2004, Indonesia kembali ikut serta dalam Piala Asia dan menjadi partisipasi ketiga berturut-turut untuk anak asuh Ivan Kolev.
Dengan persiapan lebih keras dan metode khas Eropa Timur ala Ivan Kolev, Indonesia diprediksi akan akan bermain secara optimal.
Dengan materi pemain terbaik di Liga Indonesia, seperti gerbong asal klub Persija Jakarta yaitu Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, Ardi Warsidi, Aples Tecuari, Budi Sudarsono, Agus Indra Kurniawan dan Ismed Sofyan.
Saat itu, Persija menjadi tim dengan penyumbang pemain terbanyak (7) pada gelaran Piala Asia.
Selain itu, ada nama Ismed Sofyan, Hamka Hamzah, Budi Sudarsono, Ponaryo Astaman dan Agus Indra Kurniawan membuat tim ini lebih solid.
Hasilnya dalam laga pembuka Indonesia memperoleh kemenangan.
Kemenangan tersebut menjadi sejarah, yaitu kemenangan pertama Indonesia di sepanjang gelaran Piala Asia.
Kala itu, Qatar menjadi korban Indonesia dengan skor 2-1.
#OTD in 2004, Indonesia beat Qatar 2-1 in the #AsianCup2004.
Their first-ever win in the AFC Asian Cup Finals! pic.twitter.com/gCjgFwtdNA— #AsianCup2023 (@afcasiancup) July 18, 2020
Nama Ponaryo Astaman dan Budi Sudarsono terpampang di daftar pencetak gol hari itu.
Kekalahan tersebut membuat pelatih Qatar saat itu, Philippe Troussier asal Prancis, angkat koper lebih dini dari kontrak semula karena mengalami pemecatan.
Sayangnya, harapan untuk lolos ke fase grup hanya tersisa harapan saja.
Indonesia harus mengakui keperkasaan Tiongkok dan Bahrain di 2 pertandingan kemudian.
Melawan Tiongkok, Indonesia keok 5 gol tanpa balas.
Kemudian, pasukan Ivan Kolev menyerah 3-0 dari Bahrain di pertandingan terakhir fase grup.
Pada saat itu, Indonesia hanya mampu meraih kemenangan pertama sepanjang sejarah Piala Asia, belum sampai ke tahap lolos ke fase gugur.
Catatan baiknya adalah, gol Ponaryo Astaman melawan Qatar tercatat sebagai salah satu gol terindah dalam kejuaraan tersebut.
Tendangan Roket dari Popon (panggilan akrab Ponaryo) sukses menghujam pojok kanan atas gawang Qatar pada menit ke 48.
Piala Asia 2007 (Indonesia, Vietnam, Thailand dan Malaysia) – Bukan Tuan Rumah Biasa
Piala Asia 2007 bisa dibilang sebagai turnamen paling memorable atau berkesan bagi pecinta sepak bola Tanah Air kita.
Bagaimana tidak, Indonesia bersama Vietnam, Thailand dan Malaysia menjadi tuan rumah bersama.
Kemudian, untuk pertama kalinya dalam penyelenggaraan Piala Asia, ada 4 negara menjadi tuan rumah bersama.
Indonesia tergabung di Grup D, lagi-lagi bersama Korea Selatan.
Kemudian, ada Bahrain dan Arab Saudi, yang melengkapi grup kita tersebut.
Dua nama terakhir adalah kekuatan terbaik di masing-masing wilayahnya.
Dukungan 88.000 penonton di setiap laga jelas menjadi kekuatan tersendiri bagi Bambang Pamungkas, Firman Utina, Charis Yulianto dan lain-lain.
Pada laga perdana, Indonesia berhasil menuntaskan dendam di Piala Asia 2004.
Bahrain bertekuk lutut dengan skor 2-1.
#OnThisDay 10 July 2007
Indonesia 2-1 Bahrain, di fase penyisihan Grup D Piala Asia 2007. Kalian ada yang nonton di Gelora Bung Karno waktu itu? Coba cerita! pic.twitter.com/yfS2wEcch2
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) July 10, 2020
Budi Sudarsono membuka keran gol Indonesia, setelah itu Bahrain sukses menyamakan kedudukan melalui sontekan Sayed Mahmood Jalal.
Pada babak kedua, Indonesia bermain lebih ofensif dan proaktif.
Hasilnya, Bambang Pamungkas berhasil membuat Indonesia leading atau memimpin pertandingan kembali.
Bepe 20 (sapaan akrab Bambang Pamungkas) berhasil mencocor bola depan gawang Bahrain memanfaatkan rebound ball alias bola muntah Firman Utina.
Dukungan langsung suporter setia Indonesia benar-benar menaikan gairah anak asuh Ivan Venkov Kolev guna lolos ke babak selanjutnya.
Sayang, pada dua laga selanjutnya, Indonesia gagal mendapatkan 1 poin pun.
Garuda Jaya terpaksa kalah dari Arab Saudi 2-1, gol Indonesia saat itu dicetak oleh Elie Aiboy.
Pada laga penutup, Korea Selatan berhasil menang melalui gol semata wayang Kim Jung-Woo pada menit 34.
Bagaimana dengan 2023 di Tiongkok?
Piala Asia edisi selanjutnya akan tersaji di negara berjuluk “negeri tirai bambu”.
Sebelum ke sana, Indonesia harus terlebih dahulu menyingkirkan Tiongkok Taipei di babak pra-kualifikasi.
Hanya butuh hasil imbang bagi pasukan Shin Tae-yong agar bisa melewati hadangan Tiongkok Taipei.
Setelah lolos dari babak pra-kualifikasi ini, Indonesia harus mengikuti kualifikasi agar bisa mengikuti Piala Asia 2023.
Sejumlah 22 tim sudah menunggu Indonesia untuk mengikuti ajang kualifikasi Piala Asia 2023 Tiongkok.
Berikut di bawah ini adalah daftar lengkap seluruh negara tersebut.
Here are the 2️⃣2️⃣ sides who will be participating in #ACQ2023 🤩👏
Meanwhile, 4️⃣ teams will compete in a play-off to secure the 2️⃣ remaining slots for the 24-team tournament! 💪#AsianQualifiers pic.twitter.com/qc7TiHzfLL
— #AsianCup2023 (@afcasiancup) June 16, 2021
Tajikistan, Uzbekistan, Kuwait, Bahrain, Turkmenistan, Yordania, Palestina, Malaysia, Filipina, Kirgistan, India, Thailand, Singapura, Mongolia, Afganistan, Hong Kong, Maladewa, Sri Lanka, Nepal, Myanmar, Yaman dan Bangladesh sudah menunggu di sana.
Pemenang antara Indonesia kontra Tiongkok Taipei serta Guam – Kamboja akan melengkapi 24 tim untuk memperebutkan 11 tiket Piala Asia 2023 di Tiongkok.
Mengapa 11 jatah negara saja dari 24 tim keseluruhan? Simak penjelasannya di bawah.
Pada edisi ke-18 ini, Piala Asia melanjutkan inovasi yang terbentuk saat gelaran ke-17 di Australia 2015.
Saat Piala Asia 2019, jumlah tim bertambah menjadi 24, setelah sebelumnya hanya berisi 16 negara.
Kini, pada Piala Asia 2023, jumlah tim tetap akan sama, yaitu 24 tim.
Namun, sudah ada 13 tim yang memastikan tempatnya di Piala Asia 2023.
Pertama, sudah jelas Tiongkok selaku tuan rumah menjadi tim pertama yang lolos.
Kedua, ada 12 tim lainnya yang lolos berkat kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar zona Asia babak kedua.
Rinciannya, 8 tim dari 8 grup berhak lolos ke Piala Asia berkat menjadi pemuncak klasemen kualifikasi Piala Dunia tersebut.
Delapan negara tersebut adalah Jepang, Suriah, Qatar, Korea Selatan, Australia, Iran, Uni Emirate Arab dan Arab Saudi.
Kemudian, 4 tim lainnya lolos berkat menjadi runner-up atau peringkat 2 terbaik di ajang tersebut.
Empat tim tersebut adalah Irak, Oman, Vietnam dan Lebanon.
