Pelatih Portugal Tidak Setuju
Pelatih tim nasional Portugal, Fernando Santos tidak bisa berhenti tersenyum ketika ditanya mengenai apakah timnya menjadi lebih kuat tanpa kehadiran Cristiano Ronaldo.
“Aku pikir tidak ada tim di dunia ini yang bisa tampil lebih baik tanpa kehadiran pemain terbaiknya,” kata Santos sebelum pertandingan melawan Swedia di ajang Nations League pada September 2020 lalu.
Pada pertandingan sebelumnya, Portugal berhasil menang dengan skor 4-1 melawan runner-up Piala Dunia 2018, Kroasia.
Tanpa kehadiran Ronaldo, para pemain seperti Bruno Fernandes, Bernardo Silva, Diogo Jota dan Joao Felix bermain luar biasa di lini serang Seleccao.
Akhirnya, Ronaldo menjawab keraguan dengan mencetak 2 gol melawan Swedia pada saat itu.
Sebulan kemudian, Santos harus menjawab lagi pertanyaan serupa tentang pemenang 5 kali Ballon d’Or.
Santos menegaskan bahwa Ronaldo adalah satu-satunya pemain yang tidak tergantikan di 11 pemain utama Portugal.
Meskipun begitu, banyak argumen menyatakan bahwa tim nasional Portugal akan jauh lebih cair secara permainan tanpa Ronaldo.
Ronaldo Pernah Libur Membela Timnas Selam 9 Bulan
Sang legenda berusia 36 tahun ini pernah disorot seluruh dunia akibat absen selama 9 bulan dari tim nasional Portugal.
Hal tersebut dilakukan oleh dia akibat gugurnya Portugal dari Piala Dunia 2018.
Selain itu, Ronaldo juga mengambil jatah liburan setelah dirinya baru pindah dari Real Madrid ke Juventus pada musim panas tersebut.
Enam pertandingan tanpa Ronaldo, Portugal berhasil tidak terkalahkan di Nations League dan berhasil berada di puncak klasemen, di atas Polandia dan Italia.
Pada Maret 2019, Ronaldo kembali ke sepak bola internasional.
Ronaldo berhasil membawa Portugal juara Nations League tahun itu.
Sesudah itu, selama 17 pertandingan sampai terakhir melawan Azerbaijan kemarin, Ronaldo berhasil mencetak 17 gol.
Main Aman dengan Cara Oper ke Ronaldo
“Ketika kamu bandingkan tim saat ini dengan tim 2016 saat menjuarai Piala Eropa, ada jarak yang besar antara talenta keduanya,” kata Tomas da Cunha, seorang pandit sepak bola untuk Eleven Sports dan TSF Radio.
“Kami sudah punya lebih banyak pemain kelas dunia saat ini, jadi Santos harus memikirkan bagaimana caranya mengeluarkan yang terbaik dari Ronaldo dalam poin ini tanpa harus mengorbankan para pemain bintang yang sedang naik daun.”
“Ketika Ronaldo tidak bermain, Portugal bermain lebih rileks dan tidak rumit, khususnya karena tidak ada anggapan bahwa ada pemain yang lebih besar ketimbang satu tim. Para kepingan ini cocok secara natural. Dengan Ronaldo, para pemain lain secara tidak sadar dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengoper bola kepadanya [Ronaldo].”
Dengan kehadiran Ronaldo, para pemain cenderung bermain aman dan terlalu mengandalkan dirinya.
Kreativitas dan cairnya serangan tidak sama lagi seperti sebelumnya.
Secara tidak mengejutkan, Portugal menjadi tim yang sudah bisa ditebak oleh lawan.
Portugal Pernah Alami Hal Serupa
Akhir tahun 1980an, Portugal pernah mengalami hal serupa.
Legenda mereka yang bermain di Atletico Madrid, Paulo Futre selalu berusaha sendirian untuk menciptakan gol ke gawang lawan.
“Penting untuk ingat bahwa Santos adalah seorang manajer yang resultadista [berdasarkan hasil], sesuatu yang menjelaskan apa yang dia inginkan dari Ronaldo, salah satu pemain paling handal dalam mencetak gol di sejarah sepak bola,” kata Rui Malheiro, seorang pandit sepak bola untuk RTP dan kolumnis untuk Record.
“Santos mengasumsikan bahwa Ronaldo akan menyelesaikan peluang, Portugal perlahan mulai mengubah permainan menjadi gol. Namun di lain sisi, jika kamu mengasumsikan semua pemain Portugal selalu punya bakat alami secara teknik, suka berkombinasi dan saling terhubung satu sama lain, artinya Portugal sedikit kehilangan akan hal itu dan juga kelincahan,” lanjutnya.
“Kebenarannya adalah semua tim yang menghadapi Portugal hari ini tahu bahwa bola akan mengarah kepada Ronaldo. Bahkan ketika kamu punya pemain seperti Felix, Jota, Bernardo dan lainnya, seperti Pedro Neto yang mulai muncul ke permukaan, tapi kamu tidak lihat mereka semua bisa memberikan operan terobosan dan bisa unggul dalam situasi satu lawan satu.”
“Apa yang Santos definisikan sebagai bermain baik itu jauh lebih penting untuknya daripada bermain secara indah.”
Banyak opini bahwa Santos hanya memainkan sepak bola efektif, tidak peduli dengan sepak bola indah sejak dirinya mengambil alih tim nasional Portugal dari tahun 2014.
Orang yang Tepat di Waktu yang Tidak Tepat
Ronaldo terbilang kurang beruntung berada di tim nasional Portugal.
Sebagai pemain paling sukses di Portugal dengan catatan 102 gol, Ronaldo terbilang datang di waktu yang tidak tepat untuk bermain bersama generasi emas seperti Luis Figo, Rui Costa, João Vieira Pinto, Fernando Couto dan Paulo Sousa.
Kemudian, Ronaldo pun juga terbilang terlalu terlambat untuk bermain dengan para bintang Portugal masa kini.
Meskipun begitu, setidaknya Ronaldo akan tetap berada di tim nasional sampai Piala Dunia 2022.
“Aku merasa itu sangat kontroversial untuk bilang bahwa sebuah tim tampil lebih baik tanpa pemain terbaiknya, terlebih ketika kamu tidak punya catatan bagus ketika bermain di ajang besar,” kata Sergio Pires, seorang wartawan dari Maisfutebol.
“Akan tetapi, ketika waktunya tiba, aku percaya Ronaldo akan cukup pintar untuk paham bahwa dia tidak akan bisa bermain sejak menit awal di semua pertandingan – walaupun hal tersebut sulit untuk dipahami karena mutu dirinya dalam permainan ini dan pengaruh besarnya tidak hanya dalam lapangan namun juga di luar lapangan.”
“Hal ini mulai terlihat seperti masalah politis, sesuatu yang membutuhkan sebuah pertemuan untuk mencapai sebuah kesepakatan untuk mempersiapkan strategi menghadapi pensiunnya Ronaldo dari tim nasional. Aku tidak merasa bahwa dia akan tetap bertahan apabila tidak berkontribusi seperti yang sudah dia selalu lakukan. Itu semua tergantung dari bagaimana Portugal bermain di Piala Eropa dan Piala Dunia.”
Kehebatan Ronaldo Mulai Pudar?
Pada pertandingan terbarunya, Ronaldo tentunya tidak akan puas dengan performanya.
Laga pembuka kualifikasi Piala Dunia 2022 Qatar di zona Eropa dari Portugal harus berakhir mengecewakan.
Azerbaijan memang berhasil dikalahkan, namun hanya dengan skor 0-1 dan dicetak melalui bunuh diri pemain lawan.
Terlebih lagi, Ronaldo membuat total 8 tembakan di mana hanya 3 yang mengarah ke gawang, sisanya tidak tepat sasaran (2) dan berhasil diblok lawan (3).
Memang betul bahwa semua rekan Ronaldo bertanggung jawab akan keringnya keran gol yang harusnya terkucur di pertandingan itu.
Namun Ronaldo tetaplah Ronaldo, yaitu seorang kapten dan salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang masa.
Kalau terus-terusan seperti ini, mungkin ada betulnya juga bahwa tim nasional Portugal bermain jauh lebih baik ketika Ronaldo tidak ada di lapangan.
Pingback: Piala Dunia 2022 di Qatar akan Diboikot?
Pingback: Hancur Pada 2017, Kini Timnas Italia Bangkit Bersama Roberto Mancini
Pingback: 10 Penyerang Terbaik di Dunia Tahun 2021
Pingback: Liga Super Eropa: Wawancara dari Presiden Real Madrid, Florentino Perez