Connect with us

Artikel Top Peluit

Yusuf Yazici: Pemain Muda Lille, Kunci Perburuan Gelar Ligue 1 Perancis

Peta Persaingan Ligue 1 Perancis

Dominasi Paris Saint-Germain dalam perebutan gelar liga domestik mendapat banyak persaingan ketat dari Lille yang memiliki poin yang sama di klasemen sementara.

Gelandang serang muda asal Turki milik Les Gones, Yusuf Yazici tampil gemilang meskipun banyak mengalami masa-masa sulit di awal karirnya di Perancis.

Awal Karir di Turki

Yazici lahir pada 29 Januari 1997 di Trabzon, Turki.

Pemain bertinggi 183 cm dan berat 74 kg ini menghabiskan masa mudanya di sebuah daerah di timur laut Turki, yaitu Trabzon.

Pada usia 9 tahun, Yazici dipantau dan direkrut oleh klub Turki, Trabzonspor, terus berkembang di tim muda sampai berusia 17 tahun.

Pemain ini masuk ke tim senior di musim 2015-2016.

Catatan 6 pertandingan berhasil dibuat oleh Yazici di musim tersebut, di mana dirinya lebih sering bermain di gelandang tengah.

Tahun 2016, tepatnya 8 Mei, Yazici berhasil mencetak 1 gol dan membuat 4 assist saat melawan Rizespor.

Yusuf Yazici saat masih di Trabzonspor

Saat itu, Yazici menjadi pencetak gol termuda di Turki musim itu.

Tahun 2016, Yazici menjalani debut bersama tim nasional Turki U-19 dan U-21 sekaligus.

Setahun kemudian, Yazici menjalani debut bersama tim nasional senior Turki di kemenangan 4-1 melawan Kosovo dalam pra-kualifikasi Piala Dunia.

Total, Yazici sudah mengoleksi 27 caps dengan catatan 1 gol dan 5 assist.

Selama 4 musim berseragam Trabzonspor, pemain tim nasional Turki ini bermain sebanyak 100 kali dengan catatan 22 gol dan 21 assist.

Musim kunci Yazici terjadi pada 2017-2018 dengan mencetak 10 gol dan membuat 5 assist, hanya kalah kontribusi gol dari Burak Yilmaz.

Saat ini, keduanya bertemu lagi di Lille.

Kepindahan ke Perancis

Berdasarkan Skor, media berita id Turki, pada awal musim 2018-2019, Yazici sudah dapat banyak tawaran dari klub-klub Eropa.

Berusia 21 tahun saat itu, fokus Yazici di klub jadi terganggu.

Akhirnya, Yazici hanya bisa mencetak 4 gol dan 2 assist di Süper Lig, Liga Turki.

Sebagai gelandang serang, Yazici cukup mampu beradptasi di banyak posisi.

Yazici saat pindah ke Lille

Sampai tulisan ini dibuat, Yazici sudah bermain 79 kali di gelandang serang, 16 kali di gelandang tengah, 16 kali di sayap kanan, 9 kali di sayap kiri, 3 kali di penyerang lubang dan 6 kali di penyerang tengah.

Sebagai kualitas individu, Yazici dinilai masih bisa dikembangkan lagi saat masih di Turki.

Yazici dikenal sebagai pemain yang handal dalam mencetak gol, namun terlalu sering melakukan tembakan jarak jauh yang kurang efektif.

Pada musim panas 2019, Yazici menjadi pemain termahal yang pernah dijual oleh Trabzonspor.

Biaya sebesar 19 juta euro atau sekitar Rp 296 miliar saat itu.

Trabzonspor akan menerima 20% dari hasil penjualan di masa depan apabila Yazici ditransfer oleh klub lain.

Kesulitan Beradaptasi

Yazici datang ke Perancis bersamaan dengan Victor Osimhen, Renato Sanches dan Benjamin Andre berkat uang penjualan Nicolas Pépé ke Inggris, Arsenal.

Namun, Yazici kesulitan beradaptasi di awal karir di Lille.

Yazici kesulitan untuk menghadapi permainan fisik dan pressing ketat di Ligue 1.

Saat bermain di Turki, Yazici sering diberikan waktu yang banyak untuk memegang bola.

Namun, di Perancis, permainan lebih banyak dilakukan dengan gerakan tanpa bola.

Butuh waktu sebulan untuk Yazici bermain sejak menit awal, yaitu saat Lille menang 2-0 melawan Strasbourg di akhir September.

Christopher Galtier selaku manajer pun angkat bicara mengenai performa anak barunya itu.

“Dia meninggalkan negaranya, teman-temannya dan keluarganya. Dia tidak terlalu siap untuk musim ini karena proses transfer yang lama. Yusuf harus mencerna perubahan dan beradaptasi di Perancis. Aku yakin dia akan menunjukkan potensinya secepatnya.”

Benar saja, setelah dalam 10 pertandingan tidak memberikan gol atau membuat assist, Yazici langsung menyumbangkan 4 assist dan 1 gol di 8 pertandingan selanjutnya.

Sayangnya, Yazici harus mengakhiri musim terlebih dahulu.

Cedera cruciate ligament rupture membuatnya absen 128 hari dan melewatkan 21 pertandingan terhitung mulai dari 21 Desember 2019.

Pada akhirnya, musim debutnya di 2019-2020 berakhir dengan catatan 25 penampilan, 4 assist dan 1 gol.

Musim Kedua Penuh Gol

“Setiap malam selalu gelap, sebelum akhirnya matahari terbit,” kata Yazici mengenai masa-masa sulitnya menghadapi cedera.

Tadinya, Yazici akan absen dalam Euro 2020 karena cedera.

Namun, karena pandem virus corona dan Euro 2020 diundur di tahun 2021, peluang Yazici kembali terbuka lebar dan semakin fokus dengan penyembuhan.

Musim ini, Yazici menemukan performa terbaiknya.

Sebagai penyerang tengah dan berperan sebagai deep-lying-forward atau semacam false 9, Yazici akhirnya menemukan konsistensi.

Menariknya, Yazici justru menemukan performa di ajang Liga Eropa, di mana di sana dirinya juga kerap kesulitan.

Dalam 2 laga awal, Yazici mencetak 6 gol dari 2 hattrick melawan Sparta Praha dan wakil Italia, AC Milan.

Yazici hattrick vs Milan Liga Eropa 2020

Yazici adalah seorang pemain berkarakter menyerang yang mengerikan untuk lawan.

Meskipun dirinya gagal mencetak gol atau membuat assist, dirinya terbukti sering menciptakan peluang.

Sejauh ini, Yazici sudah menciptakan 47 peluang dari total 24 penampilan musim ini.

Dari 24 penampilan musim 2020-2021 sejauh ini, Yazici sudah mencetak 11 gol dan 4 assist di semua kompetisi.

Apabila Yazici terus berpenampilan baik seperti ini, bukan tidak mungkin Trabzonspor bisa mendapatkan uang yang banyak dari klausul penjualan 20%.

Untuk Lille, Yazici bisa menjadi poros dari sistem permainan Les Gones yang berakhir juara Ligue 1 pertama sejak 2011.

2 Comments

2 Comments

  1. Pingback: Joshua Zirkzee Bisa Selamatkan Parma

  2. Pingback: Rivalitas Arsenal-Manchester United Sudah Mereda

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LIKE US ON FACEBOOK

P