
Motivasi Tuchel untuk Havertz
Thomas Tuchel sudah membicarakan apa yang dia katakan kepada Kai Havertz sebelum penampilan gemilangnya saat mengalahkan Crystal Palace dan bersikeras bahwa setiap pemain di skuadnya harus tampil di penampilan terbaiknya secara konsisten agar tetap berada di tim.
Sejauh ini, penampilan Havertz saat berseragam Chelsea mungkin adalah yang terbaik sampai hari ini, ketika The Blues menang 1-4 di Selhurst Park.
Pemain muda asal Jerman tersebut berhasil mengakhiri pertandingan dengan 1 gol dan 1 assist untuk pertama kalinya di sebuah pertandingan Premier League.
Tuchel bersikeras bahwa Havertz masih bisa mengeluarkan penampilan yang lebih baik, namun dirinya masih menunggu konsistensi.
Tuchel juga senang dengan penampilan Havertz dan mengungkapkan apa yang dia katakan kepada pemain berusia 21 tahun ini sebelum pertandingan sehingga pemain bernomor punggung 29 ini bisa bermain luar biasa.
“Aku tidak bisa bilang level apa yang akan diraih atau seberapa cepat dia bisa melakukannya,” kata Cuhel.
“Aku hanya bisa mengulang, ketika dia beranjak dari zona nyaman, tepatnya ketika dia pindah klub dari Leverkusen ke Chelsea, dia jelas ingin tantangan untuk dirinya dan saat ini terserah kepada dia untuk menunjukkan kualitasnya.”
Havertz Bukan Diego Costa
“Dia sudah menunjukan hal tersebut ketika melawan tim kuat seperti Everton dan Liverpool.”
“Dia kesulitan ketika menghadapi Porto dan apa yang aku ucapkan sangatlah mudah: ‘main dan tunjukkanlah bahwa kamu bisa melakukan yang lebih baik dan bertarunglah untuk tempatmu di tim, kamu dapat kesempatan kedua.”
“Dia tahu bahwa dia harus lebih buas dalam penyelesaian akhir karena dia punya kualitas lebih di sana dan aku ingin dia mengatakan hal itu.”
“Dia memiliki kelebihan dalam mengendalikan bola, menahan bola di situasi sulit, sedikit berlari di posisi tinggi untuk mencetak gol atau memberikan assist.”
“Dia harus menunjukkan dan menunjukkan dan menunjukkan, bahwa ini adalah kehidupannya sebagai pemain menyerang di Chelsea.”
Tuchel juga bersikeras bahwa Havertz harus dinilai dari kemampuannya sendiri, tidak dibandingkan dengan para pemain lain dengan talenta dan kepribadian yang berbeda karena penting untuk menilai bahwa pendekatan Havertz yang lebih tenang di lapangan bukan karena dirinya kekurangan semangat bermain.
“Dia bukanlah pemain yang penuh emosi dan perlu bertarung setiap saat dengan lawan untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya,” jelas Tuchel.
“Dia bukan Diego Costa dan aku tidak akan pernah meminta dirinya berubah menjadi pemain seperti itu.”
Babak Pertama yang Luar Biasa
“Kamu tidak usah bingung dengan bahasa tubuhnya [Havertz] dengan berpikir bahwa dia tidak memberikan segalanya.”
“Dia adalah karakter yang sangat bangga dan dia sangat paham akan kemampuan dirinya dan dia siap untuk menunjukan hal itu.”
“Apa yang bisa kita minta dari dirinya adalah kualitas, karena dia memiliki itu dan dengan hal itu kami harap dia bisa membantu tim dan menjadi pemain yang penting jika dia bisa mengatakan hal itu secara rutin.”
Meskipun begitu, ini bukan hanya Havertz dan Tuchel yang saling mendorong untuk memberikan yang terbaik, namun juga secara rutin.
Perlu diketahui bahwa di setiap tim akan selalu ada kompetisi untuk perebutan tempat di 11 pemain utama.
“Ada para pemain di posisi yang sama yang mana mereka harus tampil, sesederhana itu.”
“Para pemain berkarakter menyerang dan para pemain berkarakter bertahan, mereka tahu jika mereka tampil baik maka mereka akan bermain untuk Chelsea.”
“Ini adalah momen untuk menunjukan kualitas kamu dan terus menunjukkannya.”
“Kami bermain sangat bagus melawan Crystal Palace.”
“Ini adalah langkah besar bagi kami untuk mendapatkan kemenangan, akan tetapi pertandingan hari Selasa adalah tantangan baru lagi melawan Porto.”
“Sampai saat itu, para pemain sangat ingin menunjukan bahwa mereka siap untuk dihadiahi beberapa menit.”
Calon Juara Champions League
Mantan gelandang Chelsea, Michael Essien berpikir bahwa tim besutan Tuchel ini bisa tampil sangat jauh dan menjuarai Champions League.
Chelsea berada di posisi yang sangat aman dengan keunggulan dua gol melawan Porto terkait kemenangan mereka di leg pertama babak perempat final di Seville pada Rabu malam minggu lalu.
Jika mereka bisa meraih hasil positif di Estadio Ramon Sanchez-Pizjuan, The Blues akan berhadapan lawan antara Real Madrid atau Liverpool di babak semifinal.
Essien yakin bahwa Chelsea bisa berjaya dan mengulangi kesuksesan 2012.
Berbicara kepada talkSPORT, Essien berkata: “Aku rasa mereka bisa menjuarainya. Jika mereka memenangkan Champions League, hal tersebut akan menjadi pencapaian yang luar biasa untuk para pemain dan klub.”
Essien adalah bagian dari skuad Chelsea yang menjuarai Champions League pada tahun 2012 ketika final diselenggarakan di Munich, Jerman, melawan Bayern Munich.
Essien memuji kontribusi Tuchel sejak datang pada Januari 2021 lalu di mana The Blues tampil gemilang di Premier League, Champions League dan FA Cup.
Essien menambahkan: “Dia datang dan melakukan pekerjaan yang luar biasa saat ini. Aku pikir dia adalah orang yang tepat untuk tim.”
“Kita hanya butuh untuk mendukungnya dan berharap yang sangat terbaik untuknya.”
“Semoga, dia bisa melanjutkan pekerjaan yang dia lakukan saat ini dengan klub dan para pemain yang dia punya.”
Tuchel sangat senang melihat reaksi dari pemain yang ditunjukan merespon kekalahan yang sangat memalukan dari West Brom.
Andil Besar Havertz
Dengan tampil gemilangnya Havertz, fans Chelsea bisa mulai berharap tim kesayangannya bisa tampil sejauh mungkin di Champions League.
Dalam 5 pertandingan Havertz terakhir di mana dirinya bermain sejak menit awal, untuk klub dan tim nasional Jerman, Havertz berhasil mencetak 2 gol dan membuat 2 assist.
Penampilan babak pertama Havertz saat melawan Crystal Palace pun mungkin adalah penampilan terbaiknya sepanjang karir di Chelsea.
Selama 45 menit tersebut, Havertz sudah mencetak 1 gol, membuat 1 assist, membuat 2 peluang, 100% dribble sukses (1) dan 2 kali mendapatkan bola dari lawan.
Havertz mengakhiri babak pertama melawan Crystal Palace dengan akurasi operan terbaik dari siapa pun di lapangan, sebuah statistik yang sangat langka mengingat dirinya beroperasi di sepertiga akhir lapangan lawan.
Havertz juga menjadi pemain dengan jangkauan terbanyak di lapangan, dengan dirinya berhasil berlari sepanjang 11,39 kilometer.
Gol melawan Crystal Palace dilakukan oleh Havertz menggunakan teknik dan ketenangan yang tinggi, sesuatu hal yang belum tentu dimiliki oleh penyerang lain, misal Timo Werner yang sedang mengalami paceklik gol.
Padahal, posisi Havertz selama karirnya adalah seorang gelandang serang.
Ini adalah pertandingan ketiga di mana Havertz bermain sebagai penyerang dengan peran false 9, di mana dua pertama adalah melawan Barnsley di FA Cup (Havertz hattrick) dan melawan Everton di Premier League di mana Havertz juga bermain luar biasa meskipun tidak mencetak gol.
Tuchel meyakini bahwa Havertz ini adalah pemain gabungan antara gelandang dan penyerang.
“Dia sangat nyaman berada di kotak penalti, dia sangat nyaman berada di posisi yang tinggi, dia sangat bagus dalam sundulan yang bersifat menyerang.”
“Dia memiliki timing untuk datang di kotak penalti yang bagus, penyelesaian akhir yang bagus, ketenangan yang bagus di kotak, di sekitar kotak, jadi dia adalah pemain di antara peran nomor 9 dan nomor 10.”
Mental Havertz ini terbukti cukup kuat menghadapi banyak tekanan.
Mulai dari biaya transfer yang sangat mahal, pergantian 2 pelatih kepala serta kritikan dari banyak sisi terkait performanya.
Nyatanya, Havertz mulai menunjukan kemampuan terbaiknya.
Apabila terus menunjukan konsistensi seperti itu, maka bukan tidak mungkin kita akan melihat Havertz mengangkat trofi Si Kuping Besar alias piala Champions League di akhir musim 2020-2021 ini.
